12

3.3K 353 3
                                    

Pagi ini aku kembali menatap kearah cermin yang di pajang di sudut ruang kamarku..

Hari ini aku memakai dress selutut dengan panjang lengan hanya sebatas sikut, menghela nafas akhirnya aku merasakan apa yang orang luar rasakan...

Nyatanya begitu sesak ku rasa...

Tok tok..

"Nunna!"

"Aku keluar" Ujarku setelah menghela nafas entah yang kesekian kalinya lalu mengambil tas selempang milikku lalu keluar kamar..

Hyunseob juga sudah siap, dia memakai jas hitam rapih, tampan. Mungkin orang lain tak akan menyangka jika dia masihlah bocah SMA saat ini..

2 buah buket bunga juga sudah dia siapkan..

"Ayo"

Hyunseob menggenggam tanganku, tak ada pertengkaran kali ini. Hari ini kami harus saling menguatkan satu sama lain...

Aku menganggukkan kepalaku lalu kami pun keluar dari apartemen..

***

Ruang Kreamatorium..

Ya, aku dan adikku kini tengah mengunjungi tempat di mana ayah dan ibuku berada saat ini...

Tempat dimana aku menangis memanggil nama ayah dan ibuku satu 3 tahun yang lalu...

Ahn Seonjoo dan Min Ahrim

2 nama orang yang paling berarti bagiku dan hyunseob. Hari ini tepat dimana ayah dan ibuku meninggal dunia...

Hyunseob menaruh dan menggantung 2 buket bunga itu di tempat gantungan bunga di di tempat abu kremasi ayah dan ibuku..

"Halo Ayah.. halo ibu, kami datang hari ini. Bagaimana keadaan ayah dan ibu di sana? Pasti kalian sudah bahagia di sana bersama nenek dan kakek"

Aku membiarkan hyunseob berbicara terlebih dahulu, sementara aku berisi di belakangnya..

"Aku merindukan ayah dan ibu"

Aku mengusap punggung hyunseob yang mulai bergetar seiring dengan isakan tangis yang terdengar darinya...

"Sungguh.. hiks.. aku merindukan kalian.. hiks.. hiks.. berdua.. hiks"

Air mataku ikut menetes mendengar ucapan lirih hyunseob, dia memang menyebalkan tapi aku tahu sikap Menyebalkan nya itu semata-mata untuk menutupi rasa rapuh dalam dirinya...

"Nun..hiks.. Nunna.. hiks.."

Hyunseob berbalik dan memelukku, menangis di pundak ku..

"Haha.. hey,, jangan menangis. Kau tidak malu menangis seperti anak perempuan di depan ayah dan ibu,hm?"

Aku berusaha menguatkannya, juga menguatkan diriku sendiri saat ini...

"Maaf ya ayah ibu.. dia memang menyebalkan saat bersamaku, tapi di depan kalian dia malah menangis seperti anak perempuan begini"

"Kau.. hiks.. menyebalkan.. hiks"

"Lihatkan? Dia kembali menyebalkan"

Hyunseob melepaskan pelukannya, berarti giliranku untuk menyapa ayah dan ibu..

"Ibu.. ayah.. doakan kami di sini agar selalu sehat dan bahagia dari atas sana ya, sebenarnya banyak yang ingin aku katakan tapi di sini ada hyunseob, aku takut dia menguping pembicaraan kita nanti, ibu dan ayah tau seperti apa mulutnya,bukan?"

"Ya! Kau kira aku perempuan yang suka bergosip?!"

Aku tertawa mendengar ucapannya..

"Bahkan kau tadi menangis seperti anak perempuan,Bocah"

"Kau pasti bergurau"

Aku kembali menatap foto ayah dan ibuku..

"Ibu ayah... Apa Nunna sudah pernah mengenalkan kekasihnya pada kalian?"

"Ya! Apa-apaan kau!"

"Dia seorang idol tampan!"

"Tutup mulutmu!"

Hyunseob sudah kembali ke mode Menyebalkan nya ternyata, ck..

"Jangan dengarkan dia ibu ayah. Doakan saja yang terbaik untukku, aku pasti akan segera mengenalkannya pada kalian nanti"

"Namanya Jung Jaehyun,Ibu ayah"

"Akan ku jahit mulutmu, bocah!"

"Tidak takut"

"Sepertinya aku harus segera kembali, aku akan menjahit mulut dia setibanya di apartemen nanti. Aku pasti akan sering-sering datang ke sini lagi"

Setelahnya kami pun berjalan keluar dari ruangan itu..

"Jadi kapan Nunna akan mengenalkan Jaehyun Hyung ke ayah dan ibu?"

"Kau kira mudah baginya untuk ku ajak pergi kemana-mana?"

"Ajaklah di waktu dia memiliki waktu senggang, aku yakin ayah dan ibu pasti senang melihat kau sudah memiliki kekasih, aku juga akan mengajak haeyoung nanti"

Kami pun berjalan menuju ke halte bus untuk pulang tapi hyunseob mengajakku makan siang sebelum pulang ke apartemen jadi mungkin kami mampir dulu di tempat makan..























Dorm..

Jaehyun baru saja pulang workout dan sekarang tengah bersantai setelah membersihkan dirinya di kamar..

Dia akan menelpon seseorang, ya siapa lagi kalau bukan kekasihnya..

"Halo?"

"Sudah pulang?"

"Iya, tapi kami sedang mampir untuk makan siang dulu di tempat makan. Kau sudah selesai dengan olahraga mu?"

"Ya, aku juga baru selesai membersihkan diri"

"Sudah makan siang?"

"Belum, mungkin nanti"

"Hyung! Nunna ingin mengajakmu ke makam orang tu-mmm / Diamlah! Sebelum ku masukan paha ayam ini ke mulutmu"

Jaehyun terkekeh mendengar kelakuan adik kakak itu, menggemaskan. Andai saja dia memiliki adik atau kakak juga...

"Jadi kapan aku dia ajak bertemu calon mertua ku?"

"Jangan dengarkan bocah menyebalkan ini"

"Ah kenapa? Aku juga ingin bertemu mereka, supaya ayah dan ibumu tahu jika kau memiliki kekasih yang tampan"

"Kau sama menyebalkannya dengan bocah ingusan ini"

"Aku akan memberitahumu jika aku memiliki waktu luang, kau harus mengajakku bertemu dengan ayah dan ibumu, tak mau tahu"

"Baiklah-baiklah, Tuan pemaksa / Ah kalian manis sekali sih kalian berdua, Hyung / Bayar sendiri makananmu!"

"Adik ipar yang pengertian, hahah.."

"Sudahlah, jangan kau ikut-ikutan menyebalkan juga"

"Kalau begitu, habiskan makan siang mu. Sepertinya aku juga akan makan siang sebelum pergi melakukan jadwal"

"Baiklah"

"Aku tutup ya, aku menyayangimu"

"Nunna jauh lebih menyayangimu,Hyung! / Ya! Kau membuat orang-orang memperhatikan kita!"

"Haha.. kalian menggemaskan"

"Ya sudah segeralah makam siang"

"Baiklah, bye sayang"

"Bye"

Tut..

"Hah.. aku juga ingin memiliki adik atau kakak, jika kau meminta pada ayah dan ibu seorang adik pun sudah sangat terlambat"

Hah..

Setelah itu, Jaehyun segera beranjak keluar dari kamarnya..

TBC

My Boyfriend is a Idol - Jaehyun Ver. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang