Seizin Allah dalam Pena-Nya

55 7 2
                                    


Jangan lupa vote dengan cara klik tanda bintang di bawah ya, terima kasih❣
______________________________________

Assalammualaikum wr.wb.
Syifa Humaira Khairani, kekasih Allah, dan insyallah bidadari syurga.

Cinta, kasih sayang, kekaguman, dan pengharapan datang dari kalbu. Saya yakin Allah-lah yang menggerakkannya. Pun kesedihan, kekecewaan, kebahagian, suka, duka dan lara Allah pulalah yang menitipkannya. Termasuk apa yang sedang saya tuliskan ini, saya yakin pena Allah pulalah yang menggerakkannya. Bahkan tidak ada selembar daun yang jatuh tanpa seizin Allah ta'ala.

Sejak pertama saya melihat Syifa, tergeraklah hati dan jiwa. Saya sangat sadar, tidaklah boleh seorang laki-laki menyatakan rasa suka, cinta, dan kagum kepada perempuan karena itu mengarah kepada dosa apabila hanya sekedar menumbuhkan harapan-harapan palsu belaka. Tapi, Syifa, tidaklah sanggup saya menulis tanpa seizin Allah, tidak pulalah saya ingin memberikan harapan-harapan. Insyallah, saya teramat sadar dalam menyampaikan ini semua, saya mencintaimu karena Allah.

Syifa, niat saya baik. Saya ingin mengenal Syifa lebih jauh. Izinkanlah saya untuk menemui Syifa 1,5 tahun lagi. Insyallah saya akan datang bersama keluarga. Tetapi, tidak pulalah saya menginginkan ada hubungan sebelum menikah, surat ini semata-mata saya tulis sebagai pintu perkenalan untuk silahturahmi yang diridhoi oleh Allah.

Awalnya saya sangat berniat menemui Syifa, namun kehendak Allah saya mendapatkan beasiswa magister di Kitakyusu. Sehingga hal itu menjadi pertimbangan bagi saya untuk tidak menemui secara langsung. Maafkan saya telah lancang menyatakan ini semua. Semoga Allah izinkan kita bertemu dalam ikatan yang maha suci. Aamiin.

Alkisah ada seorang sahabat yang berdiri di samping Rasulullah shallalahu alaihi wasallam, lalu seorang sahabat lain lewat dihadapan keduanya. Orang yang berada di samping Rasulullah itu tiba-tiba berkata "Ya Rasulullah, aku mencintai Dia."

"Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya?" Tanya Nabi.

"Belum" jawab orang itu.

Rasulullah shallalahu alaihi wasallam berkata, "Nah, kabarkanlah kepadanya!".

Kemudian orang itu segera berkata kepada sahabatnya.
"Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah."

Dengan serta merta orang itu menjawab, Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya". (HR. Abu Dawud).

Saya sangat menantikan jawaban Syifa. Tolong jangan biarkan saya berharap. Wassalam...

Kitakyusu,

M. Kahfi Albani
3 Februari 2019
_____________________________

Masyallah. Gadis itu terperanjat hebat. Bibirnya terkatub pilu. Berkali-kali gadis itu mengulang kata per kata. Ini bukanlah sebuah kelancangan, namun sebuah verba yang cukup mengacaukan hatinya. Andai saja ia membaca surat ini lebih awal, mungkin ia bisa berpikir untuk menolak lamaran dari keluarga Prasetyo. Dibacanya lagi lambat-lambat, semakin pilu hatinya, terenyuh kalbunya, bolehkah waktu diulang kembali?

"Maaf," lirih hati gadis itu. Perlahan buliran air matanya membasahi kayboard laptop kesayangannya.

"Ya Allah, astagfirullah. Maaf," Lagi, lirihnya membatin. "Bang Kahfi terlambat."

Terbayanglah wajah lelaki yang menyejukkan hati itu. M. Kahfi Albani, pernah bertemu dengannya di kantin dan supermarket. Lantas, waktu itu ia tidak pernah membayangkan bisa memiliki Kahfi. Terlalu sempurna baginya. Namun sejujurnya pertama kali bertemu ia sudah memandang lelaki itu dengan kehebatan. Wajahnya yang tampan, tubuhnya perkasa, hidung mancung, kulit bersih, mata berseri, pun pakaiannya sangat rapi. Sungguh, Syifa tidak pernah membayangkan ini semua.

"Apakah ini semua mimpi?" Ia cubit tangannya berkali-kali, ia tampar wajahnya sendiri, sakit. Kesekian kalinya, penuh penyesalan ia katakan "Maaf,". Pelan, ia usap air matanya. Ia akan lupakan, sebentar lagi ia akan menjadi istri Alano, ia akan jaga perasaan Alano meskipun sejujurnya ia ragu akan rasanya, apakah ia sudah mulai mencintai tunangannya itu?

Notifikasi Whatsapp dari Syifa.
"Gimana, Fa. Udah lihat gambar baju pengantinnya?"

"Iya, ini lagi lihat kok."

"Suka ngak?"

"Suka💗 Thank you."

"Jadi pilih yang mana?"

"Nude."

"Oke!"

"Thank you"

Ini semua seizin Allah. Entah mengapa Naira mengirimkan gambar melalui email bukan media yang lainnya. Dari sekian rentetan pesan di kotak masuk tertera nama lelaki yang tak diduganya itu.

___________________________________

Waalaikummussalam, wr.wb.
M.Kahfi Albani

Saya percaya segala sesuatu telah ditakdirkan oleh Allah Swt. Jodoh, rezeki, dan maut. Suka, duka, lara, sedih, bahagia, bahkan cinta dan benci.

Maaf atas keterlambatan membalas pesan ini.

Seizin Allah, saya mengucapkan banyak terima kasih atas niat baik Bang Kahfi. Sebelumnya maaf, semoga hal yang saya sampaikan ini tidak melukai hati Bang Kahfi, insyallah beberapa minggu lagi saya akan menikah. Saya percaya orang baik seperti Abang akan mendapatkan wanita yang lebih baik dan sholeha. Aamiin Allahumma Aamiin.

Jakarta,

Syifa Humaira Khairani
1 Juli 2020
___________________________________


Pov Kahfi

Lelaki itu terbatuk-batuk kecil, kesedihannya menjadi-jadi. Ia tak henti-hentinya menangisi kenyataan yang menhadang dirinya. Harapannya nanar, impiannya memudar, Tuhan tak berpihak kepadanya.

"Ya Allah, tak berhak sedikitpun aku mengumpat. Tak berhak pulalah aku menangisi semua ini, tapi kenapa Tuhan, kepiluan ini terus menyesakkan dada, sakit, teramat sakit Tuhan,"

Ia terhenyak lemah tak berdaya. Berkali-kali ia istighfar dalam hati, berkali-kali pulalah ia mencoba untuk tegar, tapi bak perasaan yang sudah lama ditanam, impian yang ingin diraih, rasa yang teramat dalam, penantian dan kerinduan yang tertahan, selama ini ia sembunyikan, pun ia rahasiakan. Bahkan, setiap malam pun ia senantiasa melangitkan doa, tapi pengharapannya itu tidak diijabah sama sekali oleh Allah.

Ia renungi diri, diingat-ingat kembali kesalahannya kepada Tuhan. Namun, ia belum menemukan jawaban. Lagi, dan lagi. Ia menumpukkan segala keraguannya, hening seketika, lalu ia menangis lagi, hening lagi, lalu menangis lagi. Ia belum juga menemukan jawabannya.

"Apa salahku Tuhan?"

♡♡

Bersambung dulu ya♡

Sudah tahu kan kenapa Kahfi begitu kecewa, sedih, gundah, dan pilu?

Sudah membaca kan isi surat Kahfi dan balasannya sekaligus.
Benar, berharap kepada manusia itu sangat menyakitkan.

Tulisan ini murni karya saya sendiri. Jadilah penulis dan pembaca yang bijak.

Terima kasih telah sudi membaca dan memberi dukungan.❣❣🙏

The Perfect Mate♡ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang