~Biarkan aku menyapamu, dan akan kuberitahu apa yang tak bisa kukatakan sebelumnya~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.angin malam semakin dingin menusuk masuk kedalam kulit ku, aku duduk termangu di bangku taman rumahku. menelaah setiap kejadian yang baru saja terjadi padaku. semua terlalu mendadak untuk kupahami. terlalu mendadak untuk hati dan pikiranku.
aku tersenyum miris merasakan hatiku masih terasa sakit seperti sebelumnya, sakit yang sama persis dengan dua tahun silam. rasa sakit yang disebabkan oleh orang yang sama. semua akan jadi dua tahun yang percuma jika rasa sakit ini masih dapat kurasakan. ya percuma, jimin menghancurkan semuanya hanya dalam satu pertemuan.
setelah kurasa lelah dengan fisik dan pikiran ku, aku memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. baru menginjakkan tiga langkah untuk meninggalkan taman, kaki ku terhenti tiba-tiba. hatiku berdetak dengan sendirinya, rasa aneh muncul menyelimuti ku. entah kenapa aku merasakan seseorang sedang memperhatikanku dari kejauhan. dengan segera aku membalikkan badan dan mengecek keadaan depan rumahku. tak ada yang aneh disini, semua masih terlihat aman. tapi kenapa aku merasakan kehadiran sosok kim taehyung disini. apa dia benar-benar kesini?
"mana mungkin y/n.., astaga..., tae bahkan tak tau tempat tinggalku, mana mungkin dia disini" ucapku yang langsung berjalan masuk kerumah.
aku disini y/n
°°°
baru saja masuk ke dalam rumah, sebuah kejutan datang lagi malam ini. ayah dan ibukku sudah rapi dengan sebuah koper di sampingnya.
"apa yang terjadi?" tanyaku bingung
"ayah dan ibu akan kerumah nenek malam ini, nenekmu tiba-tiba jatuh sakit dan harus di larikan kerumah sakit, jadi kami harus pergi juga malam ini" ucap ibuku panik
"bagaimana keadaannya sekarang? apa aku dan rei juga akan ikut?" tanyaku lagi
"rei ada camping di sekolah besok, dia tak bisa meninggalkannya, jadi ayah harap kau bisa menggantikan kami disini sayang. biar ayah dan ibu saja yang menjenguk nenek, kau jaga adikmu disini" jelas ayahku lembut
aku mengangguk mengerti,
"jangan bertengkar dengan adikmu selama kami disana. kami akan segera pulang jika keadaan nenek sudah membaik" sahut ibuku"siap komandan" jawabku semangat,
tok tok tok
tiba-tiba bunyi pintu rumahku terdengar. siapa yang datang malam-malam begini? apa ibuku memesan taxi?
"biar ibu saja yang buka pintunya, sekalian berangkat sekarang" ucap ibuku sambil mengecup kening ku dan rei
ayah dan ibu berjalan menuju pintu dengan aku dan rei yang mengekori mereka. berniat untuk mengantarkan keberangkatan orang tuaku sampai depan gerbang rumah.
tapi saat pintu terbuka, ada seseorang sedang berdiri membelakangi kami, orang yang mengetuk pintu rumah. punggungnya tak asing di mataku. apa dia temanku? apa aku mengenalnya? bentuk badannya sangat familiar sekali di mataku, tapi kenapa bertamu malam-malam? aku tak pernah punya teman cowok di Indonesia, lalu siapa dia?
"permisi" ucap ibuku, aku sangat yakin ibuku juga pasti bingung melihat kahadiran laki-laki ini
lelaki itu pun berbalik memperlihatkan rupanya, dan dalam hitungan detik jantungku hampir saja terlepas.
dia muncul di hadapanku lagi, salah! bukan hadapanku, di hadapan semua keluargaku. ya.. jimin muncul di depanku lagi. orang yang sangat tak ingin kulihat kini berdiri di depan ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise of Scenery✓
Фанфик"maafkan aku selalu menyakitimu saat kau berada disekitar ku" -Tae . . . "maafkan aku sempat meninggalkan mu" -Jimin . . . "maafkan aku jika menaruh perasaan bodoh pada hatiku" -y/n