~ Terimakasih Kamu ~

16 4 0
                                    

Nyatanya yang saling menjauh bukan hanya raga, namun juga rasa telah terkena pengaruhnya. Meski beberapa sabar tak memiliki batas. Namun bagaimana ketika bahkan satu pesan pun tak lagi kau balas.

Kau dan aku yang biasanya saling mengisi dikala waktu senggang. Kini kita sudah semakin renggang.

Seperti kejadian dahulu lagi yang pergi begitu cepat tak terkendali. Tanpa duga sedikitpun. Tanpa aba sekalipun. Serta tanpa pamit meskipun itu hanya sekedar isyarat yang berbelit. Nyatanya kau tak berubah. Janji-janjimu hanya bertepuk sebelah. Untung saja aku sudah terbiasa. Kali ini aku merasa rela-rela saja. Patah hati yang dahulu telah banyak mengajarkan sahaja. Bukan karena tak peduli. Karena memang sudah dalam ekspektasiku ini mungkin saja suatu saat akan terjadi. Tak bisa dipungkiri memang jika yang dulu terjadi bisa dengan mudah terulang kembali.

Bedanya, kali ini kita benar-benar tak akan saling kembali.

Jika kau benar-benar serius padaku ingin menghindar. Aku akan mengikutimu dengan cara sama sekali tak mengejar. Seluruh kalimat yang terucap pun tak lagi pernah kau dengar. Memang ini mungkin sudahlah takdir paling benar. Tak akan ada lagi menunggu dengan sabar. Untuk kali ini lebih tepat rasanya bertindak dengan mengikhlaskan dengan sadar.

Kata dan nyata yang kau ciptakan memang saling berbolak-balik. Karena itu pula kau sendiri justru yang semakin terjebak dalam pelik. Tak bisa kau tampik. Meski kau orang yang cerdik, bagaimana caramu mengelola dusta bukanlah karyamu yang terbaik. Justru itu hal yang terbalik. Seperti janji yang fakta yang kau cipta. Kau campur aduk seenaknya tanpa memikirkan resikonya. Lihat hasilnya. Apakah ini yang memang dari awal olehmu sudah menjadi rencana. Apakah sebuah kegagalan yang berujung menjadi bencana. Harapku ini berlaku hanya padaku saja, dan bukan kita. Sebab, aku tak yakin jika kau akan sesabar aku dalam menerimanya.

Bagaimana cara berakhir tanpa kata pisah?

Sebuah pertanyaan menarik yang tak perlu dijawab dengan sebuah teori. Bagiku itu sudah terealisasikan dengan mempesonanya bukti. Nyatanya itu benar-benar terjadi. Pada dua manusia yang pernah beberapa kali terikat pada janji. Meskipun pada akhirnya terhianati. Entah itu hanya salah satunya atau keduanya. Simpan saja itu sebagai tanya selamanya, karena jawabanya tak akan pernah terbuka. Kunci untuk memecahkan kode pada pintu jawaban sudah terlebih dahulu kau patahkan. Dan tentu saja tak ada cara untuk kunci tersebut kembali dihidupkan. Baik aku ataupun kau sudah sama-sama tak lagi memperdulikan. Bukan lagi hal yang mengherankan. Sudah terlanjur berada di posisi tak terelakkan perpisahan.

Tak hanya ragamu yang keluar radar karena berada di luar kota, namun terjadi pula dengan hatimu yang sudah tak lagi dapat kujangkau karena kehilangan rasa. Pergimu darimu mungkin hanya akan menjadi sia-sia karena tak meninggalkan apapun, baik itu luka maupun sekedar hampa. Aku sudah lama berada dalam ikhlas meski sama sekali tak akan pernah kau balas. Entah itu dari pesan yang kukirimkan atau kalimat yang terucapkan. Tak lama kita memang akan kembali berada dalam satu kota yang sama lagi, namun semua rasa bersama tak akan begitu saja kembali.

Benar-benar sudah terhenti dan mati.

Aku bahkan tak sempat padamu mengucapkan selamat tinggal. Kau sudah terlanjur pergi tanpa sedikitpun menoleh kebelakang untuk ucapan kalimat terakhir. Kau membuatnya semudah itu berakhir. Dari sini jalan baru sudah terlahir. Jalan dimana tak akan pernah ada lagi kamu disana. Dimana tak akan ada lagi kalimat yang saling bertukar antara kita. Dimana tak akan ada lagi mata yang saling bertatapan untuk waktu yang lama.

Terimakasih kamu.

Meski sebagian besar kisah yang kau berikan adalah hanya tentang derunya pilu. Aku akan tetap menjagamu di ruang rindu. Sepernah benci apapun aku padamu, pernah goresan deru yang indah menyatu. Antara kita, atau lebih tepatnya jika kusebut dengan kau dan aku.

Selamat tinggal. Semua tentang kita pun pada akhirnya tertanggal. Terimakasih karena pernah memberi kesempatan untuk saling mengenal. Terimakasih sudah pernah merubah pandanganku menjadi sedikit lebih indah. Terimakasih untuk semua yang kau berikan padaku dan sudah kuterima.

Terimakasih untukmu yang pernah berhasil mengambil hati, meski pada akhirnya rasa yang kau tanamkan kau biarkan begitu saja mati. 




~ % ~ 




Terimakasih....




~hnf~ 



 _____._____._____._____._____

Kalian bisa capture quotes atau potongan ceritanya.

[Tag - ig : _hanifprasetya] / [tw : _hanifprasetya}

Vote dan komen untuk kritik, saran, atau sanjungan

Aku memperhatikanmu meski tanpa tatapan

Terimakasih ku ucapkan :) 

INKONSISTENSI RASA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang