6

404 63 3
                                    

"Kalian yakin tidak apa-apa kami tinggal pergi?"

Tanya Seo Joon setelah memasukkan dua koper miliknya ke dalam bagasi mobil.

"Kalian bersenang-senanglah. Nikmati bulan madu kalian. Kami bisa menjaga diri."

Sahut Chanyeol merangkul bahu Sooyoung. Ji Won yang melihatnya tersenyum.

"Jaga diri kalian. Sooyoung, jangan lupa belajar. Kau akan ujian sebentar lagi."

"Sayang, jangan terlalu keras padanya. Sooyoung sudah terlalu banyak belajar. Beri ia waktu beristirahat."

Ujar Seo Joon menjeda kalimat istrinya.

"Cepatlah berangkat. Nanti kalian tertinggal pesawat."

"Chanyeol benar. Ayo sayang. Kami pergi dulu."

Pamit Seo Joon setelah mengecup kedua kening anaknya. Mereka pun bergegas memasuki mobil dan tak lama setelahnya mobil mereka mulai melaju meninggalkan halaman rumah.

"Di luar dingin. Ayo masuk."

Ajak Chanyeol yang telah melangkah mendahului Sooyoung. Gadis itu terdiam beberapa saat sebelum akhirnya berjalan mengikuti langkah Chanyeol.

"Aku akan membuat sup tahu. Kau mau makan?"

"Tidak. Aku akan belajar."

Sahut Sooyoung sembari menaiki tangga menuju kamarnya.

"Kalau begitu aku akan membawakanmu buah-buahan dan segelas susu."

Ujar pria itu setengah berteriak. Ia melangkah menuju dapur dan membuka kulkas. Mengambil sebuah apel, kiwi, dan beberapa biji strawberry kemudian memotongnya menjadi beberapa bagian. Meletakkannya dengan rapi di atas piring kemudian menyeduh segelas susu panas.

Setelah selesai dengan kegiatannya, pria itu pun membawa nampan berisi buah-buahan dan segelas susu tadi menaiki tangga menuju kamar Sooyoung. Tak lupa pria itu mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tak lama, pintu pun terbuka menampakkan sosok Sooyoung lengkap dengan kaca mata baca berbentuk bulat sempurna miliknya.

"Aku membawakan camilan untukmu."

Ujar Chanyeol sembari menyodorkan nampan yang sedari tadi ia genggam. Sooyoung tersenyum dan mengambil alih nampan dari tangan Chanyeol.

"Jika kau butuh sesuatu, panggil aku. Aku ada di kamar."

Lanjur pria itu sembari menunjuk pintu kamar di belakangnya. Sooyoung hanya mengangguk mengiyakan. Ia pun kembali menutup pintu kamar. Meletakkan nampan di meja belajarnya dan terduduk sembari sibuk mengerjakan latihan soal-soal untuk persiapan ujian.

Cukup lama Sooyoung fokus dengan kegiatannya hingga tanpa terasa jam telah menunjukkan pukul delapan malam. Gadis itu merenggangkan tubuhnya untuk menghilangkan rasa kaku yang mulai terasa.

Ia menutup buku yang sedari tadi ia baca. Kemudian mengunyah beberapa potong buah yang tersisa. Sooyoung bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari kamar, menuruni tangga menuju dapur untuk mengambil air minum sebelum kembali lagi ke dalam kamarnya.

Setelah mendapat apa yang ia inginkan, gadis itu pun kembali berjalan menaiki tangga dan hendak memasuki kamarnya. Langkahnya terhenti tepat di depan pintu. Ia memandang pintu di seberang kamarnya untuk beberapa saat.

'Apa yang sedang ia lakukan?'

Batin Sooyoung penasaran karena sedari tadi ia ta mendengar suara pria itu. Yang terdengar hanyalah dentuman musik yang cukup nyaring. Gadis itu pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu beberapa kali. Namun hasilnya nihil karna kakak tirinya itu tak kunjung membukakan pintu untuknya.

Sooyoung memberanikan diri untuk membuka pintu. Khawatir jika terjadi sesuatu pada Chanyeol. Namun ia dikejutkan oleh bentakan dari pria itu. Dilihatnya kini Chanyeol tengah memaki seseorang di balik telfon. Raut wajahnya yang tampak kesal. Sangat berbanding terbalik dengan yang selama ini ia lihat.

