~Aku ingin menyampaikan segalanya padamu, hingga kau menggenggam ketulusan ini dalam pelukanmu sekali lagi ~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Aku bergegas keluar kamar setelah merapikan pakaianku, meninggalkan jimin di kamar mandi menyelesaikan masalahnya.
Bulu kudukku bahkan berdiri mendengar suara desahan jimin dari luar kamar mandi, dia terus saja meracau memanggil namaku. Mungkin pilihanku tepat untuk membiarkan nya sendiri dulu di dalam sana.
Aku yang hendak melangkah kan kaki ku kedapur tiba-tiba berhenti mendengar suara seseorang mengetuk pintu. Ada tamu semalam ini?
Klek
"Kak risma?"
"Yakk!!! Kemana saja kau ini? Hampir 20 menit aku mati kedinginan di luar sini!"
20 menit katanya? Kenapa aku tak mendengar suara ketukan pintunya? Apa aku terlalau... menikmati permainan jimin?, Ah siall.. aku jadi berpikir yang tidak-tidak.
"Maaf.., ak-aku ketiduran" bohongku
"Ketiduran? Tak biasanya kau tidur secepat itu? Insom mu sudah hilang? Atau kau sakit?" Tanya kak risma sambil mengecek suhu di keningku
Kak risma benar, aku memang memiliki insom sejak dulu, dia yang selalu menemaniku terjaga sedari dulu jika aku bosan tengah malam. Jadi tak heran jika dia tau banyak tentangku.
"Aku tak sakit, tak usah khawatir"
"Jenoo.." ucap kak risma yang membuatku mengikuti arah pandangannya
Aku pun berbalik kebelakang ku, apa jeno sungguh menyadari kedatangan ibunya sampai terbangun sebelum kuberitahu?
"J-jimin?" Ucapku terheran saat melihat jimin menggendong jeno yang seperti nya sedang merengek karena terbangun.
Kak risma pun mengambil alih jeno dari gendongan jimin, sambil mengucapkan terimakasih.
"Seperti nya jeno dan aku menganggu waktu kalian jika berlama-lama disini" seru kak risma sambil mengedipkan mata padaku
"Ah kakak.."
Aku pun berjalan keluar mengantar kak risma sampai pada gerbang rumahku
"Pacarmu?"
"B-bukan! Teman, hanya teman"
"Sungguh?, Seperti nya kau tak pintar berbohong melihat tanda merah di lehermu" sahut kak risma santai
Ohh shitt.. aku lupa menutupi leherku, dan dengan spontan akupun segera menutupinya dengan tanganku
Kak risma yang menyadari kegugupanku langsung terkekeh melihatku, "tak usah malu, aku memaklumi, dulu aku juga seperti itu, jadi santai saja. Asal jangan lupa gunakan pengaman"
"Kakak!!" Seruku malu mendengar respon kak risma yang seperti itu
"Hahaha.. adik kecilku lucu sekali.., sudah mulai dewasa sekarang hm? Apa cowok itu yang mengajari mu menjadi dewasa? Seperti nya dia juga yang menghilangakan kepolosan mu, betul?" Goda kak risma padaku
"Jangan terus menggodaku.." ucapku sebal sambil mempoutkan bibirku
"Baiklah baiklah.. masuklah..!sepertinya permainan kalian tertunda gara-gara kedatanganku"
"Aku tak bermain sejauh itu kak.."
"Oh ya? Tapi kurasa dia tersiksa karna permainan kalian, punya nya masih tegang.. bantulah dia!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise of Scenery✓
Fanfiction"maafkan aku selalu menyakitimu saat kau berada disekitar ku" -Tae . . . "maafkan aku sempat meninggalkan mu" -Jimin . . . "maafkan aku jika menaruh perasaan bodoh pada hatiku" -y/n