Wendy baru saja mendarat di Incheon International Airport. Wanita itu memilih pulang ke Korea walaupun pekerjaannya di Kanada belum juga selesai ia kerjakan.
Setelah memakan waktu belasan jam penerbangan, tujuan utama wanita keturunan Korea-Kanada itu bukanlah rumah melainkan Chanyeol. Ia tak mampu lagi menahan semua perasaan ganjil yang selama ini mengganggunya. Hari ini juga ia harus berbicara dengan sang tunangan.
Setelah meletakkan barang-barangnya di rumah, Wendy langsung mengendarai mobilnya menuju rumah keluarga Park. Pintu terbuka dan wanita itu langsung disambut oleh Ji Won.
"Wendy? Kau sudah pulang dari Kanada?"
"Apa kabar bu."
Sapa Wendy menunduk memberi salam.
"Ayo masuk. Sudah dua bulan kita tidak bertemu. Kami sangat merindukanmu."
Seru Ji Won antusias. Tampak jelas sekali bahwa wanita paruh baya itu begitu bahagia menyambut kedatangan wanita yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.
"Ka..kak?"
Suara Sooyoung membuat dua orang yang tengah asik berbincang itu menoleh kearah tangga. Wendy tersenyum ramah dan melambaikan tangannya.
"Apa kabar Sooyoung?"
Sapa Wendy yang melangkahkan kakinya semakin mendekat.
"Ba..baik. A..aku akan memanggil kak Chanyeol."
Sahut Sooyoung tergagap membuat Wendy menatapnya heran. Gadis itu mulai berbalik dan dengan sekuat tenaga ia menaiki tiap anak tangga dengan tubuhnya yang mulai menggigil.
Setelah tiba di depan kamar Chanyeol, Sooyoung berdiri cukup lama, menggigit kuku-kuku jarinya gelisah. Ia berusaha keras untuk tidak ambruk begitu saja.
Deru nafas Sooyoung mulai tidak teratur dan keringat dingin yang membasahi pelipis gadis itu. Setelah cukup lama, Sooyoung memberanikan diri untuk mengetuk pelan pintu kamar Chanyeol dan tak lama pintu kamar pria itu terbuka.
"Sooyoung, kenapa tidak langsung ma- kau kenapa?"
Tanya Chanyeol memotong ucapannya begitu Sooyoung nyaris terjatuh namun ia berhasil menangkap tubuh gadis itu. Sooyoung mendongak menatap Chanyeol dengan matanya yang mulai berair.
"A..ada kak Wendy di bawah."
Ucap Sooyoung terdengar lemah. Chanyeol terdiam. Sepertinya sudah tiba waktu bagi pria itu untuk menetapkan keputusannya. Sudah cukup banyak waktu yang Sooyoung berikan untuk pria itu mengambil keputusan. Chanyeol mengangguk mengerti dan membantu Sooyoung berdiri.
"Bisakah kau memberi waktu hingga besok? Ia baru tiba di Korea. Akan sangat.."
"Aku mengerti. Lakukan seperti yang kakak inginkan."
Sahut Sooyoung berbalik masuk menuju kamarnya. Chanyeol menghela nafas pelan sembari mengusap wajahnya kasar. Pria itu pun segera menuruni tangga menuju ruang tengah.
"Hai."
Sapa Chanyeol. Wendy tersenyum dan bangkit dari duduknya. Melangkah mendekat kemudian memeluk pria itu melepas rasa rindunya.
"Aku merindukanmu."
Ujar Wendy setelah melepas pelukannya. Chanyeol tersenyum kikuk dan berjalan menuju sofa.
"Kalau begitu ibu tinggal dulu."
Ucap Ji Won dan diangguki oleh keduanya.
"Mengapa kau tidak memberitahu akan pulang?"
"Aku sudah mengirimmu pesan dua hari lalu. Apa kau tak membacanya?"
Sahut Wendy dan Chanyeol hanya berdehem canggung. Setelah itu banyak hal yang mereka bicarakan. Lebih tepatnya Wendy yang berusaha mencari topik pembicaraan. Sesekali terdengar tawa dari keduanya.
Tanpa mereka tau jika Sooyoung terdiam membelakangi pintu kamar. Kedua tangan gadis itu mengepal kuat sembari menggigit bibir bawahnya.
-
Setelah kepergian Wendy, Ji Won dan Seo Joon pergi untuk membeli keperluan dapur dan juga mengunjungi orang tua Seo Joon. Rumah pun mulai sepi karena kedua asisten rumah tangga mereka sudah pulang sejak sejam yang lalu.
Chanyeol mendongak kearah tangga dan menghela nafas pelan. Pria itu mulai melangkahkan kaki menaiki tangga menuju kamar Sooyoung. Setelah tiba di depan kamar gadis itu, Chanyeol membuka pintu perlahan.
PRANG
Tepat setelah pintu terbuka, sebuah gelas kaca mendarat ke tembok tak jauh dari pria itu berdiri. Menghasilkan pecahan kaca yang menghambur ke segala arah. Membuat Chanyeol membelalak karena terkejut. Dilihatnya kini Sooyoung tengah menatap marah kearahnya dengan nafasnya yang tak teratur.
"Sooyoung, apa yang-"
"Kalian tertawa? Kakak tertawa bersamanya? Kakak bisa melakukan itu sementara aku disini mendengarnya?"
Chanyeol mengambil langkah mendekat. Ia hendak membelai wajah Sooyoung namun gadis itu menepisnya.
"Sooyoung ini tidak seperti yang kau kira."
"Mau sampai kapan kakak membodohi aku? Aku tidak sebodoh itu kak!"
Chanyeol kembali menarik Sooyoung ke dalam pelukannya dan mengusap pundak gadis itu lembut.
"Semuanya akan segera berakhir besok. Percayalah padaku."
"Kau selalu mengatakan hal yang sama. Tapi kau tak pernah benar-benar melakukannya."
Sahut Sooyoung di sela tangisnya. Sementara pria itu lebih memilih diam sembari memberi tepukan-tepukan pelan pada punggung Sooyoung mencoba menenangkannya.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Fine [END]
Fanfiction{FANFICTION} Hadirmu adalah candu dalam setiap detik kehidupanku. Aku mencintaimu lebih dari sekedar kata-kata. Dan aku akan hancur jika kau tak lagi mencintaiku.