Tak lama setelahnya Chanyeol memutus sambungan telfon secara sepihak dan membanting ponselnya. Barulah setelah itu ia menyadari kehadiran Sooyoung. Raut wajah pria itu pun perlahan berubah. Ia melangkah mendekati Sooyoung yang tampak sedikit kaget.

"Sooyoung, ada apa?"

"Ah.. I..itu.."

Sahut Sooyoung sedikit gelagapan membuat Chanyeol menghela nafas pelan. Ia mengerti jika gadis ini tengah ketakutan karna teriakannya.

"Kau butuh sesuatu?"

Tanya pria itu dengan nada selembut mungkin.

"Tidak. Maafkan aku karena masuk kamar tanpa meminta izin. Tadi aku sudah mengetuk pintu. Tapi sepertinya tidak terdengar."

Ujar Sooyoung berusaha menjelaskan. Khawatir jika Chanyeol akan salah paham kepadanya. Pria itu pun mengangguk mengerti.

"Aku akan kembali ke kamarku."

Ucap Sooyoung sekali lagi sebelum akhirnya berbalik dan memasuki kamarnya terburu-buru. Chanyeol melangkah mendekati pintu kamar Sooyoung.

"Jika kau bertanya dengan siapa aku bertengkar, itu adalah Wendy. Kami sedang ada masalah akhir-akhir ini. Jadi kau tak perlu merasa takut kepadaku. Aku tidak sedang marah kepadamu."

Ujar Chanyeol sebelum akhirnya melangkah kembali ke kamarnya. Sedangkan di dalam kamar Sooyoung, tanpa gadis itu sadari seulas senyuman tipis terukir di bibirnya.

Gadis itu kembali terduduk dihadapan meja belajar dan membuka bukunya dengan semangat. Namun saat ia hendak mengerjakan latian soal lagi, tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Ia baru mengingat jika tadi pagi ada pemberitahuan akan adanya pemadaman bergilir.

Sooyoung mengedarkan pandangannya ke segala arah. Ia lupa meletakkan ponselnya dimana. Tak ada penerangan sama sekali disini. Gadis itu berusaha bangkit sembari berpegangan ke seluruh benda di dekatnya hingga ia tak sengaja menabrak sosok dihadapannya.

"Kyaaa"

Pekik Sooyoung dan jatuh terduduk. Gadis itu memejamkan mata dan menutup kedua sisi telinganya.

"Sooyoung, ini aku."

Ujar Chanyeol yang kini menyamakan posisi dengan gadis dihadapannya. Mengenali suara itu, Sooyoung mulai membuka mata dan mendongak. Dilihatnya Chanyeol menatapnya sembari membawa senter untuk menerangi ruangan.

"Kak Chanyeol.."

"Tenanglah. Ada aku disini."

Ujar pria itu membantu Sooyoung berdiri. Ia pun mendudukkan Sooyoung di ranjang dan duduk di sebelahnya.

"Pemadaman mungkin akan memakan waktu sekitar satu jam."

Ucap Chanyeol yang tak menyadari jika sedari tadi gadis disampingnya berusaha mati-mati untuk mengatur detak jantungnya yang berdebar hebat.

"Kak.."

Panggil Sooyoung memberanikan diri pada akhirnya. Chanyeol menoleh menatap Sooyoung menunggu kelanjutan kalimat gadis itu.

"Aku harus bagaimana?"

"Hm?"

"Aku pikir, aku menyukaimu."

Pria itu terdiam beberapa saat menatap Sooyoung lekat dan kemudian tersenyum.

"Aku juga menyukaimu."

Sahut Chanyeol membuat Sooyoung membelalakkan matanya. Pria itu kembali tersenyum dan mengacak rambut Sooyoung.

"Tentu saja aku menyukaimu. Kau kan adikku."

Lanjutan kalimat Chanyeol menciptakan irisan luka di hati gadis itu. Ia pun menggeleng cepat.

"Bukan perasaan suka yang seperti itu. Aku menyukai kakak sebagai seorang gadis yang menyukai seorang pria."

Senyuman di wajah pria itu perlahan memudar. Wajahnya tampak serius kini.

"Aku mencintai kakak. Aku harus bagaimana?"

Tanya Sooyoung memelankan suaranya dan menunduk. Tidak berani menatap Chanyeol yang kini memandangnya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

~~~

Not Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang