Impostor

6 2 0
                                    

Setelah beberapa waktu tidak ada teror yang menghantuinya, tiba-tiba saja sejak beberapa hari lalu teror itu muncul kembali. Teror yang dulu hanya berupa kiriman paket tidak bernama dan panggilan dari nomor tak dikenal, sekarang menjadi lebih menakutkan. Kiriman boneka dan foto berdarah dikirimkan ke alamat rumahnya, seperti biasa tanpa nama disertai kalimat ancaman. Bahkan ia pernah mendapat teror di tempat kerjanya.

YooRa berpikir keras tentang kemungkinan pelaku teror tersebut. Ia menceritakan hal itu pada SooHo yang memberinya saran untuk tinggal bersamanya sementara waktu. Atau melaporkan kejadian itu pada pihak berwajib. Saran untuk melaporkan ke polisi sudah dilakukan, tapi tetap saja belum mebuahkan hasil. Teror itu justru semakin menjadi.

Mengenai saran untuk tinggal bersama SooHo.. ehmm itu terdengar.. cukup gila, pikirnya. Keduanya memang berpacaran, tapi untuk tinggal bersama itu menurutnya tidak benar. Mungkin lebih baik ia meminta SeoJoon untuk tinggal di Seoul sementara waktu. Apalagi kegiatannya di Seoul bersama teman-temannya cukup banyak dan akan sangat merepotkan bagi SeoJoon untuk pulang pergi Jeju-Seoul.

"Ada apa? Ada yang mengganggu pikiranmu?"

SeGun bertanya pada YooRa yang terlihat sedang melamun dengan raut wajah serius seperti sedang berpikir keras.

"Ah tidak."

"Kenapa? Ada masalah?"

"Aniya.. Nan gwenchanha." [Tidak. Aku baik-baik saja.] Tolak YooRa lembut.

Bukannya ia tidak ingin menceritakan masalahnya atau menolak perhatian SeGun, hanya saja ia tidak terbiasa meminta bantuan pada orang lain yang tidak cukup dekat dengannya. Meski mereka adalah rekan kerja tapi hubungan personal di antara keduanya tidak sedekat itu sampai ia bisa menceritakan hal-hal yang terjadi di dalam kehidupan pribadinya.

"Begitu?" SeGun mengangguk mengerti. "Ya sudah, lanjutkan kembali pekerjaanmu."

"Ne."

YooRa pun kembali ke sudut memasaknya. Ia mencampurkan beberapa bahan baku dengan bumbu-bumbu yang diperlukan sebagai penambah cita rasa. Ia merebus ramen hingga mendidih lalu membilasnya dengan air bersih agar sisa-sisa tepung yang masih menempel larut bersama air yang mengalir. Kemudian ditiriskannya ramen itu dan disajikan ke mangkuk. Sementara itu ia merebus kaldu untuk kuah ramen dengan ditambahkan beberapa bumbu dan saus. Setelah mendidih, ia menyiramkan kuah itu ke atas ramen dan menambahkannya dengan irisan daging ayam, sayuran seperti jamur, irisan jagung manis, pakcoy dan daun bawang, kamaboko dan telur rebus setengah matang.

YooRa meletakkannya di ujung meja dapur, membiarkannya untuk diambil JiSoo dan diantarkan ke meja customer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

YooRa meletakkannya di ujung meja dapur, membiarkannya untuk diambil JiSoo dan diantarkan ke meja customer. Ia lanjut memasak menu lain. Kali ini menu Unagi chazuke. Dengan cekatan YooRa memotong daging Unagi (ikan belut) membujur, membersihkan tulangnya dan dikukus sebentar. Kemudian ia mengoleskan saus Kabayaki (saus yang terbuat dari campuran shoyu, gula dan sake) di atas unagi yang dipanggang. Ia mengulangi proses kukus dan pemanggangan sekali lagi, hingga warna nya berubah coklat caramel.

See U LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang