Ku kira hanya hanya di awal saja . ku kira hanya sebatas formalitas semata. Ku kira hanya karena aku orang baru sehingga kau memberikan bantuan. Ternyata memang kau ingin berteman. Semoga ini bukan sekedar perkiraan.
Semua yang harus di persiapkan dan dilakukan sudah semua aku pahami. Meski sudah seperti itu, kau tetap saja menjadi teman yang mendampingi.
Mendampingi dalam semua kebingungan yang aku belum terbiasa denganya. Serta dengan semua hiruk pikuk yang membuatku tidak nyaman . Ku lihat kau tidak terlalu hebat. Kau hanya seperti lebih berusaha di banding yang lain. Di awal ini kulihat seperti kau tak suka bermain-main.
"selamat pagi" yang tadinya tidak pernah ada, sekarang sudah tertata dengan rapi pada tempatnya.
Di beberapa kesempatan kita sering terjebak dalam sapa. Sudah tidak ada pertanyaan lagi bahwa kita itu siapa. Selain sapa sedikit kita sudah saling bercerita. Meskipun ini sedikit terasa seperti wawancara. Karena kau yang lebih banyak bertanya dan aku lebih pada diam dan menduga. Akunya saja yang belum terbiasa.
Kau terlihat seperti terlalu baik.
Iya kamu memang baik. Kamu juga populer. Mungkin itu karena kebaikanmu. Mungkin.
Ini bukan hanya sebatas asumsi. Dari banyak orang di sekitar kita banyak yang datang padmau untuk menyapa. Tidak hanya itu kadang juga kau dan mereka saling berbicara. Berbicara apa saja. Yang sebagian besar aku tak tahu. Atau memang saat itu aku hanya tidak ingin terlalu tau. Aku tidak ingin terlalu terlibat. Takutnya aku nanti malah ikut terjerat. Karena aku tidak suka direpotan dengan beberapa hal yang merepotkan jika aku semakin dekat.
Prasangkaku tidak pernah tepat dengan semesta. Atau mungkin semesta yang tidak menyukai prasangkaku.
Aku tidak pernah sebelumnya kearah sana meski hanya untuk melirik. Tapi pelan-pelan tanpa disadari perlahan aku olehmu au tarik. Kemana ? kedalam lingkaranmu. Lingkaranmu yang ramai. Lingkaranmu yang sebelumnya tak terlalu aku sukai. Tapi kupikir apa salahnya mencoba. Kalau tidak sukaaku hanya tinggal kembali ke titik semula. Pikirku saat itu yang lelah karena terlalu banyak menduga.
Harusnya aku tidak seperti itu. Kadangkala dugaan bisa berujung pada kesalahan. Meskipun jika aku tak sampai ujung, di tengah jalan aku hanya akna kelelahan. Karena sebenarnya semua tak perlu dipikirkan. Akunya saja yang terlalu hyperthingking. Mau bagai mana lagi. Dengan hal-hal sederhana saja seringku tak bisa berpaling. Ingin menghilangkan pemikiran ini. Tapi semakin ingin ku hilangkan malah justru malah terpikir semakin sering.
Kembali ke dunia nyata. Perlahan aku semakin sering denganmu. Karena mungkin aku tidak kenal banyak orang. Karena juga mungkin dengan keramaian aku tidak senang. Serta aku juga tidak suka memulai untuk datang.
Di semua keterbatasan ini kau justru datang menghampiri. Berjalan kearahku untuk membawaku ke arah yang lain. Atau mungkin bukan keduanya. Mungkin saja kau mengarahkan yang lain untuk berjalan padakku . siapa tau ?. ini hanya sebatas asumsi. Tidak pernah kutanyakan secara langsung dalam diskusi. Padalal setiap kali bertemu sapa kita selalu saling mengisi.
Tak ada angin, tak ada mendung, tak ada hujan. Dan sialnya hari itupun tak ada uang jajan. Jangan risau, meskipun tak ada rencana yang sudah berlalu bukan berarti tak akan ada munculnya hal baru.
Beberapa kali sempat terlintas kalau tiga tahun ini hanya akan menjadi kenangan bisu. Tapi ternyata tidak. Perlahan satu persatu muncul sapa baru. Mereka adalah siapa yang dibawa olehmu.
Aku seperti sebuah titik sepi yang kau seret kedalam lingkaranmu.
Sama sekali tidak terasa. Aku ternyata sudah terbawa. Terbawa kedalam lingkaranmu dalam pertemanan. Mereka yang kupandang secara kabur sekarang sudah bisa kusapa dengan jujur. Sudah bisa kuajak untuk saling berdiskusi untuk mengisi sepi. Atau hanya sekedar bercanda sambil menunggu rasa sedih yang sepele perlahan reda.
Kau bawa mereka kesini.
Karena kau tau datang dan menghampiri bukan caraku. Maka diawal kau berpura-pura mendatangkan mereka sebagai tamu. Tamu pada lingkaranmu yang aku sempat kau seret kedalamnya. Yang tak aku tau apapun isinya. Aku mengiyakan sebelumnya hanya karena besarnya Padamu rasa percaya. Serta belum ku kenal juga rasa curiga.
Yang sebelumnya tidak ku percaya dan pahami. Sekarang sudah mulai ada untuk menghilangkna sepi. Mengenal banyak orang ternyata tidak semerepotan yang sebelumnya ku simpan hanya dalam pikiran. Karena olehmu yang sebelumnya aku sedikit dipasakan. Ini cukup mengesankan. Karena kau tidak hanya datang. Namun juga mendatangkan.
~ % ~
kenapa harus semua untuk satu ?
kenapa harus satu untk semua ?
kenapa tidak semua menjadi satu
untuk selamanya ?
~hnf~
_____._____._____._____._____
Kalian bisa capture quotes atau potongan cerita. Sertakan aku juga disana.
Tag - IG : _hanifprasetya / TW : _hanifprasetya
Silahkan berkomentar untuk kritik, saran, atau sanjungan.
Jika suka silahkan vote, follow akunku, dan simpan kisah ini baik-baik di list kalian.
Percayalah, dari sini aku memperhatikanmu meski kita tak saling bertatapan.
Trimakasih untuk seluruh perhatian :)
KAMU SEDANG MEMBACA
INKONSISTENSI RASA (TERBIT)
RomanceBagaimana cara sederhana kita bertemu? Bagaimana cara semesta membuat kita bersatu? Bagaimana cara aku memandangmu setelah itu? Bagaimana cara kau buat aku menjatuhkan hati padamu? Bagaimana cara kita saling terjebak dalam rindu? Bagaimana cara...