Sweet Night [M]

137 8 2
                                        

~Suatu hari nanti, mungkin aku akan terbangun dengan perasaan yang lebih dalam lagi~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

aku terkejut saat kembali ke ruang tengah. ternyata jimin pandai sekali dalam hal mengurus anak kecil. mereka berdua bermain bersama layaknya seorang teman. jeno ada di pangkuan jimin sambil tersenyum bahagia. entah kenapa cepat sekali para laki-laki menjadi sangat akrab, sebenarnya apa rahasia para laki-laki.
berbeda jauh dengan kaum perempuan, terlalu cerewet dan menyebalkan.

"jeno punya teman baru rupanya" sela ku yang membuat jimin maupun jeno menatap kearah ku

"j-jimin samchon ucu.." ucap jeno, jeno memang belum terlalu jelas saat bicara, tapi aku mengerti apa yang coba ia katakan. dan hari ini, aku tak setuju dengan apa yang di katakan jeno. 'jimin samchon lucu?' lucu darimananya jeno???? dia pria yang paling menyebalkan di dunia.

jeno turun dari pangkuan jimin dan berlari menuju mainannya. melihat jeno duduk di atas karpet sambil bermain sendiri membuatku tersenyum lega. tak perlu pusing jika aku bersama jeno pasalnya anak itu tak serewel kebanyakan anak, hanya butuh mainan, perhatian, dan juga susu. dia pasti akan diam bermain sendiri.

"kau sudah selesai makan?" tanya jimin padaku

aku hanya mengangguk sebagai jawaban, "kau apakan dia sampai menempel sekali padamu?" tanyaku terheran

"entahlah, mungkin karena aku tampan" sahut jimin santai

"cih.., tampan dari mananya? kau bahkan lebih seperti ajusshi tua sekarang" sewotku padanya

"APA AJUSSHI TUA?" jimin yang tak terima menarik tanganku hingga aku jatuh ke pangkuannya. aku duduk tepat di paha jimin yang terbuka. apa-apaan dia ini, kenapa segila ini didepan anak-anak. bagaiman jika jeno melihatnya.

"ya.. apa-apaan kau ini park jimin, bagaimana jika jeno melihat!!" marahku sambil berusaha berdiri dari pangkuannya.

"jangan berisik jika kau tak mau di lihat jeno!"

"kau-" ucapanku terpotong saat jimin dengan lancangnya menciumku tanpa aba-aba. dia melumat bibirku lembut dan aku tak bisa berbohong jika aku juga menyukai caranya yang seperti itu. kelembutan nya membuatku tanpa sadar membalas ciumannya.

aku melepas ciumannya dengan paksa saat menyadari ponselku berdering, untung saja ada yang menyadarkanku untuk berhenti. jika tidak akan sangat bahaya, apalagi sampai jeno melihatnya.

aku turun dari pangkuan jimin saat hendak mengangkat telfon, dia sebenarnya merengek sambil mengumpat karena aku mengakhiri cumbuannya.

"kak risma? ada apa?" tanyaku pada kak risma di telfon.

"..."

"oh benarkah? baiklah akan ku gunakan jika aku dan jeno bosan di rumah"

"siapa? kenapa?" tanya jimin saat aku sudah mematikan sambungan telfonnya

"jeno eomma, dia bilang kita boleh menggunakan mobilnya di rumah jika ingin keluar"

"bagaimana kalo kita ke pantai nanti sore?" usul jimin

Promise of Scenery✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang