23

364 45 0
                                    

Sooyoung melingkarkan kedua lengannya di leher Chanyeol. Melumat dalam bibir pria yang kini memeluknya. Chanyeol membalas lumatan bibir Sooyoung. Menyalurkan perasaan mereka yang begitu bergejolak.

Pria itu perlahan merebahkan tubuh Sooyoung di atas ranjang hotel. Memberi usapan lembut pada paha sang gadis sementara tangan satunya masih memegang kendali tengkuk Sooyoung. Sementara gadis itu tampak bermain dengan otot perut Chanyeol. Senyuman tampak jelas di sela ciuman mereka.

Chanyeol perlahan melepas tautan bibir keduanya. Membelai lembut pisi Sooyoung dan mengecup lembut keningnya. Kemudian beralih mengecup kedua kelopak mata Sooyoung, kedua pipi, puncak hidung, bibir, dan yang terakhir ceruk lehernya. Gadis itu memejamkan mata sejenak, menerima perlakuan manis sang kekasih. Desahan pelan tak jarang terdengar keluar dengan tidak sengaja dari bibirnya membuat Chanyeol semakin ingin menggodanya.

"Kau membuatku gila kak."

Keluh Sooyoung begitu menyadari jika Chanyeol tengah mempermainkannya kini. Pria itu tersenyum nakal dan melanjutkan kegiatan yang tertunda. Kembali melumat bibir Sooyoung dan melepaskan mini dress serta bra yang gadis itu kenakan lalu ia juga melakukan hal yang sama dengan pakaiannya.

-

Chanyeol menarik selimut untuk menutupi tubuh gadis yang kini tak mengenakan sehelai kain pun di tubuhnya. Mendapat perlakuan manis tersebut, Sooyoung mempererat pelukannya pada tubuh kekar sang kekasih. Ia mendongak menatap wajah Chanyeol yang tampak sedikit pucat.

"Kakak baik-baik saja?"

Chanyeol tersenyum dan mengangguk kemudian melayangkan kecupan singkat di kening Sooyoung. Ia pun mulai memejamkan matanya. Berbeda dengan Sooyoung yang lebih memilih memperhatikan tiap lekuk wajah pria itu dalam diam. Merasa diperhatikan, Chanyeol pun kembali membuka matanya.

"Kenapa?"

"Kakak benar baik-baik saja? Kak Chanyeol terlihat pucat. Badan kakak juga sedikit panas."

"Aku hanya sedikit kelelahan karena baru pulang dari dinas luar kota."

"Maafkan aku. Kakak jadi tak bisa langsung beristirahat karena langsung menemuiku."

Chanyeol tersenyum dan membelai lembut pipi Sooyoung.

"Ini bukan karenamu. Tapi karena aku yang terlalu merindukanmu. Dan kita tak bisa seperti ini saat di rumah."

Raut wajah Sooyoung berubah. Ia kembali teringat akan status mereka yang tak memungkinkan untuk diketahui oleh orang tua mereka.

"Kak.."

"Hm?"

"Bagaimana jika nanti ayah dan ibu tau?"

Chanyeol menghentikan kegiatannya yang memainkan rambut gadis itu. Ia menatap Sooyoung lekat kini.

"Apakah mereka akan menerima hubungan kita?"

Tanya Sooyoung sekali lagi. Sementara Chanyeol enggan untuk bersuara. Ia hanya menelan saliva dan tampak memikirkan banyak hal.

"Kak, aku tak ingin berpisah dengan kakak."

Ucap Sooyoung sekali lagi dan mempererat pelukannya pada Chanyeol. Pria itu mengecup puncak kepala Sooyoung dan melingkarkan lengannya ke pundak gadis itu.

"Sooyoung, kau mempercayaiku kan?"

Tanya Chanyeol dan gadis itu hanya menjawabnya dengan anggukan pelan. Chanyeol tau itu dan ia kembali tersenyum.

"Aku juga mempercayaimu. Kita tak akan menyerah semudah itu bukan? Setelah semua yang telah kita lalui."

Sooyoung kembali mengangguk dan membenamkan wajahnya di dada bidang Chanyeol.

"Aku tak akan melepaskanmu semudah itu. Aku adalah milikmu, jadi aku harap kau juga tak akan melepaskanku."

"Tentu saja aku tak akan melepaskan kakak."

Sahut Sooyoung yang kini melepaskan pelukannya. Ia mendongak menatap Chanyeol dengan matanya yang tampak berkaca-kaca.

"Bagus."

Jawab Chanyeol dan kembali mengecup lembut bibir Sooyoung, melukiskan senyum manis di bibir gadis itu. Ia kembali memeluk erat Chanyeol.

"Aku mencintaimu lebih dari yang kau tau."

"Begitu juga denganku."

Sahut Chanyeol mempererat pelukannya pada gadis itu. Keduanya pun mulai memejamkan mata.

---

Pyarr

"Anak tidak tau diri! Aku memberimu kasih sayang dan ini yang kau lakukan?"

Teriak Seo Joon setelah melayangkan tamparan keras pada Chanyeol hingga pria jangkung itu jatuh terduduk. Sooyoung berlari hendak melerai ayah dan anak tersebut namun Ji Won mendorongnya hingga gadis itu terjatuh. Ibunya kini tengah menatap dingin kearahnya. Tatapan yang selama ini tak pernah ia lihat.

"Dasar tidak tau malu. Siapa yang mengajarimu hal menjijikkan seperti ini hah?"

Ujar Ji Won menatapnya penuh benci. Tanpa terasa buliran bening di pelupuk mata Sooyoung mengalir begitu saja. Ia melirik kearah Chanyeol yang kini tampak berlutut memohon ampun pada Seo Joon yang hendak memukulnya dengan tongkat golf.

Sooyoung menggeleng-gelengkan kepala di sela tangisnya. Ia merangkak hendak mendekat namun matanya membelalak begitu melihat Chanyeol jatuh tergeletak dengan bersimbah darah. Pria itu menatap sendu kearahnya.

'Setiap tindakan memiliki timbal balik.'

Tiba-tiba gadis itu terngiang akan ucapan terakhir yang dikatakan Wendy padanya. Inikah timbal balik yang dimaksud? Mengapa harus begini?

Gadis itu kembali merangkak kearah Chanyeol yang kini tampak tak berdaya.

"Tidak. Bukan seperti ini. Bukan ini yang aku inginkan. Tidak. Kak.. Kak Chanyeol. Tidak!!"

---

"TIDAK!!"

Pekik Sooyoung yang mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Nafas gadis itu tidak teratur, keringat dingin sudah membasahi pelipisnya. Chanyeol yang masih tertidur pun perlahan mulai terbangun begitu mendengar Sooyoung berteriak.

Ia mengubah posisinya menjadi duduk dan memperhatikan Sooyoung dengan seksama. Chanyeol menepuk pelan pundak Sooyoung membuat gadis itu menoleh. Buliran bening meluncur begitu saja begitu ia tersadar jika Chanyeol berada di hadapannya kini.

"Kak Chanyeol, syukurlah.."

Tangis Sooyoung memeluk erat Chanyeol. Sementara pria itu membalas pelukan Sooyoung dan memberinya tepukan ringan di punggung.

"Kau bermimpi buruk rupanya. Sstt.. Tenanglah, ada aku disini."

Ujar Chanyeol berusaha menenangkan gadis yang kini justru menangis semakin kencang. Segala yang terjadi dalam mimpi Sooyoung benar-benar terasa nyata. Hingga saat ini gadis itu merasa sesak jika mengingat raut wajah Chanyeol dalam mimpinya. Rasa takut pun mulai menghantui gadis itu.

~~~

Not Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang