Crystal Snow

118 13 12
                                    

~Aku ingin menjaga janjiku ini sekali lagi sebelum berubah menjadi air mata~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

aku menghela nafas berat sembari menyandarkan punggungku ke sisi ranjang, mengemasi beberapa barang yang belum sempat kumasukkan dalam koperku.

pagi ini terasa begitu dingin untukku, mungkin sebentar lagi akan turun salju.

menyayangkan sekali bahwa aku harus pergi saat musim salju akan datang, padahal aku dulu sudah merencanakan akan bermain salju dengan jimin. semua tak akan tau apa yang akan terjadi di masa depan bukan? andai saja Indonesia bisa menurunkan salju, aku pasti tak perlu repot-repot datang jauh ke korea

penerbanganku akan berangkat pukul 10.00 pagi hari ini, jadi aku masih bisa menikmati korea beberapa jam sebelum aku pergi, aku juga harus berpamitan dengan lera nanti, dia pasti akan sangat marah karena aku mendadak mengabarinya.

aku bertemu dengan lera di cafe yang sering ku datangi dengannya, kami memang sering datang kesini hanya untuk sekedar meminum kopi dan mengobrol.

"kau sungguh ingin pergi? meninggalkan ku? begitu?" pertanyaan pertama yang lera lontarkan padaku

"aku merindukan ibuku" jawabku

"kau tak akan kembali? ayolah y/n kau tak bisa meninggalkan ku sendirian disini, aku tak punya teman selain dirimu, apa kau tega?"

"entahlah lera. tapi kurasa aku tak bisa tinggal disini lagi"

lera meneguk minumnya sesekali,
"apa ini karna jimin?"

aku mengalihkan pandanganku sambil terkekeh pelan, "tentu saja bukan, sudah kukatakan bahwa aku merindukan ibuku, aku ingin tinggal dengannya disana, hanya itu"

"kalau benar semua ini karna jimin, akan aku tendang asetnya sampai mampus"

aku tersenyum mendengar ucapan lera yang melantur, bagaimana bisa dia se frontal ini di tempat umum. semoga saja tak ada yang mendengar

"berikan alamatmu yang di Indonesia, aku akan berkunjung jika aku merindukan mu, itupun kalau aku punya uang" tutur lera

"tak perlu, aku yang akan berkunjung sesekali ke korea, kau tau aku tak bisa lepas dari oppa-oppa tampan disini"

"ya..ya.., tapi alangkah baiknya jika kau mengenalkanku pada orang yang tampan di Indonesia juga"

"pasti"

dua jam lebih aku mengobrol dengan lera, kami tak pernah selama ini jika mengobrol di cafe. hingga jarum jam menunjukkan pukul 09.30 aku lekas mengakhiri obrolanku dengan lera.

kami berpisah di depan cafe karena lera harus pergi bekerja, sebenarnya dia sempat memaksa untuk mengantar ku sampai bandara, tapi aku melarangnya, aku tau dia tak bisa meninggalkan pekerjaan nya sesuka hati. dia pun hanya memeluku sambil menangis, mengucapkan beberapa kata ancaman jika aku tak mengunjungi nya lagi.

°°°
Incheon airport, akhirnya aku menginjakkan kakiku disini, masih 10 menit lagi sebelum pesawat ku berangkat, tapi berat sekali rasanya hanya untuk melangkah.

aku melihat ke langit sebelum berjalan masuk ke bandara, mataku membelalak saat melihat salju turun tepat waktu itu.

indah

kata yang tersemat saat melihat salju pertama turun. air mataku menetes tanpa kusadari, begitu perihnya menyadari bahwa aku tak akan melihat semuanya lagi. tak akan pernah bertemu atau bicara dengan orang yang kucintai lagi. aku kehilangan semuanya.

Promise of Scenery✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang