"Astagfirullah, Mas. Apaan? Hadiahnya apa, Mas?" Syifa semakin kesal kepada Alano. Ia yang sedang merebahkan kepalanya ke bahu suaminya itu mendadak berdiri, lalu duduk kembali.
"Ya sabar dong, Dik." Kelakar Alano.
"Iya, apaan coba? Masa dari tadi aku melototin Hp terus. Gimana sih, Mas? Jangan bikin penasaran gitu dong!" Cetus Syifa.
"Baik, sayang. Kali ini benaran. Coba buka whatsappnya!" Ucap Alano datar.
Notifikasi Whatsapp dari 'Suamiku'. Syifa terperanjat dari tempat duduk. Kemudian cengingiran geli.
"Mas, ini beneran?"
"Iya sayang. Aku sudah merencanakan ini semua. Kemarin aku sangat sibuk, sayang pun sedang sibuk-sibuknya skripsian, ayo sayang!" Alano memeluk istrinya yang sudah mematung itu.
"Terima kasih, Mas." Syifa menenggelamkan kepalanya di dada suaminya itu. Ia sangat terharu. Bagaimana tidak tempat teromantis yang sudah lama ia impikan untuk honeymoon bersama suaminya itu akan segera terkabul.
"O iya, nanti malam kita keluar ya sayang!"
"Ke mana, Mas?"
"Dinner, bareng Kahfi dan istrinya juga ya, Sayang. Double date. "
Lucu saja, bukan sekali dua kali Syifa mendengar kata double date itu. Semacam anak ABG.
"Oalaah, Mas pakai double date segala. Hihi."
"Kata Kahfi sebagai malam perpisahan juga sih. Besok ia akan pindah, Fa." Sambung Alano dengan nada serius.
"Pindah? Pindah ke mana, Mas?"
"Belum dibilang sih mau pindah ke mana. Yang jelas bukan pindah hati, ckckck" Kelakar Alano, kemudian Syifa menepuk kecil pundak kekar suaminya itu.
****
Alexandra sudah mem-packing barang-barangnya, begitu pun suaminya Kahfi. Sepertinya mereka benar-benar siap untuk pindah ke negeri sakura itu."Ibu pasti merindukan kalian." Ucap Zuri. Sepertinya Zuri belum siap melepas anak sulungnya itu untuk pindah ke negeri sakura.
"Bu, insyallah Kahfi akan selalu kasih kabar sama Ibu, begitupun ayah. Bila memungkinkan Kahfi juga akan pulang untuk bertemu Ayah dan Ibu. Atau Ayah dan Ibu sesekali ke Jepang ya!" Bujuk Kahfi yang seakan ingin membesarkan hati orang tuanya itu.
Alexandra hanya membungkam suaranya, namun sesekali ia mengangguk-ngangguk kecil mengiyakan kata-kata suaminya itu.
"Sebenarnya berat hati Ibu melepas kalian berdua. Tapi, ini sudah menjadi keputusan kalian. Semoga baik-baik saja di sana ya, Nak. Ingat jaga selalu rumah tangga kalian! Jangan mengecewakan Ibu dan Ayah ya." Sambung Zuri yang sudah berada di dekat Alexandra.
"Iya, Bu. Alexandra janji akan jadi istri yang baik untuk Mas Kahfi." Balas Alexandra sambil memeluk wanita separuh baya itu.
"Kakak, Wafi sedih. Kenapa kakak mesti pindah?" Wafi mengunggkapkan kekecewaannya.
Kemudian Alexandra menyusul gadis kecil yang sedang menangis itu.
"Dek, meskipun kakak pindah. Suatu saat kakak pulang kok lihatin Wafi ke sini." Bujuk Alexandra. Walau sebenarnya apakah mereka bisa pulang ke Indonesia dalam waktu yang singkat atau tidak.
"Iya, Wafi. Jangan menangis lagi ya." Sambung Kahfi menenangkan adik semata wayangnya itu.
Ruang tamu itu mendadak menjadi ruang curahan hati seorang Ibu dengan anak-anaknya. Dipenuhi dengan air mata tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Mate♡ [TAMAT]
General FictionAsslammualaikum Dear, follow dulu ya sebelum baca❤ "Janganlah kamu menganggap diri telah suci, Allahlah yang lebih tahu siapa saja yang sesungguhnya orang yang baik atau suci di antara kamu." (H.R. Muslim) M. Kahfi Albani menunda menyatakan perasaan...