Wendy melangkah memasuki rumah keluarga Park. Wanita itu nampak cantik mengenakan mini dress lengan panjang selutut berwarna hijau toska dengan motif bunga-bunga.
Ia segera melemparkan senyumnya tat kala melihat Sooyoung yang nampaknya baru bangun tidur. Gadis itu berjalan menuruni tangga dan menuju dapur. Tak menyadari kehadiran Wendy yang sedari tadi terduduk di ruang keluarga.
Setelah keluar dari dapur barulah ia menyadari keberadaam Wendy. Dengan memaksakan senyumnya, gadis itu melangkah mendekat dan duduk di sebelahnya.
"Hai, kau baru bangun?"
Sapa Wendy sembari meletakkan secangkir teh hangat yang sebelumnya disediakan oleh Ji Won. Sooyoung tersenyum dan mengangguk pelan.
"Kak Wendy ada janji dengan kak Chanyeol?"
"Iya. Orang tuaku mengajak makan siang bersama."
Sooyoung membulatkan bibirnya menjadi huruf O dan mengangguk mengerti. Ia pun bangkit dari duduknya.
"Aku keatas dulu kak."
Pamit Sooyoung dan berjalan terburu-buru tanpa menunggu jawaban Wendy. Sementara wanita itu mengerutkan keningnya heran. Sooyoung terlihat aneh akhir-akhir ini. Pikir wanita itu.
Setibanya di depan kamar, Sooyoung berpapasan dengan Chanyeol yang baru saja keluar dari kamarnya. Ia tersenyum dan mengangkat tangan hendak menyapa. Namun gadis itu hanya memalingkan wajahnya dan berlalu masuk kamar.
Chanyeol menggaruk pelipisnya yang tak gatal. Ada apa lagi dengan adik tirinya itu. Seingatnya semalam mereka masih asik bercanda. Tapi pagi ini ia kembali merajuk untuk suatu hal yang pria itu tak ketahui. Tak mau ambil pusing, pria itu pun melanjutkan langkahnya. Menemui Wendy yang sedari tadi telah menunggunya di lantai bawah.
Tak berselang lama, Chanyeol dan Wendy keluar dari rumah dan memasuki mobil hingga akhirnya hilang dari pandangan. Sedangkan Sooyoung yang sedari tadi memperhatikan dari balik jendela kamarnya hanya dapat menghela nafas pelan.
Dering ponselnya membuyarkan lamunan gadis itu. Ia menatap layar ponselnya untuk beberapa saat sebelum memutuskan untuk menjawab panggilan video dari dua temannya, Yena dan Yerim.
"Ada apa?"
Tanya Sooyoung yang kini mulai merebahkan dirinya diatas ranjang. Yena dan Yerim tersenyum sembari melambaikan tangan ke kamera.
"Apa yang kau lakukan di hari libur begini? Kau tampak menyedihkan."
Ujar Yena sembari asik mengunyah camilannya. Membuat Sooyoung mendengus sebal mendengar ejekannya.
"Kau sendiri apa yang kau lakukan? Jangan terlalu banyak makan. Nanti kau gemuk."
"Aku sedang menunggu Minggyu. Kami akan menonton film di bioskop. Apa kalian mau ikut?"
"Aku tidak bisa. Hari ini aku ada acara bersama keluargaku."
"Bagaimana denganmu Sooyoung?"
Tanya Yena setelah mendapat penolakan dari Yerim. Gadis yang mendapat pertanyaan itu pun hanya menggeleng pelan.
"Aku tidak ikut. Nanti sore aku akan pergi ke lotte world dengan kak Chanyeol."
"Ah irinya.."
Ujar Yena mengerucutkan bibirnya. Teman Sooyoung yang satu ini memanglah penggemar berat Chanyeol. Ia sudah mengagumi pria jangkung itu sejak tak sengaja bertemu dengannya saat Chanyeol menjemput Sooyoung sepulang kuliah.
"Kalian hanya berdua?"
Kali ini Yerim yang bertanya dan Sooyoung menjawab dengan anggukan pelan.
"Selamat bersenang-senang. Ah aku harus segera pergi. Kak Jong In sudah memanggil sedari tadi."
Ujar Yerim segera mematikan sambungan meninggalkan keduanya.
"Aku rasa aku juga harus segera pergi. Sampai jumpa hari senin Sooyoung."
Pamit Yena melambaikan tangannya dan segera memutus sambungan. Membuat Sooyoung sedikit sebal kepada kedua sahabatnya itu. Mereka yang menghubunginya, mereka juga yang memutus sambungan terlebih dahulu.
Sooyoung meletakkan ponsel di atas nakas dan merubah posisi tidur menjadi tengkurap. Mengerjapkan mata beberapa kali sembari memperhatikan jam dinding yang masih menunjukkan pukul sebelas siang. Masih empat jam lagi waktu yang dibutuhkan untuk bersenang-senang dengan Chanyeol. Sepasang mata itu mulai terpejam. Tak menyadari jika kini ia telah berada di alam mimpi.
-
Sooyoung mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah yang terasa sedikit gelap. Gadis itu melirik jam dinding yang kini menunjukkan pukul setengah tujuh malam.
Sontak membuat Sooyoung terperanjat kaget dan mengubah posisinya menjadi duduk. Ini sudah lewat hampir tiga jam dari jadwalnya untuk bersenang-senang dengan Chanyeol. Tapi mengapa pria itu tak membangunkannya?
Sooyoung bangkit terburu-buru keluar dari kamar dan berjalan memasuki kamar Chanyeol. Namun nihil. Pria itu tak ada disana. Dengan berlari kecil, Sooyoung menuruni tangga. Menyusuri tiap sudut rumah untuk mencari keberadaannya. Tapi tak juga ia temukan.
"Bibi, apa kak Chanyeol sudah pulang?"
Tanya Sooyoung saat tak sengaja berpapasan dengan salah seorang pelayan. Pelayan itu hanya menggeleng pelan dan membungkuk sebelum akhirnya berlalu meninggalkan Sooyoung yang kini menghela nafas kasar.
Gadis itu menaiki tangga dan kembali ke dalam kamar. Meraih ponselnya untuk melihat apalah Chanyeol menghubunginya atau tidak. Namun tak ada satupun notifikasi dari pria itu. Yang ada hanyalah beberapa pesan dari Yena. Dibukanya pesan tersebut dan gadis itu membulatkan matanya begitu melihat gambar yang temannya itu kirimkan.
Yena Imut ♥
Bukankah itu kakakmu? || 18:00
Bukankah kalian hari ini || 18:01
ada janji pergi bersama?Mengapa ia pergi dengan || 18:01
kakak ini?Sooyoung, kakak itu cantik || 18:05
Apakah ia kekasihnya?
Wah beruntung sekali.Sooyoung membanting hpnya kesal begitu membaca pesan Yena. Ia kembali merasakan perasaan ini. Ia marah bukan karena pria itu melupakan janji dengannya. Tapi karena ada Wendy bersamanya.
Sooyoung menjatuhkan diri di lantai dan memeluk kedua lututnya. Membenamkan wajah pada kaki dan menangis dalam diam. Tak ingin siapapun mendengar tangisannya.
"Aku benci kak Chanyeol. Aku lebih benci lagi dengan diriku sendiri karena merasa rendah seperti ini."
Gumam Sooyoung di sela isak tangisnya.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Fine [END]
Fanfiction{FANFICTION} Hadirmu adalah candu dalam setiap detik kehidupanku. Aku mencintaimu lebih dari sekedar kata-kata. Dan aku akan hancur jika kau tak lagi mencintaiku.