~ Lihatlah ~

19 5 0
                                    

Selamat pagi.

Baru kali ini setelah sekian lama sapaku tak terarah ke siapapun. Aku mengatakan itu hanya dalam hati sambil melamun. Tak ada kamu lagi. Artinya kali ini akan menjadi awal yang benar-benar sepi. Terasa seperti memulai semuanya dari nol lagi. Sama sekali tak terpikirkan bagaimana kau disana dengan kehidupan yang kau jalani. Pikiranku sekarang telah benar-benar telah tertutup rapi. Darimu yang seringkali menghantui.

Sekarang adalah kelas baru. Orang-orang yang baru pula. Namun aku tak pernah sama sekali berpikir untuk menemui cinta yang baru. Rasa ini masih haru. Meski semua kenangan tentangmu sudah ku anggap angin lalu. Dan rasa padamu sudah kutinggalkan sampai usang dan berdebu.

Aku menjadi diriku yang seperti yang dulu lagi. Menjadi pendiam yang kurang dengan bersosialisasi. Kali tak ada orang aneh yang menarikku untuk masuk ke dalam hubungan pertemanan. Tidak seperti waktu dulu ketika kau tanpa permisi langsung saja mengajakku untuk berkenalan. Aku benar-benar memulainya lagi dari sendiri. Setidaknya kali ini aku sudah sedikit berubah. Tidak lagi menjadi diriku yang sangat tertutup dengan dunia luar. Pandangan mataku yang dulu hanya kebawah sekarang telah menyebar.

Orang lain yang tidak penting pun sudah mulai kuperhatikan.

Aku mulai melihat dunia lebih luas. Karena dulu tatapanku hanya mengarah ke kamu maka pandanganku tak begitu jelas. Kali ini baru kurasakan. Bagaimana menjadi orang yang sendirian, terabaikan, kesepian. Bagiku itu bukanlah alasan untuk hanya pasrah dalam keadaan. Nyatanya aku ingin juga dikenal oleh orang lain. Tapi aku tak tahu bagaimana proses pertemanan dapat terjalin. Akhirnya aku hanya kembali bingung. Meski semangat sebelumnya telah melambung namun semua itu seketika langsung saja terbendung. Kembali aku menjadi lemas lunglai karena kali ini mungkin tak ada pertemanan yang dapat kurangkai.

Aku terjebak dalam kondisi itu dalam beberapa waktu. Dalam keadaan tidak membaur serta banyak berdiam membisu. Namun dalam beberapa hari orang -orang mulai datang menghampiri. Dalam pikirku mereka datang kesini karena aku butuh untuk dikasihani. Ternyata tidak. Mereka datang padaku karena kala itu memang aku memiliki beberapa prestasi. Satu dua orang awal nya mulai hanya iseng bertanya padaku karena penasaran dalam beberapa hal. Lambat laun kita akhirnya saling kenal. Yang awalnya hanya beberapa namun pada akhirnya aku berhasil menjalin ikatan dengan semuanya.

Ternyata yang awalnya kukira aku yang memperhatikan kalian ternyata kalian semua diam-diam padaku menaruh perhatian.

Kejadian merupakan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah kusangka. Bahkan dalam imajinasiku saja tak sampai untuk sampai kesana. Namun inilah kenyataanya. Sekarang kau sudah memiliki banyak orang untuk menghadapi berbagai hal bersama. Semoga kalian tak seperti dia yang bertingkah baik di awal namun pada akhirnya menyakiti hati pada akhirnya. Aku bangga dengan kalian. Aku bangga dengan keadaan yang kali ini sedang ku rasakan. Semoga semua berjalan indah tanpa adanya sebuah penghianatan.

Aku merasa nyaman disini. Sampai aku lupa bahwa beberapa waktu yang lalu aku pernah merasakan patah hati. Bahkan padamu. Aku sudah tidak lagi pernah terungkit oleh hati. Karena aku merasa tidak lagi sendiri. Ternyata aku bisa berpaling darimu secepat ini. Padahal dalam bayangan sebelumnya ini akan sulit untuk terjadi. Yang terpenting sudah tak ada lagi tentangmu berkeliaran dalam pikiran menghantui.

Rasaku padamu kupastikan telah benar-benar pergi.

Semakin lama aku disini berada semakin aku lupa akan luka. Aku mengingatnya. Namun bukan berarti aku harus senantiasa aku rasakan. Itu hanya akan menjebakku dalam duka. Mereka mungkin adalah tempat terbaik untuk mengalihkan perhatian. Dan nyatanya disaat ini semua itu terbuktikan. Ketika berkumpul bersama kamu benar-benar terlupakan. Dan aku merasa semakin lebih menikmati kesendirian.

Tidak mungkin.

Tak mungkin sama sekali tidak ada kemungkinan kita tidak akan kembali dipertemukan. Nyatanya kita beberapa kali berpapasan. Tapi entah kenapa kali ini tidak seperti biasanya ada getaran yang kurasakan. Apakah hatiku benar-benar mati? Atau sesuatu hal yang lain telah terjadi. Aku masih menyapamu dan kau pun begitu. Anehnya kali ini sama sekali tak ada rasa rindu. Sama sekali tak mengingat tentang yang telah berlalu antara kau dan aku. Aku lebih merasa kau sudah seperti orang asing. Yang ketika selesai kusapa seketika aku langsung saja berpaling. Tak ada yang kurasa bahwa itu adalah hal yang penting.

Meski sudah tak merasakan rasa sesal. Nyatanya aku masih tak sanggup menghilangkan rasa kesal. Kesal akan bagaimana bisa aku terkhianati dengan orang yang begitu aku sayang. Masih saja terasa bagaimana rasanya bagaimana aku menjadi orang yang dengan seenaknya dibuang. Bagian yang paling ku benci dari itu adalah ketika aku sampai pada kehilangan kepercayaan akan apa yang dinamakan berjuang.

Untung saja semua kejadian itu dapat berhenti. Paling tidak raga ini telah terselamatkan meski tidak sampai menyeluruh sampai ke hati. Karena memang butuh proses untuk membuatnya sedia kala kembali. Aku kembali ke titik awal lagi untuk memulai. Mulai dari merangkak, berjalan, sampai dengan aku sanggup berlari. Kemudian akan kembali dengan sekuat hati ku kejar mimpi. Namun tidak lagi denganmu yang sudah jauh melenggang pergi.

Sebenarnya aku masih menjalani hari dengan hati yang patah. Namun semua itu tertutupi dengan pemikiran serta raga yang selalu patuh.

Dan tentu saja dengan adanya teman-teman yang berada disekeliling. Hatipun tak begitu terasa haning. Banyak ocehan-ocehan tak jelas yang ngawur. Tapi itu begitu terasa menghibur. Ada pula yang suka sekali bertingkah laku aneh. Tapi itu yang membuatku kepadanya tak menoleh. Dan satu yang paling penting adalah ada yang selalu mengisi ruang bicara, menjadi tempat bercerita, bahkan ada yang menjadi teman untuk berbagi hal-hal yang kita saling suka.

Aku menikmatinya.

Hari-hari ini tidaklah terasa buruk. Sementara pun belum ada goresan luka hati yang kembali terbentuk. Aku masih bertahan pada perjalanan yang khusyuk. Meski aku tidak pandai menyesuaikan situasi namun aku selalu berusaha untuk merasa berada disana. Memahami banyak orang sekaligus juga bagiku bukanlah sesuatu yang biasa. Dulu terasa agak mudah karena aku hanya terjebak pada satu nama. Kali ini tidak akan terjadi karena banyak yang kali ini aku kenali dan satu persatu juga harus bisa kupahami.

Lihatlah. Aku tidak menyerah. Tidak mudah bagiku berada dalam pasrah. Hari-hariku tanpamu tetaplah indah.

Meski masih sedikit terbesit gundah. 




~ % ~ 




Yang pernah datang bisa kapan pun pergi menghilang

Namun terkadang masih meninggalkan rasa yang masih terkenang

Jangan dilawan karena itu akan membuatmu semakin terkekang

Ikhlaskan saja, terima, lalu berlari menuju puncak hingga menjadi pemenang




~hnf~ 



_____._____._____._____._____

Kalian bisa capture quotes atau potongan ceritanya.

[Tag - ig : _hanifprasetya] / [tw : _hanifprasetya}

Vote dan komen untuk kritik, saran, atau sanjungan.

Aku memperhatikanmu meski tanpa tatapan .

Terimakasih ku ucapkan :) 

INKONSISTENSI RASA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang