4

476 71 3
                                    

Ketukan pintu yang sedari tadi berbunyi tidak membuat seorang gadis bangkit dari tidurnya. Tubuhnya tidak terasa nyaman sedari tadi. Yang Sooyoung lakukan hanya berbalik ke kanan dan kekiri hingga suara pintu terbuka membuatnya menoleh.

"Sooyoung, kenapa kau tak menjawab panggilan ibu? Padahal kau tidak tidur."

Ucap Ji Won yang kini berjalan menghampiri. Dengan sekuat tenaga gadis itu pun mengubah posisi menjadi duduk.

"Kakakmu dan Wendy sudah menunggumu sejak tadi. Mengapa kau- ya ampun!"

Wanita paruh baya itu menghentikan omelannya begitu menyadari raut wajah Sooyoung yang nampak pucat.

"Sayang, kau kenapa?"

Ji Won terduduk di tepi ranjang dan menggerakkan punggung tangan kearah kening anaknya itu.

"Kau sedikit demam."

"Sepertinya amandelku kambuh."

Keluh Sooyoung memegangi pangkal lehernya yang terasa sakit.

"Coba buka mulutmu."

Titah Ji Won sembari memperhatikan dengan seksama dan mengangguk.

"Benar. Amandelmu kambuh. Ibu akan membuatkan bubur dan segera minum obat sebelum semakin memburuk. Aku akan memberitahu Chanyeol bahwa kau tidak bisa ikut."

Ucap wanita paruh baya itu bangkit dari duduknya sementara Sooyoung hanya mengangguk mengiyakan.

"Sooyoung sakit? Bagaimana keadaannya?"

Tanya Chanyeol yang terdengar khawatir begitu Ji Won keluar dari kamar dan memberitahunya.

"Amandelnya kambuh dan itu sudah biasa terjadi. Kalian pergi saja berdua. Sepertinya Sooyoung tak bisa ikut."

"Kami tidak jadi pergi saja bi."

Sahut Wendy yang kini angkat bicara.

"Tidak perlu seperti itu. Ini hari libur dan kalian jarang pergi bersama. Nikmati waktu senggang kalian. Tak perlu khawatirkan Sooyoung. Ia akan membaik setelah meminum obat."

"Kami ingin kesana karna Sooyoung ingin sekali pergi ke akuarium bawah laut. Tidak ada gunanya kami pergi jika Sooyoung tidak ikut. Boleh aku menjenguknya sebelum pulang?"

Tanya Wendy membuat Ji Won tersenyum mengangguk.

"Masuklah. Aku akan membuatkan bubur untuknya."

Sahut Ji Won dan berlalu pergi menuruni tangga. Keduanya pun bergegas memasuki kamar Sooyoung setelah sebelumnya saling bertukar pandang.

"Sooyoung?"

Mendengar namanya di panggil, gadis itu pun kembali terbangun dan sedikit terkejut saat mendapati kehadiran Wendy.

"Kakak.."

"Kau baik-baik saja?"

Sooyoung hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaan wanita dihadapannya kemudian mengalihkan pandangannya kearah Chanyeol yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Kau yakin baik-baik saja? Apa ada makanan yang ingin kau makan?"

Tanya Chanyeol yang kini berjalan mendekat dan berjongkok di dekat ranjang. Memandang lekat wajah gadis itu. Membuat Sooyoung merasa sedikit gugup. Namun ia berusaha menyembunyikannya.

"Tidak ada. Aku hanya ingin beristirahat setelah ini."

"Benar. Beristirahat adalah cara yang benar agar segera sembuh."

"Kalian tidak pergi?"

"Kami tidak jadi pergi. Untuk apa kami kesana jika kau tidak ikut."

Sahut Wendy tersenyum sembari mengusap lembut puncak kepala Sooyoung. Membuat hati gadis itu terasa menghangat.

"Maafkan aku. Karena aku kalian.."

"Tak usah dipikirkan. Ah aku rasa aku harus pergi. Besok aku akan menyempatkan diri untuk menjengukmu."

"Aku akan mengantarmu."

Ucap Chanyeol saat Wendy berbalik. Wanita itu pun kembali tersenyum dan menggeleng.

"Tidak usah. Kau disini saja menjaga Sooyoung."

Sahut Wendy sembari merapikan rambut Chanyeol yang sedikit berantakan. Sementara Sooyoung mengalihkan pandangannya menatap keluar jendela.

Tak lama setelah kepergian Wendy, Ji Won datang dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur dan meletakkannya di dekat Sooyoung.

"Kau bisa makan sendiri?"

Tanya Ji Won sembari mengambil obat di laci samping ranjang dan gadis itu hanya menjawab dengan anggukan. Wanita paruh baya itu mengusap lengan anaknya dan tersenyum.

"Minggu depan mari kita ke Paju untuk mengunjungi ayahmu jika kau sudah baikan."

Ucap Ji Won yang membuat Sooyoung tersenyum sumringah dengan matanya yang berbinar. Wanita paruh baya itu bangkit dari duduknya dan menatap Chanyeol yang sedari tadi masih berada di dalam kamar.

"Ibu akan mengantar bekal makan siang untuk ayah kalian. Chanyeol, bisa aku titipkan Sooyoung sebentar untukmu?"

"Tentu saja bu."

Sahut pria itu yang kini mengikuti langkah Ji Won yang berjalan keluar dari kamar. Wanita itu pun berbalik dan menatap Chanyeol untuk beberapa saat.

"Amandelnya akan kambuh jika ia banyak memakan makanan pedas. Ia biasanya tak suka makanan pedas. Sooyoung hanya akan memakannya jika ia merindukan ayahnya. Mendiang ayah anak itu sangat menyukai makanan pedas."

Jelas Ji Won membuat Chanyeol kini mengangguk mengerti alasan wanita itu akan mengajak Sooyoung berkunjung ke makam sang ayah.

"Aku pergi dulu. Tolong jaga ia sebentar."

Chanyeol hanya menjawabnya dengan membungkuk sebelum akhirnya kembali ke dalam kamar gadis itu.

"Kau sudah selesai makan?"

Tanya Chanyeol kepada Sooyoung yang meletakkan buburnya di nakas. Gadis itu tersenyum dan kembali mengangguk.

"Tunggu sebentar. Aku akan membawakan air hangat untukmu."

Ujar pria itu sembari membawa nampan tempat bubur gadis itu bersamanya.

Beberapa saat kemudian, Chanyeol telah kembali dengan segelas air hangat di tangannya. Namun yang kini ia dapati, Sooyoung tengah tertidur. Mungkin karena pengaruh obat yang baru saja ia minum.

Pria itu meletakkan minuman diatas nakas dan duduk di tepi ranjang. Menutup sebagian tubuh Sooyoung dengan selimut dan membelai lembut puncak kepala adik tirinya itu. Seulas senyuman tampan dan tatapan teduh tampak jelas di wajahnya.

"Cepatlah sembuh. Dan ayo temui ayahmu bersamaku."

Ucap Chanyeol menepuk-nepuk pelan lengan Sooyoung untuk membuat tidur gadis itu lebih nyenyak.

-

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam dan langit pun mulai gelap. Sooyoung mulai mengerjapkan matanya, terbangun setelah tertidur untuk beberapa jam. Gadis itu mengedarkan pandangannya hingga mendapati sosok Chanyeol yang tengah tertidur di kursi samping ranjang.

Kepala pria itu bersandar pada tepi ranjang dengan wajah yang menghadap langsung kearah Sooyoung. Membuat gadis itu merasa gugup untuk beberapa saat.

Dengan berhati-hati, Sooyoung mengubah posisinya menjadi duduk. Menatap lekat wajah damai kakak tirinya yang sedang tertidur.

Telapak tangan gadis itu ia arahkan menyentuh dadanya. Merasakan detak jantung miliknya yang terasa tak berirama.

"Ada apa denganku? Mengapa aku selalu merasa seperti ini saat bersamamu kak?"

Gumam gadis itu nyaris tak terdengar.

~~~

Not Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang