~ Agar Kita Saling Menikmati Rasa Yang Sama ~

48 14 13
                                    

Setelah beberapa waktu janji itu mengendap berdiam diri sendirian menanti. Waktu yang sudah disepakati pun menjemput dan membawanya pada realita. Kita yang sebelumnya hampir terlarut dalam tunggu, dipertemukan juga dalam jumpa. Banyak sekali sebenarnya pertanyaan untukmu yang sudah disusun dan akan ku lontarkan. Namun, pasti ketika kita semua saling tatap semua narasi yang sudah ku siapkan dengan rapi akan aku abaikan. Karena  sudah pasti perhatianku akan ke pada hal yang lebih indah terfokuskan.

Pada sebuah keindahan. Yaitu kelembutan hatimu yang terepresentasi dalam senyuman.

Cukup membuatku pusing. Menyusuri jalanan yang sudah ku lewati yang masih terasa asing. Memiliki tujuan utama yang kepadanya aku tak sanggup untuk berpaling. Dalam perjalanan pastilah banyak suara dari kiri dan kanan yang cukup bising. Namun membayangkan akan bagaimana nanti aku akan kembali bertemu denganmu semua menjadi terasa tenang dan hening.

Jalanan yang ku telusuri dalam waktu tunggu yang sebentar lagi akan kau curi. Dalam sabar aku aku tidak terburu-buru dalam melaju. Meski di dalam sini rindu sudah cukup menggebu. Menjaga diri dalam kondisi dan mental terbaik jauh lebih penting dari itu. Aku tidak mau pikiran dan perasaanku terpengaruh oleh hal-hal sederhana yang menyinggung di jalan nantinya akan membuat rasa dalam pertemuan kita terganggu. Menjaga kondisi dalam keadaan terbaik untuk menerima segala keindahan dari kesederhanaan tercantik. Setelah cukup lama aku menuju padamu dengan berputar-putar. Cukup lama menahan diri dalam perasaan gusar. Sampailah aku padamu dengan disambut oleh senyuman yang lebar. Beruntung aku tidak jadi tersesat. Hal ini cukup membuatku dapat sampai dalam waktu yang singkat. Dan rindu pun kembali melebur tanpa adanya sekat.

Janji hampir tertepati, namun sebenarnya hati sudah lama ditempati.

Kau sudah siap di sana dengan cantikmu yang biasanya. Dengan mata sipit, rambut bergelombang yang sudah kau tata rapi, serta senyum ikhlas yang selalu menjadi pemecah suasana. Tanpa menunggu lama kita langsung saja melontarkan izin. Dilanjutkan dengan segera bergegas berangkat dengan hati yang sudah terlanjur terpenuhi oleh rasa ingin. Ketika akan menuju hal-hal yang kau suka matamu selalu saja berbinar-binar. Kamu memang tidak pernah bisa menyembunyikan rasa suka yang besar. Hal tersebut juga adalah yang membuatku cukup sadar. Bahwa dalam paras lemah lembutmu terdapat semangat yang terus berkobar. Rasa itu ternyata tidak hanya diam, namun juga menyebar. Mempengaruhiku yang sering tidak sadar. Mengikuti ambisimu yang sering tidak masuk di nalar.

Dalam perjalanan kau tiba-tiba berkata jika ingin berbicara tentang hal yang serius. Memang sering kau memiliki keinginan yang cukup misterius. Beberapa hari yang lalu kau berkata bahwa ingin membuat sebuah acara sirkus. Kini semakin di luar dugaan saja, kau bilang jika ingin mengajakku berjalan-jalan ke merkurius. Seperti hal yang mengada-ngada namun kau mengatakan hal tersebut dengan serius dan nada yang sangat tulus. Semakin jauh lagi imajinasi harus ku tembus. Agar dapat selalu mengimbangi dalam pikiranmu yang berpola rumit dan tidak lurus. Namun tetap saja mendengar impian-impian anehmu itu aku justru menjadi semakin kagum dan terbius.

Tidak jarang pula kau terbawa dalam duniamu. Dunia dalam imajinasi. Dunia dimana logika tidak pernah dibatasi. Kita bisa menjadi siapapun atau bahkan apapun di sana. Jika itu kamu, menjadi milikku misalnya.

Tidak, aku mulai terlalu banyak berkhayal. Oleh pengaruh mu imajinasi ku terjegal. Kau membuatku menatap dunia dengan cara yang sedikit berbeda. Dengan sedikit menambahkan beberapa bumbu yang tidak biasa di dalamnya. Bukan hanya tentang ketika kita terjebak dalam cinta. Namun, juga ketika kita tidak perlu terlalu terpaku pada realita. Dunia terlalu luas kalau kita hanya memandangnya melalui sisi yang sempit. Apakah aku seperti itu? Karena aku dengan keberadaan mu sudut pandang ku menjadi sangat terhimpit.

Semempesona itu sampai pandanganku teralih. Sampai mau menghadap kemana lagi pun aku tak bisa memilih. Bukan kau yang mengusik, namun kau lah sang daya tarik. Semoga semua selalu terjadi dalam keadaan baik. Serta berakhir dengan bahagia yang akhirnya kan kita petik.

Terlalu banyak terbawa suasana sampai aku lupa jika kita sudah mulai dekat dengan tujuan. Tempat yang sudah beberapa waktu ini kau idamkan. Sebuah lokasi sederhana yang akan menjadi tempat kita untuk kembali saling menguatkan ikatan. Kembali pada tatapan mata yang saling berdekatan. Serta berbaur sempurna hati dan pikiran. Dak kita pun duduk saling bersebrangan. Pertemuan kita yang sebelumnya cukup lama terbatasi oleh waktu jeda. Sekarang hanya sebatas dibatasi oleh meja. Satu hal yang tidak boleh juga ku lupa pastinya. Bahwa seperti keadaan sebelumnya pikiran kita pasti juga di banjiri dengan banyak tanya. Teka-teki yang meski sudah banyak kalimat kita yang saling tertukar, namun hal tersebut tidak akan pernah muncul keluar. Takut untuk menjadi salah sekaligus takut untuk menjadi benar.

Sejenak kau pergi untuk es krim yang kau ingin pesan. Sangat jelas dalam senyummu bahagia terlukiskan. Sampai dengan langkah kakimu pun terlihat sangat anggun ketika menjauh berjalan.Sebuah langkah kaki yang berjalan menuju sesuatu yang sangat dicintainya.

Melihatmu begitu bahagianya dengan hal yang kamu sukai membuatku dengan hal tersebut ingin berganti posisi. Membayangkan kamu berjalan menuju padaku dengan segala senyuman dan keindahan perasaan. Itu hanya sebuah perumpamaan. Doaku, hal tersebut dapat menjadi sebuah kenyataan. Semoga keegoisanku yang seenaknya tersebut oleh Tuhan dikabulkan. Ketika hal tersebut terjadi, kita akan menjadi satu tujuan dalam perjalanan. Menjadi satu ikatan dalam kepastian. Menjadi satu keputusan dalam segala persoalan.

Dalam perasaan yang nyata, oleh impian yang menyatu.

Kau tiba-tiba datang dan mengagetkanku. Memecah lamunan yang sudah semakin lama semakin ambigu. Semua khayalan tersebut sementara waktu kubiarkan untuk beristirahat dan menepi. Karena saat ini ada keberadaan nyata di depanku yang harus ditanggapi. Kau membawakan sesuatu yang bahkan tidak aku pesan. Padahal hal tersebut masih ku pikiran. Namun sudah kau bawaan dengan spontan. Kembaran dari yang sedang sekarang ada padamu erat dalam genggaman.

"Agar kita saling menikmati rasa yang sama," katamu sembari melontarkan senyum penuh canda. Aku tidak bisa membalas apa-apa. Hanya bisa diam dan terpana. Kuharap rasa yang sama yang kau maksud tidak hanya tentang es krim. Namun juga pada perasaan yang selama ini selalu ku pendam tanpa sempat terkirim.

Aku tidak berkata terlalu banyak selanjutnya. Seperti biasa pasti kamu yang akan mendominasi dengan semua cerita dan hal-hal menakjubkan yang kau miliki. Aku hanya mengisi beberapa sepintas untuk sekedarnya menanggapi. Kau sering merasa kesal ketika aku lama diamkan. Namun memberi sedikit jeda untukku mengisi pembicaraan kau bahkan tak ijinkan.

Bukan aku yang bersalah namun malah justru aku yang selalu kena marah.




~ % ~




Meski raga kita berada di bangku yang berseberangan

Semoga rasa kita selalu berjalan beriringan

Serta impian bisa sama-sama kita dapatkan

Bersamamu yang adalah seorang idaman




~hnf~



_____._____._____._____._____

Kalian bisa capture quotes atau potongan ceritanya.

[Tag - ig : _hanifprasetya] / [tw : _hanifprasetya}

Vote dan komen untuk kritik, saran, atau sanjungan.

Aku memperhatikanmu meski tanpa tatapan .

Terimakasih ku ucapkan :) 

INKONSISTENSI RASA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang