Lean On Me

13 2 0
                                    

"YooRa-ya.. YooRa-ya.." terdengar suara lelaki memanggilnya dari luar toilet.

YooRa menghela napasnya setelah membasuh wajah. Ia mencoba menguatkan diri setelah baru saja menerima teror mengerikan. Tubuhnya masih gemetar, wajahnya masih pucat meski telah dibasuh dengan air.

"Gwe.. Gwenchanha?"

Ia menggangguk pelan, setelah melihat sekeliling dengan penuh ketakutan. Kedua tangannya tertangkup di depan dada, gigi-giginya mengeluarkan suara gemelutuk saling bergesekkan.

"Kau.. Perlu ke rumah sakit?" TaeHyun semakin khawatir.

Gadis itu menggeleng pelan.

"Pu.. Pulang. A.. Ayo pulang."

"Baiklah. Ayo kita pulang."

TaeHyun memapah YooRa. Membantu gadis itu berjalan menuju tempat mobilnya terparkir.

Saat TaeHyun membukakan pintu mobil untuknya, terdengar suara seseorang memanggil.

"YooRa-ya!"

Ia menengok ke sumber suara dan mendapati SooHo yang sedang berlari ke arahnya dengan ekspresi khawatir.

SooHo mendekapnya erat. Seakan merebut paksa dari sisi TaeHyun. Dia mengelus rambut YooRa lembut, menenangkan gadis dalam dekapannya.

"Soo.. SooHo-ya.." bisiknya lirih. "Museoweo.. Dia.. Di sini." [Aku takut.]

Shh.. Shh.. Shh..

SooHo semakin mengeratkan dekapannya. Hatinya terasa perih melihat gadis yang dicintainya itu ketakutan setengah mati. Dia menghela napas berkali-kali sambil menepuk lembut punggung YooRa.

"Ayo kita pulang." ajak SooHo.

"Tu.. Tunggu sebentar."

TaeHyun menahan pergelangan tangan SooHo.

"Aku yang akan mengantarnya."

SooHo menoleh.

"Mianhae. Tapi ku pikir itu tanggung jawab ku." SooHo melepaskan genggaman TaeHyun. "Urus saja urusanmu sendiri."

TaeHyun bersikukuh. Tidak mau mengalah.

"YooRa pergi denganku. Dan seharusnya ia juga pulang denganku."

"Tapi aku tetangganya. Bukankah aku lebih berhak mengantarnya?"

Kedua lelaki itu terus berdebat mengenai siapa yang lebih berhak mengantar YooRa.

"Tae.. TaeHyun-a." panggil YooRa lirih.  "Aku.. Akan pulang dengan SooHo."

"Ta.. Tapi..."

"Gomawo."

Seulas senyum tipis tersungging di wajah gadis itu.

"Gaja, SooHo-ya." [Ayo pergi.]

***

"Minumlah." SooHo menyodorkan segelas teh madu hangat pada YooRa.

"Gomawo. Mianhago. Aku tak habis pikir melibatkan mu dalam hal ini."

YooRa menyeruput sedikit teh madu itu, lalu berusaha mengatur ritme napas nya yang masih tak beraturan.

SooHo duduk di sebelah gadis itu, menimbang-nimbang situasi yang sedang terjadi saat ini. Jika situasi ini terus menerus berlanjut, akan berbahaya bagi YooRa.

"YooRa-ya.."

"Hmm.."

"Apa tidak sebaiknya kita pindah saja dari sini?" 

See U LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang