~ Aku Sudah Kehilangan Hati ~

8 3 0
                                    

Jika kupikir-pikir kembali aku memang sudah seperti sudah kehilangan hati.

Seperti aku sudah tak memiliki rasa simpati lagi. Tertawa padamu. Mungkin karena rasa kecewa yang sudah berusaha dengan keras kutahan namun tetap saja menggebu. Atau justru hanya karena alasan yang lebih sederhana. Yaitu karena aku hanya tak ingin denganmu.

Setelah semua keanehan yang terjadi ketika kita mengobrol kemarin. Kali ini kita terasa seperti biasa lagi pertemanan kita terjalin. Kau bertingkah seperti tidak seperti ada apa-apa. Terasa sangat biasa kembali. Seperti kau sudah melupakan segala kecanggungan yang beberapa waktu telah terjadi. Ku kita rasamu akan justru semakin menjadi. Ternyata kau lebih pintar menyembunyikan rasa dari yang aku sadari.

Dalam pertukaran kata kita kembali.

Karena kali ini kita masih berada dalam masa jeda. Kita bisa dengan sepuas hati karena dapat kesempatan untuk mengabaikan kelas dengan tak memasukinya. Tentu saja banyak sekali orang-orang yang merasa gembira. Apalagi mereka yang berada di tengah lapangan sedang sibuk bertanding dalam kegiatan olahraga. Harusnya ku juga di sana untuk menjadi salah satu pemain utama. Namun aku dengan santai mengabaikannya. Ku bilang aku sedang lemas dan seperti tidak bernyawa.

Aku memilih denganmu di tepi ini. Karena ada pembicaraan yang lebih penting yang harus aku hadiri. Aku duduk santai menunggumu disini. Sampai pada saat kau sudah terlihat datang berjalan dari jauh padaku untuk menghampiri. Kita ditemani oleh pemandangan orang-orang, namun masih saja di sini terasa sedikit sunyi. Kita terlihat akur membawa senyum masing-masing yang berseri. Dengan kata-kata terucap yang saling melengkapi.

Mulanya kita hanya saling basa-basi tak penting. Namun lama kelamaan semakin banyak perdebatan yang membuat suasana terasa bising. Sekalian saja ku katakan yang aku rakuna padamu sebelumnya. Sampai pada titik kau tak sanggup lagi untuk berpaling. Bagimu mungkin ini adalah keadaan yang genting. Untukku tentu saja dengan ini aku dapat mendapatkan informasi yang penting.

Dariku mulai datang berbagai tanya. Tak perlu banyak basa-basi langsung yang menurutku adalah yang paling susah kau langsung menanyakannya. Tersentak kau dibuat bingung jadinya.

"Kau menyukaiku?" kataku sembari mengamatimu yang terjebak dalam bisu.

Terlihat kau ingin sekali mengelak. Namun sisi kejujuranmu sama sekali tidak bisa menolak. Berusaha sekuat apapun untuk menyembunyikannya pun pasti pikiranmu dapat kutebak. Pada akhirnya kau mengatakannya dengan berat hati. Mungkin bagimu itu sangat berat sampai kau merasa ingin mati. Namun kau tak memiliki pilihan untuk melewatkan juga karena bagiku itu juga merupakan hal yang sangat berarti. Dari hal sederhana saja sisi hatimu sudah ku ketahui.

Karena aku sudah kehilangan hati.

Ini karena langkahmu yang sudah bisa kau tebak. Atau justru karena hati yang sudah benar-benar menolak. Siapa yang peduli. Dari awal juga rasa sudah tak merestui. Tentu saja ada alasan yang tak perlu kusebutkan lagi. Semua itu benar adanya dan tak bisa dipungkiri. Mau sepintar apapun kau kau rayu aku tak akan pernah kembali kesana. Ke tempat yang pernah membuatku sangat terpana. Namun berakhir dengan kisah tertinggal dan merana.

Perihal menolak dan menerima, aku masih memikirkanya. Jadi pertanyaanmu untuk sementara belum ada jawabnya. 




~ % ~ 




Dalam hidup

Beberapa hal memang tak sanggup kau elak

Namun beberapa masih bisa kau tolak




~hnf~ 



 _____._____._____._____._____

Kalian bisa capture quotes atau potongan ceritanya.

[Tag - ig : _hanifprasetya] / [tw : _hanifprasetya}

Vote dan komen untuk kritik, saran, atau sanjungan

Aku memperhatikanmu meski tanpa tatapan

Terimakasih ku ucapkan :) 

INKONSISTENSI RASA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang