~Untukmu, aku mengukir kebohongan yang indah~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.silau cahaya mentari berhasil membangunkan tidurku, mataku mengerjap bersamaan dengan pusing yang melanda kepalaku. aku terbangun tepat pukul 10 pagi, dengan kondisi tak ingat apa yang terjadi semalam padaku, terakhir yang ku ingat aku berada di bar bersama jimin.
'tunggu, jimin? dimana jimin? kenapa aku sekarang berada di kamarku? apa jimin yang mengantar ku pulang? apa yang terjadi semalam?' -batinku
"aisshh aku tak ingat apapun" runtukku sambil mengacak-acak rambutku sendiri
aku pun keluar dari kamar, terkejut bukan main saat menemukan sebuah sup yang tertata rapi di meja makan dengan note kecil di sana, sebuah note yang mampu membuat senyumku muncul di pagi hari
"jadi benar jimin yang mengantarku pulang semalam"
ada sedikit kebahagiaan yang terselip di hatiku saat mengetahui jimin mengantarku pulang semalam, aku tak ingat pasti kejadian semalam, hanya sekelebatan percakapan aneh yang muncul dalam ingatanku
'aku merindukanmu' aku mengingat kata itu, tapi aku tak tau siapa yang mengucapkan nya diantara aku atau jimin, jika di pikir lagi kemungkinan besar aku yang mengucapkan nya dan dengan kemungkinan kecil jimin membalas ucapanku itu.
aku pun langsung duduk dan memakan sup yang di buat jimin, agak sedikit asin, tapi aku menyukainya. aku terus saja berusaha mengingat kejadian semalam, aku ingin tau apa saja yang di lakukan seorang park jimin yang dingin itu padaku, apa dia menyelimuti ku? apa dia melepaskan sepatuku? apa dia juga yang melepas ikat rambutku? dan perban, aku baru menyadari jika perban di tanganku sudah berganti menjadi perban baru yang putih bersih, dia pasti juga yang mengganti perbanku, apa dia sudah berubah?
karena hari ini hari Minggu, aku seharian menyiapkan baju dan sepatu yang akan ku kenakan nanti untuk bertemu jimin, aku sudah tak sabar ingin segera menemuinya, sudah sekian lama dia tak mangajakku bertemu lagi di magic shop, dia pasti ingin meminta maaf padaku karena sikapnya yang dingin, akhirnya hari yang kutunggu datang juga. dia akan kembali padaku.
tepat pukul setengah lima sore, sebuah pesan masuk dari seseorang yang sudah lama tak menghubungi ku lagi
from jimin:
bersiaplah, setengah jam lagi aku sampaidia menjemputku? iyakan? oh ya tuhannn aku merindukan momen seperti ini, aku bahkan meloncat-loncat seperti anak kecil sekarang
"aku bahkan sudah siap satu jam yang lalu jim" monologku
setengah jam berlalu, aku terus saja berjalan mondar mandir di ruang tamu sambil sesekali melihat keluar jendela, aku hampir gila rasanya menunggu seseorang datang, aku bahkan menertawakan diriku sendiri karena bertingkah aneh sekarang, masa bodoh dengan tingkahku yang terlalu excited, aku benar-benar sedang bahagia sekarang
tiba-tiba ponselku bergetar, sebuah pesan masuk dari orang yang kutunggu
from Jimin:
aku di depan rumahmutanpa ragu, akupun berlari menuju jendela, benar saja seseorang yang kutunggu tengah berdiri bersandar pada mobil hitamnya
aku mengerjap sesekali, memastikan bahwa aku tak sedang bermimpi atau barhalu, dia benar jimin yang kutunggu
dengan segera aku mengambil tas slempangku dan berlari menuju pintu, aku berusaha untuk biasa saja di hadapannya saat ini, walau hatiku sudah melonjak lonjak sedari tadi, aku tak pernah segerogi ini dulu saat berdiri di hadapannya, tapi kali ini, sulit sekali menjelaskan rasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise of Scenery✓
Fanfic"maafkan aku selalu menyakitimu saat kau berada disekitar ku" -Tae . . . "maafkan aku sempat meninggalkan mu" -Jimin . . . "maafkan aku jika menaruh perasaan bodoh pada hatiku" -y/n