From Now On..

36 4 0
                                    

"Tunggu di sini ya.. Eonnie belikan minuman dulu untukmu. Kau pasti haus."

"Eung, Eonnie." [Ya, kak.]

"Jangan kemana-mana ya.."

"Eung, arasseo. Palli ga." [Ya, baik. Pergilah.]

Gadis itu berlarian ke sana ke mari dengan dua botol minuman di kedua tangannya. Ekspresinya berbeda 180 derajat dari ekpresi awalnya. Kini ekspresi kalut melingkupi wajah cantiknya.

Remaja perempuan lain yang lebih muda darinya berdiri di bibir pantai. Membiarkan ombak menggempur dan membasahi tubuhnya.

Remaja perempuan itu menoleh, lalu tersenyum. Gurat wajahnya menggambarkan kesedihan, selaras dengan senyum getir yang diulasnya.

"Eonnie.. mianhae." [Kakak.. maaf.] Ujarnya lirih.

"Andwe!!!!" [Tidak!!!!]

Tut Tut Tut

Suara alarm menggema cukup keras. Membawa gadis itu kembali ke alam sadarnya.

Napasnya tersengal, terdengar menderu tak beraturan. Ia menarik embuskan napasnya beberapa kali untuk menenangkan diri.

Mimpi buruk yang sama. Terus menerus dan berulang.

Ia turun dari tempat tidur nya. Gadis itu bersiap memulai harinya. Setelah menghabiskan sebotol air mineral, ia memutuskan untuk berlari kecil di area sekitar apartemen nya. Sedikit olahraga mungkin bisa membantunya menjernihkan pikiran.

Kemalangan seringkali datang tiba-tiba tanpa permisi.

Hal yang sama berlaku juga untuk kebahagiaan. Seringkali kemalangan dan kebahagiaan datang di waktu yang bersamaan. Entah apa maknanya, gadis itu masih belum bisa memahami bagaimana campur tangan semesta dalam kehidupannya.

Seusai berolahraga, YooRa bersiap untuk aktivitas lanjutannya. Ia menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri, merapikan rumah yang tidak terlalu berantakan, dan bersiap untuk pergi bekerja.

Ia sudah rapi dengan blouse light grey dan celana jeans hitam. Dan untuk terakhir kalinya, ia mematut diri di depan cermin sebelum melangkah keluar dari rumahnya.

"Eo, Joon-a. Wae?" [Ya, Joon. Kenapa?]

"Nuna.. sepertinya aku akan berkunjung bulan depan." ujar seorang laki-laki di seberang panggilan.

"Jinjja?" [Yang betul?]

"Eung.."

"Perlu ku jemput? Baru kali ini kau datang ke Seoul kan?"

"Annyeonghaseyo.." [Halo..] Sapa seorang penghuni saat keduanya berpapasan di dalam lift.

"Annyeonghaseyo.." Balasnya ramah.

"Nuna.. kau tidak perlu menjemputku." Suara laki-laki itu terdengar lagi melalui speaker ponsel. "Kirimkan saja alamat barumu. Aku akan ke sana."

"Eo.. baiklah. Sudah ya.."

Setelahnya, panggilan pun terputus.

See U LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang