Dua Puluh Satu

49 6 0
                                    

"Bacalah oleh kalian Al-Quran. Karena ia (Al-Quran) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafaat bagi orang-orang yang rajin membacanya." [HR. Muslim 804].

Alano memerhatikan wajah istrinya penuh kasih, "Maaf, istriku. Mas memang belum bisa menjadi imam yang baik untuk kamu." Lirihnya. Matanya semakin berkaca-kaca, sebab ia tahu ketika menjadi imam salat bacaannya belum fasih dan benar. Terkadang ia juga salah dalam melafalkan ayat.

"Ayo, Mas!"
Alano membuka lembar baru setelah surat Al-Qamar.

"Surat Ar Rahmaan, Sayang?"

"Iya, Mas. Udah bisa kita mulai Mas?"

Alano tidak bosan-bosannya belajar dengan kekasihnya. Pun Syifa sangat senang berbagai kepada suaminya itu.

"Bismillahirrahmaanirrahiim," Suara Syifa terdengar merdu, Alano semakin kagum dibuatnya. Alano tampak mengikuti, senada dengan irama istrinya, walaupun suaranya sedikit cempreng, tapi cukup bagus daripada sebelumnya.

Kali ini sepasang suami istri itu belajar tajwid. Bila ada bacaan yang harus dipanjangkan maka harus dipanjangkan, begitu pun sebaliknya. Bila ada bacaan yang harus didengungkan, maka harusg didengungkan, dan masih banyak hukum bacaan lainnya.

"Sayang, pada lafadz bismillah hukumnya lam tarqiq. Cara baca bacaan lam jalalah di baca dengan tipis. Bismillah," Syifa tampak mengulang-ulang bacaan tersebut, sementara Alano mengikuti hingga benar.

Selanjutnya Syifa menerangkan hukum bacaan di akhir lafadz basmillah.

"Sayang, di akhir lafadz basmallah ini hukumnya mad arid lissukun, cara membacanya dengan memanjangkan bacaan sebanyak satu alif hingga tiga alif. Bismillahirrahmanirrahiim," Lagi-lagi Syifa memberikan contoh, sementara Alano mengulang berkali-kali, "Bismillahirrahmaanirrahim,"

"Bagus, Mas." Puji istrinya.

Alano memuji balik. "Sayang, kok jago banget ngajinya? Sayang belajar dari mana?"

"Ngak kok, Mas. Syifa belum layak dikatakan jago. Hehe."

"Tapi sayang, kamu emang jago banget."

Azan isya telah berkumandang, Syifa dan Alano mengakhiri bacaan Alquran. Kemudian menunaikan salat isya. Alano berdiri, tepatnya memposisikan diri sebagai imam dan Syifa sebagai makmumnya.

Hal yang sangat dinantikan oleh Syifa, setelah salat ia tidak lupa mencium tangan suaminya itu. Begitupun Alano tak lupa mengecup kening istri.

"Ya Allah sesungguhnya aku dan suamiku adalah hamba yang lemah, maka dari itu kuatkanlah, aku dan suamiku adalah hina maka muliakanlah, aku dan suamiku adalah fakir maka kayakanlah. Wahai Allah dzat yang penyayang dan pemberi rizki".

Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka." Balas Alano dalam hati.

***

Suasana makan malam sedikit dingin, tak seperti biasanya yang penuh dengan obrolan lucu dan menghibur.

"Alexandra, bersediakah kamu menikah dengan Kahfi?" Kahfi yang akan menyumpal telur dadar ke mulutnya tiba-tiba terhenti, matanya membelalak, sementara Alexandra mendongok ke arah Ibnu.

The Perfect Mate♡ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang