Senja di Pelupuk Mata

43 6 2
                                    

Jangan lupa vote dengan cara klik tanda bintang di bagian bawah ya💗

Lelaki itu baru saja mendapatkan pujian hebat dari Prof. Tanaka, gelar M.Sc pun sudah melekat pada dirinya. Seharusnya sekarang ia sedikit euforia atas keberhasilannya itu.

Ia hanya tercenung memalas, wajahnya terlihat lesu, "Astagfirullah" berkali-kali ia memastikan bahwa dirinya harus menerima kenyataan.

Haruka sudah menunggu hari spesial Kahfi; sidang akhir. Maka bersusah-susahlah ia membawakan pancake kesukaan sahabatnya itu. Baginya membawa bunga, buket, dll. sudahlah sangat biasa. Ia ingin memberikan yang berbeda. Berkali-kali ia gagal, pancakenya bantet, terkadang terasa sedikit asin. Terakhir kalinya, tiga dari sepuluh kali percobaan, berhasil! Haruka menelusuri youtube, lalu ditemukanlah dekorasi monkey, ia ikuti semua langkahnya, maka jadilah pancake berdekorasi monyet. Lucu sekali. Berharap Kahfi meyukainya.

"Hei Kahfi, selamat atas sidangnya," Suara Haruka dari kejauhan, namun Kahfi sedikit abai. Gadis bermata sipit itu menepuk pundaknya. Lalu memberikan pancake dekorasi monkey itu. Kahfi memandang biasa, sejujurnya gadis itu merasa kecewa.

"Terima kasih, Haruka." Kahfi terlihat memalsukan senyumanya.

"Apakah kamu baik-baik saja?"

Kahfi mengangguk, "Ya, aku baik-baik saja." Haruka menyimpulkan senyumannya, sesekali gadis itu menelan ludah, merasa tidak diinginkan kehadirannya, padahal ia hanya ingin merayakan keberhasilan Kahfi.

Flashback

Sidang akan dimulai, Kahfi masih sibuk dengan dokumen yang tersusun rapi di hadapannya, berkali-kali ia pastikan bahwa tidak ada satu pun dokumen yang tertinggal. Lalu ia menelusuri laptop, ditelusurinya bahan presentasi dan bukti lainnya, lengkap. Ia benar-benar sudah siap.

Handphone Kahfi berdering,

"Semangat Sayang, semoga sidangnya lancar. Ibu dan Ayah mendoakanmu," Salah satu rentetan pesan yang memenuhi whatsappnya.

Sidang itu berjalan dengan lancar, Kahfi bukan main lagi dalam presentasi, bak maestro yang sudah tidak diragukan lagi. Penuh dengan semangat, jawabannya selalu tepat sasaran, walaupun ada sedikit kegugupan, itu hal biasa.

Kebahagiaan Kahfi sudah tersampaikan kepada orang tuanya, melalui video call, namun tak berapa lamanya, bak gemuruh yang menyelimuti hatinya, kesedihan yang tiada tara, inikah hadiah dari Tuhan atas gelar yang baru saja ia raih? Baru saja ia melihat pemandangan yang amat memilukan, ia teramat terpukul.

♡♡

Bersambung....
Maaf mestinya ini adalah part sebelumnya.

Thanks udh suport🙏

The Perfect Mate♡ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang