~Aku adalah filter baru yang belum pernah kau lihat sebelumnya~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.aku terbangun di pelukan jimin pagi ini. aroma tubuhnya, pelukan hangatnya, dan deru nafasnya, membuat tidurku nyenyak semalam. aku tersenyum sendiri membayangkan jika saja setiap hari seperti ini. pasti menyenangkan.
dapat kulihat jimin masih terlelap. wajahnya polos sekali bila dia menutup matanya. jadi gemas sendiri.
tak mau hanyut terlalu dalam, aku pun merenggangkan pelukan jimin dari tubuhku dan hendak menyiapkan sarapan.tapi, bukannya merenggang, tangan jimin malah semakin mendekap ku erat. "jim," ucapku pelan
"hmm" sahut jimin dengan suara serak nya khas bangun tidur
"aku harus menyiapkan sarapan"
apa jimin tak lelah semalaman memeluk ku? apa tangannya itu tak kesemutan karena kugunakan untuk bantal?
"morning kiss" seru jimin dengan mata yang masih tertutup
morning kiss? apa aku salah dengar? atau dia belum benar-benar bangun? kenapa permintaan nya aneh sekali hari ini, aku pun memperhatikan wajah jimin dari dekat. mengecek apa dia benar-benar sudah bangun atau masih melindur.
"mau sampai kapan memperhatikan wajahku hm?" sahut jimin yang membuatku terkejut, bagaimana Jimin bisa tau kalau aku memperhatikan wajahnya?
tiba-tiba jimin membuka matanya perlahan, aku dengan sigap langsung mengalihkan pandanganku ke arah lain. aku tak mau jimin melihat wajah merahku pagi-pagi. bisa malu nanti jika dia mengejekku.
aku menelan ludahku sendiri begitu melihat wajah jimin yang sexy saat bangun tidur, "k-kau.."
aish.. kenapa aku jadi gugup seperti ini, aku pun menggeleng cepat untuk merubah raut wajahku, "lepaskan! aku harus menyiapkan sarapan untukmu"
"aku ingin sarapan bibirmu pagi ini" jawab jimin
"jangan gila, capat bangun dan mandi!"
jimin semakin mengeratkan pelukannya padaku, "aku tak akan melepaskan mu sebelum kau memberiku morning kiss"
"ayolah jim, sudah mulai siang sekarang"
"aku tak peduli" sahut jimin
jimin tak main-main dengan permintaan nya kali ini, dia semakin mengeratkan pelukannya padaku, sampai-sampai aku merasa sesak di pelukannya. tak ada celah untukku lepas dari dirinya, bergerak saja sulit sekali, ditambah lagi kaki jimin juga ikut melilit kakiku di bawah sana. gagal sudah rencanaku untuk lari dari dirinya.
"jim.. te-terlalu erat, aku tak bisa menciummu kalau kau terlalu erat memelukku"
jimin pun merenggang kan pelukannya padaku, lalu memposisikan wajahnya tepat di depan wajahku. baiklah, aku tak bisa lari lagi sekarang.
"tutup matamu!" suruhku pada jimin
"kenapa harus di tutup? aku ingin melihatnya"
"aku malu bodoh" kesal ku
"jangan mencoba membohongi ku, kau tau kau tak bisa lari dariku sekarang!" ancam jimin
jimin benar, akan semakin mengerikan kalau aku sampai membohongi jimin sekarang ini. apa aku benar-benar harus menciumnya? tapi aku tak punya pilihan lain.
'baiklah y/n.. tenang... kau hanya perlu menciumnya dengan cepat lalu selesai, sangat mudah... ya mudah..' -batinku
aku menelan ludahku saat jimin menutup matanya, jantung ku bahkan semakin tak karuan rasanya sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise of Scenery✓
Fanfic"maafkan aku selalu menyakitimu saat kau berada disekitar ku" -Tae . . . "maafkan aku sempat meninggalkan mu" -Jimin . . . "maafkan aku jika menaruh perasaan bodoh pada hatiku" -y/n