~Mengapa kau semakin menjauh? terlalu jauh hingga aku tak bisa menggapai mu, tak bisakah kau melihatku di matamu lagi?~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."bagaimana caranya membuat y/n membenciku" ucap jimin bermonolog
setelah kejadian di rooftop tadi, jimin memutuskan untuk kembali ke studionya,
menyesal? tentu saja, tapi bukan itu yang menjadi pusat pemikiran jimin saat ini, jimin sangat menyesal karena terlambat menyusul y/n, tapi jimin lebih menyesal karena y/n masih saja menangisi pria brengsek seperti nya.
bukankah itu artinya y/n masih belum bisa membenci jimin? kenapa sulit sekali membuat y/n melupakan park jimin
"aku harus melakukan nya" ucap jimin ketika sebuah ide gila muncul dari pikirannya
(y/n pov)
aku kembali bekerja setelah merasa diriku cukup tenang, sebenarnya tae menyuruhku untuk pulang dan beristirahat tadi, tapi aku menolak nya, aku akan semakin sedih jika berdiam sendirian dirumah. kupikir jika aku membiarkan diriku sibuk hari ini, mungkin aku dapat melupakan kejadian tadi.
itu memang cukup berhasil setelah 2 jam diriku menyibukkan diri, tapi lemah rasanya jika aku terlalu memaksa kan diri, aku lelah dan memutuskan untuk beristirahat sebentar.
aku tak tau jika beristirahat sebentar dapat membuat ku melamun dan memikirkan kejadian yang tadi, aku memang sudah cukup tenang tadi, tapi tidak dengan pikiran ku, kejadian itu selalu saja menghantuiku
'kenapa harus aku yang melihat kejadian itu? apa yang jimin lakukan pada aera? apa yang akan jimin lakukan jika aku tak muncul disana? apa dia benar ingin mencium aera? ataukah mereka sudah melakukan nya?'
pertanyaan yang selalu bertenger pada kepalaku, aku sungguh menyesalinya karena telah membantu manager.
"y/n!! kau dengar tidak?" teriak salah satu eonnie di depanku
"ha?" aku tersentak
sudah berapa lama aku melamun, apa aku melawatkan sesuatu yang penting? kenapa ceroboh sekali hari ini
"fokuslah y/n!!" tegur eonnie
"ah mian"
"ada apa ini?" tanya jimin dari belakang eonnie
"y/n tak fokus sejak tadi, jadi aku menegurnya" jelas eonnie
"apa kau sakit?" tanya tae
"a-aniya" jawabku sambil menunduk, aku tak mau melihat kehadiran jimin disini, terlalu sakit melihatnya
"kau boleh pulang jika kau sakit y/n-ah" sambung tae
"apa-apaan kau ini tae... ini belum waktunya pulang, jangan terlalu memanjakan nya, dia hanya staff dan ini masih jam kerja" ucap jimin
"dia benar tae" sela ku
"aku tak habis pikir, kenapa mereka membiarkan orang yang tak profesional bekerja pada entertainment kita, dia bahkan bekerja berkat balas budi dari seorang idol, cih menyedihkan" sarkas jimin saat hendak berbalik meninggalkan tempat ini
"jaga ucapanmu jim" geram tae sambil mendekat ke arah jimin, aku yakin jika aku tak melerainya, pasti akan ada pertumpahan darah disini,
aku berdiri di antara jimin dan tae untuk mencegah mereka berkelahi,
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise of Scenery✓
Fanfiction"maafkan aku selalu menyakitimu saat kau berada disekitar ku" -Tae . . . "maafkan aku sempat meninggalkan mu" -Jimin . . . "maafkan aku jika menaruh perasaan bodoh pada hatiku" -y/n