Light

82 12 1
                                    

~Moment ini pun memiliki arti tersendiri dan kita terhubung melalui suara~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

aku melebarkan langkah kaki ku, cuaca siang ini begitu menyengat yang membuatku ingin segera sampai di rumah.

aku baru saja pulang dari bekerja. perlu waktu tiga bulan untukku mencari pekerjaan di Indonesia. aku bekerja di tempat bibiku. sebuah tenpat yang mengajarkan kursus bahasa korea serta dance.

hanya perlu mengajari beberapa anak-anak yang menyukai bahasa korea dan dance. itu mudah bagiku, aku sudah terbisa berbicara Korea dan sering melihat dance. walaupun aku sering kali kesulitan saat memperagakan beberapa gerakan dance, tapi aku bahagia bisa meyalurkan hobiku. aku memang sangat suka menari sejak kecil hanya saja, lingkungan yang tak mendukung untuk menyalurkan bakatku. jadi, aku hanya menari sesukaku dirumah.

sesampainya dirumah, aku merbahkan diriku di atas sofa. rumah masih terasa sepi jika pada siang hari. ayah dan ibu sedang bekerja di toko, sekedar informasi, kami membangun toko kue beberapa bulan yang lalu, sebenarnya itu ideku, daripada melihat ibu harus mengantar kue dari toko ke toko lebih baik ibukku membangun toko kue sendiri dengan sedikit uang tabunganku. sedangkan adikku? tentu saja dia belum pulang dari sekolahnya.

menonton televisi sambil ditemani sedikit cemilan dan minuman soda membuatku cukup bahagia siang ini.
bahagiaku memang sesederhana itu. apalagi tak ada yang menganggu, lengkap sudah kebahagiaan ku.

baru saja bahagia, tapi sesuatu merenggutnya secepat ini. wajah yang membuat mood ku hancur seketika muncul di hadapanku. wajah yang tak ingin kulihat lagi.

park jimin

televisi bodoh ini menghancurkan mood ku ketika menayangkan sebuah iklan dengan visual member bts. membuat muak saja.

aku pun langsung mematikan televisiku dan meraih ponselku, lebih baik mendengarkan lagu yang membuatku pergi ke alam mimpi daripada melihat wajah sialan milik jimin. aku tak dendam, hanya saja sakit bila teringat dirinya.

memakai earphone dan memejamkan mata, merasakan betapa merdunya suara shawn mendes. andaikan saja punya suami yang memiliki suara merdu, pasti dinyanyikan setiap diriku ingin tidur.

moodku setidaknya lebih baik ketika mendengar kan lagu. tapi itu tak bertahan lama. entah kenapa tiba-tiba lagu selanjutnya adalah lagu milik jimin, promise. ada apa dengan hari ini? kenapa semua seakan-akan jatuh pada jimin lagi.

dan bodohnya diriku yang terus mendengarkan suara sialan milik jimin, hingga tanpa tersadar air mataku jatuh menetes. aku tak tau apa yang kurasakan. aku rindu pemilik suara ini, ya aku merindukan nya.

sudah dua tahun lamanya aku tak bertemu dengannya, jika kalian berpikir aku melupakannya kalian salah, aku hanya menghindar dari masalah yang berhubungan dengannya. aku masih mengingat nya, bahkan senyumannya masih tergambar jelas di otakku.

pertahanan yang selama ini aku bangun runtuh hanya dengan suaranya. aku sungguh merindukannya. harusnya aku tak berhak merasakan ini padanya yang jelas sudah milik orang lain.

apa dia sudah menikah dengan aera? tapi aku tak mendengar kabar apa-apa dari televisi. ayolah y/n kenapa malah memikirkan tunangan orang. ya tuhan...sepertinya aku mulai gila.

Promise of Scenery✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang