Hari itu YooRa sudah bertekad untuk menyelesaikan semua masalah dan kesalahpahaman yang terjadi. Ia sudah mengambil keputusan bulat. Setelah memikirkannya semalaman penuh, ia pun memutuskan untuk bertemu dengan JiA hari ini.
To : JiA-ssi
Bisakah kita bertemu sebentar? Aku menuju kantormu.
Gadis itu sedang duduk di halte sambil mengirimkan pesan pada JiA. Tak lama, bus nya datang. Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam bus itu, membayar, lalu mengambil tempat duduk di deretan belakang di samping jendela. Ia sedikit gugup, terlihat dari raut wajahnya yang sedikit memucat dan kakinya yang terus menerus naik turun.
Semoga saja ini keputusan yang tepat, batinnya.
Setelah lima belas menit perjalanan, YooRa tiba di halte dekat kantor JiA. Ia menarik napasnya dalam-dalam lalu melangkahkan kakinya masuk ke gedung itu. Ia masuk ke dalam lift dan menekan tombol angka 5. Setelah beberapa saat, pintu lift terbuka. Ia berjalan menyusuri lorong yang cukup ramai itu.
Beberapa orang yang berpapasan dengannya menyapa gadis itu dengan membungkukkan sedikit badan mereka. Maklum saja, YooRa juga bekerja di sana sebagai fotografer pendamping. Ia memang beberapa kali dipercaya untuk melakukan photoshoot sendiri, tapi itu hanya berlaku untuk skala promosi menengah yang tidak terlalu membutuhkan skill profesional yang mumpuni.
Ia pun sampai di depan ruangan yang terletak di ujung lantai itu.
YooRa mengetuk pelan sebelum masuk ke dalam ruangan. Ruangan itu cukup besar, dengan cat berwarna putih gading dan jendela besar di kedua sisinya. Setiap jendela itu di tutupi tirai semi transparan berwarna senada dengan cat ruangan. Di tengah ruangan diletakkan sofa yang disusun melingkari meja persegi panjang. Lalu di ujung ruangan dekat jendela besar itu ada meja dan kursi milik JiA.
Menyadari kedatangan YooRa, JiA mempersilakan gadis itu untuk duduk di salah satu sofa. Lalu ia berjalan menghampiri YooRa. Ekspresi wajahnya benar-benar tidak dapat ditebak. Raut wajahnya cenderung tegas dan kurang ramah.
"Jadi.. kau sudah memutuskan?" Tanya nya to-the point.
YooRa mengangguk.
Seulas senyum terukir di wajah JiA. Ia mengharapkan keputusan yang bagus dari gadis itu.
"Jadi.."
"Mianhaeyo, naneun meothaeyo." [Maaf. Aku tidak bisa] Jawabnya. "Aku dan TaeHyun bukan hanya berteman, tapi kami juga rekan kerja."
YooRa menarik napas sebelum melanjutkan, "Aku yakin TaeHyun pun akan berpikir begitu. Dan aku harap keputusanku tidak akan menyakitimu."
JiA mendecak. Ia tidak percaya dengan pendengarannya saat itu. Raut wajahnya kini berubah semakin tegas, mungkin lebih tepatnya tidak bersahabat. Sepertinya amarah mulai menjalari tubuhnya.
"Jadi.. kau memilih untuk tetap bekerja di sana? Kau benar-benar tidak punya malu rupanya."
JiA meluapkan amarahnya dengan tetap mengontrol tinggi suaranya.
"Baiklah kalau itu maumu. Mulai hari ini, jangan harap hidupmu akan tenang."
YooRa menarik napasnya. "Ne.. kamsahamnida. Atas kesempatan yang sudah kau berikan untukku selama bekerja di sini." Ucapnya sambil membungkukkan badannya 90 derajat.
***
Tanpa disangka, SooHo berdiri di lobi. Dia menunggu YooRa. Gadis itu berjalan dengan lunglai menuju pintu keluar. Berkali-kali ia menghela napasnya. Ekspresinya menunjukkan ada sesuatu yang salah dengan dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/217276739-288-k859313.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
See U Later
Romance[COMPLETE] Seorang gadis (Cheon YooRa) yang selalu terlihat ceria di luar tapi memiliki berbagai masalah di dalam dirinya. Ia bekerja sebagai seorang koki di sebuah restoran Jepang milik Choi TaeHyun. Lama-lama ia mulai menyukai TaeHyun, tapi sayan...