Menikah?

40 4 2
                                    

Jangan lupa vote dengan cara klik tanda bintang pada bagian bawah ya💗

Sudah seminggu usia pernikahan Syifa dan Alano, tampaknya mereka sangat bahagia.

"Mas, hati-hati ya kerjanya." Syifa mencium tangan suaminya itu. Dibalas kecupan oleh Alano "Baik, Sayang. Jaga diri baik-baik ya di rumah."

Entah mengapa Syifa sedih sekali saat melepas suaminya pergi kerja. Saat suaminya hendak menarik pintu mobil, ia panggil lagi suaminya itu.

"Mas,"

"Iya, Sayang. Ada apa?"

"Hehe, ngak ada Mas. Hati-hati ya Mas."

Saban hari Syifa semakin manja kepada Alano. Rasa cinta tumbuh bermekaran di hatinya. Maklumlah ini kali pertama ia pacaran, maksudnya benar-benar cinta kepada kekasih halalnya itu. Begitupun Alano, baginya Syifa adalah satu-satunya wanita yang akan ia jaga, cintai, dan sayangi seumur hidupnya.

"Ya udah, Mas berangkat kerja dulu ya," Kemudian Alano turun lagi dari mobilnya.

"Kenapa Mas? Ada yang tinggal?" Tanya Syifa.

"Ada!"

"Apa, Mas? Biar Syifa ambilkan ke dalam."

"Ngak usah sayang, biar Mas saja yang ambil."

Kemudian Alano mengecup Syifa kesekian kalinya. "Ini yang tinggal, Sayang." Alano mencubit hidung istrinya, lalu memeluk Syifa yang sudah mematung itu.

"Mas mah," Ia memukul manja suaminya. Pipi Syifa terlihat merah jambu dibuatnya.

"Mas, buruan nanti terlambat loh, Mas."

"Iya, iya. Mas berangkat dulu."

"Tunggu, Mas." Syifa merapikan dasi dan memperbaiki krah baju suaminya. Dilihatnya pula ke bawah, pun ia rapikan tali sepatu suaminya.

"Dah, Mas. Perfect." Tukasnya sambil mengacungkan jempol.

Melihat senyumnya saja Alano semakin gila dibuatnya. "Masyallah istriku," Kekagumannya membatin.

"Terima kasih, Sayang. Mas berangkat dulu, assalammualaikum" di tengah kebahagiaanya itu, ia sadar tak sepenuhnya waktu untuk membersamai istrinya. "Aku akan pulang tepat waktu sayang," Lirihnya dalam hati, ditatapnya Syifa penuh cinta lalu perlahan ia meninggalkannya.

♡♡

PoV Kahfi

"Saya sudah mendapatkan informasi tentang gadis itu, Pak." Tukas Pramana dengan mengajukan beberapa bukti di ruang kerja dr. Ibnu. Beberapa dokumen sudah ia bentangkan di atas meja, sementara Ibnu telah siap mendengar penjelasan dari Pramana.

"Silakan!" Ibnu mempersilakan Pramana alias mata-mata gadis yang sudah beberapa hari menjadi pusat perhatian di rumahnya itu.

"Namanya Alexandra, sesuai dengan yang ia sebutkan ke keluarga Bapak."

"Lalu?"

"Ia seorang yatim piatu, tinggal di Duren Sawit, Jakarta Timur seorang diri...," panjang lebar penjelasan Pramana kepada Ibnu, sangat ngilu apabila dituliskan keseluruhannya.

The Perfect Mate♡ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang