Vote dengan cara klik bintang di bagian bawah ya, Dear. Thank you♡
"Congratulation, Sayang. Selamat S.H." lelaki itu menarik lembut tangan kesayangannya, lalu diciumnya penuh dengan kebahagiaan. Ia beri buket bunga mawar merah segar yang sangat harum itu, tak lupa ia mengalungkan sebuah kalung berlian di leher Natalie. Lalu gadis itu membisikkan "Terima kasih, Sayang atas surprisenya" tak hanya itu, Alano mulai melingkarkan tangannya di pinggang Natalie, lalu mencium kening gadis itu.
"Kau sangat cantik hari ini," gadis itu tersipu malu. Lesung pipinya mekar sempurna, ia begitu anggun saat menggunakan kebaya dan toga itu. Hari spesial Natalie, tentu Alano juga menyempurnakan sytlenya. Rambutnya tersisir rapi, wajahnya putih bersih, matanya berbinar kecoklatan, hidungnya mancung, bidang bahunya juga menunjukkan bahwa ia lelaki perkasa, ditambah stylean jaz berwarna dongker itu, sangat cocok di tubuhnya yang kekar. Wewangian parfum Alano juga tidak sembarangan, parfum berkelas yang dibelinya di Prancis. "Kau, juga sangat tampan, Sayang." Puji gadis yang sedang berbahagia itu. Lengkap sudah kebahagiaannya, di hari kelulusannya keluarganya hadir, ditambah kehadiran kekasih tercinta.
Tak lama kemudian Alano melepaskan pelukannya itu.
"Mama dan Papa di mana?"
"Ada di dalam, mari aku kenalkan."
Hari yang sangat dinanti Alano, sudah tiga tahun berpacaran dengan gadis itu belum sekalipun ia bersua dengan orang tua Natalie. Gadis itu pun kerap berjanji akan mengenalkan Alano dengan orang tuanya ketika ia diwisuda nanti. Tentu Alano mengiyakan kata Natalie tersebut. Ia juga mengatakan bahwa orang tuanya jarang di Indonesia, mereka sibuk berbisnis yang mengharuskan bolak-balik Indonesia- Singapura, terkadang pula ke berbagai negara lainnya, sehingga wajar saja Natalie selalu merasa kesepian.
"Dad, ini Alano. Ma, ini Alano, Ma." singkat perkenalan dari Natalie, ia sangat bangga memiliki pacar setampan Alano, gadis itu tersenyum dua lesung pipinya pun mekar sempurna. Ia begitu cantik hari ini. Alano cukup berdebar, ia memasang wajah gugup, namun masih berkharisma.
"Hai, Om, Tante. Saya Alano," Alano menjabat tangan kedua orang tua Natalie, dua orang adik Natalie pun ikut memberikan simpati dengan menjabat tangan Alano.
"Dady Natalie, Bram Pramono, " jawab singkat lelaki bertubuh kekar, perutnya sedikit buncit, tinggi, berhidung mancung, berkulit putih, dan sepertinya berdarah asing. Lengkap dengan style seorang pengusaha, berwajah sedikit sangar, namun tetap ramah ketika ia tersenyum.
"Mama Natalie, Safira." Singkat perkenalan dari wanita separuh baya itu, ia menyimpulkan senyuman. Terlihat sangat modis dan fashionable. Rambutnya berwarna pirang, kulitnya putih bersih, menggunakan aksesoris yang terlihat indah dan berkelas. Namun, wajahnya Indonesia sekali.
Bram menarik tangan Natalie, ia berbisik halus. "Apakah dia seorang muslim?"
"Yes, Dad."
"Tinggalkan dia!"
Bram tidak tinggal diam, ia mulai memperburuk suasana. "Ma, dia muslim" Bisiknya. Seketika raut wajah kedua orang tua Natalie berubah masam, Alano mendadak jadi tidak enak, sebab ia tidak tahu kenapa ini semua terjadi.
Bram mendakati Alano, lalu menyampaikan dengan gaya begisnya dengan suara yang sedikit tertahan "Tinggalkan anak saya!"
Sungguh Alano semakin tidak mengerti, suasana bahagia Natali pun berubah menjadi menyedihkan.
"Ayo, semuanya pulang!" Bram tidak melihat Alano sedikit pun, ia tarik tangan putrinya itu, tak main-main Safira pun menarik paksa Kenzo dan Laura. Ia pun hanya menyimpan seribu heran, kaget bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Mate♡ [TAMAT]
General FictionAsslammualaikum Dear, follow dulu ya sebelum baca❤ "Janganlah kamu menganggap diri telah suci, Allahlah yang lebih tahu siapa saja yang sesungguhnya orang yang baik atau suci di antara kamu." (H.R. Muslim) M. Kahfi Albani menunda menyatakan perasaan...