Confused

10 2 0
                                    

"TaeHyun-a.. Gwenchanha?" [Kau baik-baik saja?]

"Eoh?"

Akhir-akhir ini TaeHyun terlihat cukup gelisah. Lelaki itu seringkali melamun saat jam kerja. Kadang saat mengobrol dengan staff lainnya, dia justru tidak fokus dan tidak sesuai topik.

Seperti saat ini. Saat YooRa menanyakan keadaan TaeHyun, dia justru bengong dan menjawab dengan 'eoh?'

"Gwenchanha? Eodi appa?" [Kau baik-baik saja? Kau sakit?] Tanya YooRa lagi.

"Eoh. Wae?" [Kenapa?]

"Geunyang.. [Hanya saja..] Kau terlihat aneh. Sepertinya hanya tubuhmu saja yang di sini. Sedangkan pikiranmu pergi entah kemana." YooRa menyandarkan tubuhnya pada dinding di sebelah cold storage. Ia memperhatikan tingkah TaeHyun yang tidak sesuai dengan ucapannya.

"Hubunganmu dengan JiA.. Baik baik saja kan?"

TaeHyun menghela napasnya berat. Sepertinya dia mengacaukan hubungannya sendiri. Dia ikut menyandarkan tubuhnya pada rak di cold storage itu.

"Manghaetda." [Hancur sudah]

"Mwoga?" [Apanya]

Sekali lagi dia mendesah. Helaan napasnya terdengar berat dan dalam.

"Dia marah padaku. Ku pikir dia sedikit gelisah dengan hubungan kita."

YooRa melirik ke arah lelaki itu. Menunggu kelanjutan kalimatnya.

"Saat makan malam waktu itu, aku mengantarnya pulang. Dan.. Aku.. Salah menyebut nama."

Alis YooRa bertaut, keningnya berkerut. Ia tidak memahami maksud perkataan TaeHyun barusan.

"Aku.. Menyebut namamu saat ia berbicara padaku."

YooRa tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. "Baboya? Ani micheosseo? Kenapa kau menyebut namaku saat bersamanya?" [Bodoh ya? Atau gila?]

TaeHyun pun tak mengerti. Bagaimana dia bisa sebodoh itu. Dia tertunduk lesu, lalu menggaruk dahinya yang tidak gatal.

"Kau sudah mencoba menghubunginya?"

"Ajig." [Belum]

"Yaa!! Neo jinjja baboya." [Kau benar-benar bodoh] YooRa memukul lengan TaeHyun dengan keras. "Kau bahkan tidak mencoba memperbaiki hubunganmu?"

"Sasil.. Nan.." [Sejujurnya.. Aku..] Ucapnya ragu.

"Mwo?" [Apa]

"Nan.. Haetgalryeo." [aku.. Bingung]

TaeHyun mengalihkan tatapannya pada YooRa. Menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Boleh aku.. Meminta 5 detik darimu?"

"Untuk?"

YooRa menegakkan bahunya. Ia kini saling berhadapan dengan TaeHyun. Di ambang pintu antara cold storage dan dapur.

TaeHyun maju tiga langkah. Mendekat ke arah gadis itu. Kini jarak mereka hanya tersisa 30 senti. Membuat YooRa harus sedikit mendongak agar bisa melihat ekspresi wajah yang ditampilkan lelaki itu.

Tiba-tiba saja ia merasa lengannya ditarik. Tubuhnya ikut tertarik, maju dan menabrak tubuh TaeHyun di depannya. Sedetik kemudian, kedua lengan lelaki itu sudah melingkari tubuhnya. Tak elak YooRa meronta dalam dekapan itu.

"Apa yang kau lakukan?" Ucapnya sambil mencoba melepaskan diri.

"Lima detik saja. Jebal." [Ku mohon] Kalimat itu terucap lembut. Sangat lembut. Tepat di telinga kanan gadis itu.

See U LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang