Seo Joon, Ji Won, Chanyeol, dan Sooyoung memutuskan untuk makan malam di luar hari ini. Entah dalam rangka apa pria paruh bayah itu mengajak mereka makan malam di sebuah restaurant bintang lima. Karena walaupun mereka keluarga yang berada, Seo Joon biasanya bukan tipekal orang yang senang menghamburkan uang.
Bahkan ia mengatakan kepada Sooyoung untuk berpakaian yang cantik. Dan benar saja, gadis itu tampak manis mengenakan dress dengan motif dedaunan dan rambut yang ia biarkan terurai.
"Bu, mengapa ayah mengajak makan di luar? Ini tidak biasanya."
Ucap Sooyoung sembari membolak-balik halaman buku menu. Ji Won menoleh dan tersenyum, ia mengusap pelan punggung anak gadisnya.
"Nanti juga kau akan tau."
Sahut Ji Won setengah berbisik membuat Sooyoung mengernyitkan alisnya bingung. Setelah terduduk untuk beberapa saat, mereka tak memesan menu apapun. Lebih tepatnya menunda untuk memesan. Karena Seo Joon mengatakan ada tamu yang harus mereka tunggu kedatangannya.
Sekitar 15 menit lamanya, dua orang pria dan seorang wanita datang menghampiri meja mereka. Seo Joon tersenyum ramah dan bangkit diikuti oleh ketiga anggota keluarganya.
"Maaf jalanan sedikit macet. Apa kalian menunggu lama?"
Ujar salah seorang pria tadi dan Seo Joon tersenyum kemudian menjawabnya dengan gelengan kecil. Ia mengalihkan pandangannya kearah Ji Won, Chanyeol, dan juga Sooyoung.
"Perkenalkan, ini Ji Won istriku, ini Chanyeol anak pertamaku, dan ini Sooyoung anak bungsuku."
Ucap Seo Joon memperkenalkan mereka. Pria paruh baya itu pun tersenyum menyapa ketiganya.
"Semuanya, ini Cha Seung Won, teman baik ayah sejak masih kuliah. Saat ini dia adalah kepala di kejaksaan agung."
"Hei, tidak perlu menyebutkan pekerjaanku juga."
Ucap Seung Won membuat Seo Joon terkekeh pelan.
"Oh? Kau pasti Eun Woo kan? Wah kau sudah besar."
"Halo apa kabar."
Sapa pria yang baru saja disebut namanya itu. Ia tersenyum ramah dengan matanya yang nyaris tak terlihat.
"Ayo duduk."
Ajak Seo Joon pada akhirnya. Mereka berbincang cukup lama, membicarakan banyak hal. Seo Joon dan Seung Won yang asik membicarakan hukum-hukum yang berlaku di Korea, Ji Won dan Ha Neul (istri Seung Won) yang membicarakan pengalaman menjadi seorang ibu, serta Eun Woo, Chanyeol, dan Sooyoung yang hanya diam menyimak pembicaraan mereka hingga menu hidangan yang di pesan tiba di meja mereka.
Tak ada percakapan selama acara makan, yang terdengar hanyalah suara pisau dan garpu yang tidak sengaja beradu dengan piring. Hingga kini mereka menikmati hidangan penutup.
"Chanyeol saat ini bekerja dimana?"
Tanya Seung Won membuka pembicaraan. Chanyeol menegakkan posisi duduknya dan tersenyum tampan.
"Saya bekerja di dinas pariwisata paman."
"Wah itu bagus. Bagaimana rasanya menjadi seorang pegawai negeri?"
"Lumayan melelahkan tetapi juga cukup menyenangkan."
Sahut Chanyeol dan Seung Won menanggapinya dengan anggukan. Ia mengalihkan pandangannya pada Sooyoung yang tampak asik menikmati hidangannya.
"Lalu Sooyoung, apa yang sedang kau tekuni saat ini? Apa kau sudah bekerja atau masih kuliah?"
"Saya masih kuliah paman. Sudah memasuki semester akhir."
"Benarkah? Mengambil jurusan apa?"
"Desain Interior."
Sahut Sooyoung tersenyum manis.
"Itu menakjubkan."
"Eun Woo sendiri, apa yang sedang ia tekuni?"
"Saya baru saja bekerja sebagai dokter magang di rumah sakit Seoul paman."
"Luar biasa. Aku pikir kau akan mengikuti jejak ayahmu menjadi seorang jaksa, atau mungkin lebih tinggi menjadi hakim."
"Keinginanku juga begitu. Tapi dia tak ingin menekuni bidang hukum."
"Mengapa begitu?"
"Ia takut salah menilai suatu kasus. Anak ini benar-benar berhati lembut. Ia lebih senang merawat orang sakit."
Sahut Seung Won tampak kecewa tetapi juga bangga disaat yang bersamaan. Sementara Eun Woo hanya tersenyum tipis menanggapi percakapan dua orang pria paruh baya dihadapannya.
Sooyoung dan Chanyeol saling bertukar pandang, tangan keduanya saling bertautan di bawah meja. Ji Won menatap sekilas kearah dua orang itu, ia masih menaruh curiga yang cukup besar kepada keduanya. Wanita paruh baya itu pun menyenggol lengan sang suami membuat Seo Joon kembali teringat dengan tujuan awal mereka.
"Ah kalo tidak salah Eun Woo dan Sooyoung hanya terpaut usia tiga tahun kan?"
Tanya Seo Joon membuat Sooyoung yang asik memainkan jemari Chanyeol menghentikan kegiatannya. Ia menatap bingung kearah Seo Joon dan pria itu pun tersenyum.
"Benar juga. Kalian bisa berteman baik jika begitu."
Sahut Ha Neul menimpali. Eun Woo menatap Sooyoung cukup lama sebelum akhirnya tersenyum tampan menyapa gadis dihadapannya. Sooyoung tersenyum kikuk membalas sapaan pria itu dan mengalihkan pandangannya pada Chanyeol yang kini tersenyum tipis. Sooyoung tau walau pria itu tampak baik-baik saja, tapi tidak dengan pikirannya. Terbukti, ia mempererat pegangan tangan mereka.
"Eun Woo, bagaimana pendapatmu tentang anakku?"
"Dia cantik."
Jawab Eun Woo cepat sembari tersenyum malu menanggapi pertanyaan Ji Won yang mendadak. Menghasilkan gelak tawa dari empat orang paruh baya disana.
"Apa kau tertarik padanya?"
"Apa aku boleh melakukannya?"
"Tentu saja boleh."
Sahut Ji Won gemas mendengar pertanyaan polos dari calon dokter muda itu. Sementara senyum di wajah Chanyeol perlahan memudar seiring dengan genggaman tangan pria itu yang terlepas begitu saja. Membuat Sooyoung menatapnya heran kini.
"Aku ke toilet dulu."
Ucap Sooyoung bangkit dari duduknya. Berusaha menghindari percakapan mereka yang terasa menyudutkannya.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Fine [END]
Fanfiction{FANFICTION} Hadirmu adalah candu dalam setiap detik kehidupanku. Aku mencintaimu lebih dari sekedar kata-kata. Dan aku akan hancur jika kau tak lagi mencintaiku.