[COMPLETE]
Seorang gadis (Cheon YooRa) yang selalu terlihat ceria di luar tapi memiliki berbagai masalah di dalam dirinya. Ia bekerja sebagai seorang koki di sebuah restoran Jepang milik Choi TaeHyun. Lama-lama ia mulai menyukai TaeHyun, tapi sayan...
Beberapa hari ini, YooRa merasa ada hal aneh yang terjadi di sekitarnya. Rasanya seperti ada seseorang yang mengikutinya secara diam-diam atau lebih seperti seseorang itu mengawasinya. Awalnya ia tidak berpikir aneh-aneh, namun hal itu terasa lebih intens akhir-akhir ini.
Hal itu mulai ia rasakan sekitar sebulan yang lalu, saat tiba-tiba seekor anjing di jalan dekat apartemennya menyalak meski tidak ada orang di sepanjang jalan itu. Hanya ada dirinya di jalan yang menghubungkan jalan raya menuju ke gedung apartemennya.
Jalan itu memang selalu sepi saat YooRa pulang kerja di atas jam 10 malam, lampu-lampu yang ada pun hanya mampu menerangi bagian jalan yang persis berada di bawahnya sehingga bagian jalan lain menjadi remang-remang cenderung gelap. Ia mempercepat langkahnya, setengah berlari dan berharap bisa cepat sampai di apartemennya. Ia menghela napasnya saat langkah kakinya sudah menapaki lantai apartemen.
Sebuah tepukan di pundaknya membuat seluruh jaringan tubunya menegang. Kepalanya tidak berani menoleh ke sebuah sosok yang kini berdiri tepat di belakangnya. Matanya menangkap sosok tinggi dengan pakaian serba hitam itu melalui bayangan yang terpantul dari pintu kaca gedung apartemennya. Ia hanya bisa menebak sosok itu adalah seorang lelaki dari postur tubuh dan tangan yang kini mencengkeram pundaknya. Sebagian wajah lelaki itu tertutup oleh topi baseball, ditambah dengan tudung hoodie nya yang menutupi topi dan suasana malam yang gelap membuat YooRa tidak mampu mengenali sosok lelaki itu lebih detail.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan usik kebahagiaan orang lain."
Suara itu terdengar sedikit berbisik dan cukup serak. Membuat YooRa semakin bergidik ngeri. Kedua tangannya mengepal ketakutan di samping tubuhnya dan matanya terpejam.
"Wanita sepertimu memang sudah sepantasnya hilang dari bumi ini."
Setelah mengucapkan kalimat terakhir itu, sosok itu pergi. Lebih tepatnya menghilang tanpa YooRa sadari.
Gadis itu masih terdiam di tempatnya, lalu memberanikan diri untuk menengok ke belakang. Kosong. Tidak ada seorang pun di sana. Hanya dirinya seorang. Dengan cepat ia masuk ke dalam dan bersembunyi di kamarnya.
Jangan usik kebahagiaan orang lain? Apa maksudnya, ia membatin.
Siapa orang itu? Bagaimana ia tahu tentang dirinya? pikiran-pikiran aneh mulai memenuhi kepalanya. Ia mencari-cari alasan dari hal-hal aneh itu. Menerka-nerka siapa sebenarnya sosok itu. Stalker? Tidak. Psikopat? Mungkin. Pembunuh? Pembunuh berantai?
YooRa membekap mulutnya, lalu menggelengkan kepala. Ia mencoba menepis pikiran-pikiran anehnya itu. Otaknya mencerna dan mencoba mengaitkan beberapa hal, membayangkan peristiwa semacam itu yang terjadi seperti di drama kriminal yang cukup sering ditontonnya.
"Ani aniya. Tidak mungkin."
Kakinya melangkah menuju dapur. Menuangkan air dingin ke dalam gelas lalu menenggaknya sampai habis tak bersisa. Napasnya sebisa mungkin diatur agar ritmenya tetap terjaga seperti biasanya.