Sooyoung melangkahkan kakinya terburu-buru menuju kafe terdekat. Raut wajah gadis itu tampak menahan amarah dengan kedua tangannya yang sudah terkepal hebat dan sepasang mata yang memerah.
Ia menghentikan langkahnya begitu memasuki sebuah kafe bergaya Eropa. Sooyoung mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan hingga pandangannya terkunci pada sepasang pria dan wanita yang terduduk di sudut ruangan.
Chanyeol dan Wendy, dua orang itu tampak menikmati makan siang mereka sembari sesekali terdengar tawa keduanya. Sooyoung memutar bola matanya jengah dan berdecak kesal. Ini sudah seminggu sejak kepulangan Wendy namun pria itu tak juga mengakhiri hubungan mereka.
Sooyoung sudah tidak tahan lagi. Ia tak mau menunggu terlalu lama. Dengan langkah cepat, gadis itu pun berjalan kearah mereka. Chanyeol yang menyadari kehadiran Sooyoung tak mampu menyembunyikan keterkejutannya.
"So.. Soyoung.. Apa yang kau-"
"Hai kak Wendy."
Sapa Sooyoung tersenyum ramah begitu tiba di meja tempat Chanyeol dan Wendy berada. Memotong ucapan pria yang kini mulai tergagap. Merasa terpanggil, wanita blasteran Korea-Kanada itu pun mendongak dan tersenyum ramah.
"Sooyoung, kebetulan sekali kita bertemu disini. Kau dengan siapa? Ayo duduk disini."
"Aku sendirian kak. Kebetulan juga ada hal yang ingin aku bicarakan pada kakak."
"Apa yang ingin kau bicarakan denganku?"
"Sooyoung, sebaiknya kita pulang. Nenek akan segera tiba di rumah."
Potong Chanyeol bangkit dari duduknya dan menarik paksa tangan Sooyoung namun gadis itu menghempaskannya.
"Kenapa kak? Kakak ingin aku menunggu lagi?"
Tanya Sooyoung dengan nada ketusnya. Gadis itu memilih duduk di hadapan Wendy yang kini memandang bingung pada dua orang dihadapannya.
"Sooyoung, aku mohon."
"Aku mencintai kak Chanyeol."
Ucap Sooyoung cepat membuat Wendy membuka bibirnya dan sepasang mata kecoklatan itu membulat. Wanita itu mengerutkan keningnya dan memandang Sooyoung dan Chanyeol secara bergantian. Sooyoung masih menatapnya intens sementara Chanyeol berdiri di posisinya sembari menghela nafas panjang.
"Kak Chanyeol juga mencintaiku. Tapi dia juga tidak bisa melepaskan kakak. Kami sudah menjalin hubungan secara diam-diam selama kurang lebih satu tahun. Tanpa sepengetahuan kakak dan juga orang tua kami. Maafkan aku untuk itu."
Ujar Sooyoung melanjutkan kalimatnya. Chanyeol menatap tajam kearah gadis disampingnya. Ia tak menyangka jika kalimat seperti yang akan Sooyoung ucapkan.
"Sooyoung, ikut aku."
Chanyeol menarik lengan Sooyoung namun gadis itu kembali menghempaskannya. Sementara Wendy masih berusaha mencerna apa yang baru saja ia dengar dan memahami situasi yang saat ini tengah ia hadapi.
"Tunggu. Apa maksud semua ini? Sooyoung, kau... Chanyeol kenapa kau diam saja?"
Tanya Wendy yang kini mengalihkan pandangannya kearah Chanyeol yang masih berada pada tempatnya. Pria itu memandang dengan tatapan yang tak dapat diartikan.
"Kalian berhubungan? Maksudmu hubungan sebagai kekasih?"
Tanya Wendy sekali lagi dengan suara yang terdengar bergetar.
"Ya. Kami menjalani hubungan yang seperti itu."
"Sooyoung!"
Bentak Chanyeol berusaha menghentikan tindakan Sooyoung namun sepertinya gadis itu tak juga mempedulikannya.
"Tapi kalian bersaudara. Ini tidak benar Sooyoung."
"Kami tidak benar-benar bersaudara kak. Ayahnya bukan ayah kandungku. Dan ibuku bukan ayah kandung kak Chanyeol."
"Sooyoung, hentikan."
Ujar Chanyeol sekali lagi. Wendy tertunduk, mata gadis itu sudah mulai berair kini.
"Maaf jika aku menyakiti kakak. Tapi kakak harus tau semua kebenarannya. Bahwa kami-"
"SUDAH CUKUP PARK SOOYOUNG!!"
Bentak Chanyeol membuat Sooyoung terlonjak kaget. Gadis itu menatap tajam kearah Chanyeol yang memandangnya penuh amarah. Sooyoung bangkit dan berjalan mendekat.
"Aku sudah memberimu cukup banyak waktu untuk mengakhirinya dengan baik-baik kak. Tapi kakak tak juga melakukannya."
Ujar Sooyoung setengah berbisik. Gadis itu kembali menjauhkan wajahnya dan menatap Wendy yang masih tertunduk.
"Sekarang semua keputusan ada di kalian. Tugasku, ah tidak. Keinginanku sudah terpenuhi."
Sooyoung berlalu meninggalkan keduanya. Dengan segera Chanyeol berbalik hendak mengejar Sooyoung. Ada banyak hal yang harus mereka bicarakan saat ini juga. Namun pergelangan tangan pria itu tertahan begitu Wendy menggenggam tangannya.
Chanyeol berbalik dan menatap Wendy yang kini memandang nanar kearahnya.
"Bukankah ada hal yang harus kau jelaskan padaku?"
Tanya Wendy terdengar parau. Perlahan Chanyeol melepaskan genggaman tangan Wendy membuat hati wanita itu semakin hancur.
"Kita bicara lagi nanti."
Sahut Chanyeol dan bergegas keluar dari kafe. Meninggalkan Wendy yang tak mampu lagi menahan tangisnya. Ia membenamkan wajahnya di meja dan menangis sesenggukan.
Diluar kafe, Chanyeol mengedarkan pandangannya berusaha mencari keberadaan Sooyoung. Begitu menemukan keberadaan gadis itu, Chanyeol berlari dan menarik kasar tangan Sooyoung membuat gadis itu meringis kesakitan.
"Kau sudah keterlaluan!"
Bentak Chanyeol dengan raut wajah penuh amarah. Sooyoung menatap pria itu tak percaya.
"Keterlaluan? Bukankah kata itu lebih pantas untuk kakak? Apa yang membuat kakak menggantungkan aku begitu lama? Kakak tak mau kehilangan aku. Tapi kakak juga tak mau melepaskan kak Wendy."
"Tidak semudah itu mengakhiri hubunganku dengannya."
"Kenapa?? Karena kakak masih mencintainya?"
Pertanyaan Sooyoung membuat pria itu bungkam. Sementara gadis itu semakin merasa kecewa melihat reaksi pria dihadapannya. Ia menarik kasar lengan Chanyeol dan mengguncangnya kuat.
"Jawab!! Kakak masih mencintainya? Begitu?!"
Pekik Sooyoung nyaring. Ia sudah tidak peduli dengan pandangan orang-orang disekitar yang mulai memperhatikan pertengkaran mereka. Gadis itu memukul-mukul dada pria itu dan mendorong kuat tubuh Chanyeol. Tangisnya pecah begitu saja.
"Jika kakak masih mencintai kak Wendy, lalu bagaimana denganku?"
Pekik Sooyoung dan kembali memukul pria dihadapannya.
"Sooyoung, aku.."
"Kak Chanyeol bodoh! Dan aku lebih bodoh karena percaya pada kakak. Aku benci kak Chanyeol!"
Teriak Sooyoung dan berlalu begitu saja meninggalkan kerumunan yang mulai berkumpul karena keduanya. Meninggalkan Chanyeol yang masih tak beranjak dari posisinya.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Fine [END]
Fanfiction{FANFICTION} Hadirmu adalah candu dalam setiap detik kehidupanku. Aku mencintaimu lebih dari sekedar kata-kata. Dan aku akan hancur jika kau tak lagi mencintaiku.