***Akhirnya bisa update lebih cepat dari perkiraan. Kalau nemu typo kasih tau ya...nggak sempat edit lebih teliti hehehe. Thank you and happy reading!
Anindira Maheswari
Aku memandang takjub saat memasuki apartemen Sasha di bilangan Jakarta Barat, bukan karena ia tinggal di sebuah apartemen mewah melainkan karena betapa berantakannya isi apartemen mungilnya itu. Beberapa pasang baju dan gaun bertebaran mulai dari ruang tamunya yang kecil hingga ke arah pintu kamarnya.
Sasha segera memungut satu persatu pakaian-pakaiannya yang berserakan sambil cengengesan. Ia ternyata tidak pernah berubah sejak SMA. Di antara kami berempat, Sasha memang yang terkenal paling berantakan. Mulai dari seragam sekolahnya yang tidak pernah rapi dan sering melanggar ketentuan sekolah, sampai kepada isi tas sekolahnya yang sudah kayak tempat sampah karena bekas bungkus permen, coklat atau tisu-tisu kotor mudah ditemukan di antara celah-celah buku pelajarannya.
"Nggak berubah juga lo Sha?" aku menggeleng sambil menyingkirkan beberapa peralatan make-up yang bertebaran di atas sofa mungil yang menjadi salah satu penghuni ruang tamunya. Aku sedikit meringis sebelum duduk memastikan tidak ada benda asing yang akan menusuk bokongku nantinya.
"Gue sebenarnya udah nggak sejorok dulu kok." Protesnya membela diri. "Ini karena gue lagi ribet milih baju yang mau gue pakai buat kencan. Tapi kan kencannya nggak jadi." Jelasnya dari arah kamarnya.
"Sha, gue bisa nginap tempat Anneth. Lo nggak perlu batalin kencannya." Seruku dari luar.
"Nggak lah. Gue lebih penasaran cerita lo dan Aga dan ekpsresi Anneth tentang kalian berdua kalau dia tahu nanti, ketimbang pergi kencan. Gue bisa reschedule kok. Tenang aja." Katanya sambil keluar dari kamar sambil tersenyum pongah.
Aku memang memilih datang di hari Sabtu agar bisa dengan mudah bertemu Sasha, Anneth dan Dita. Tapi aku justru ragu bisa bertemu Anneth, memang sih aku belum menghubunginya, namun sebagai seorang influencer dan juga vlogger Anneth bisa jadi lebih sibuk di akhir minggu.
"Lagian Anneth ada acara nanti malam tapi dia usahain buat makan siang bareng sekarang. Kalau Dita lagi di Bandung. Lo belum makan kan?" sambung Sasha yang kini sedang memasukan semua alat kecantikannya dalam sebuah pouch besar.
"Belum." Aku tadi menolak ajakan makan siang dari Papa karena aku tahu dia sedang terburu-buru kembali ke Rumah Sakit. Setelah proses penandatanganan selesai Papa menerima telepon dan dia tampak gusar saat itu. Aku hanya bisa mendengar dia berkata 'Nggak usah takut, Del. Aku segera ke Rumah Sakit' jadi aku berkesimpulan ada sesuatu yang terjadi dengan Adelia atau mungkin bayinya. Aku tetap berharap sesuatu itu bukan hal yang buruk.
Sasha membawa tas pakaianku ke dalam kamarnya yang sepertinya sudah ia rapikan. Aku mengikuti langkahnya ke dalam dan duduk di tepi ranjangnya yang cukup besar untuk ditiduri seorang perempuan seperti Sasha. Aku baru saja mendaratkan bokongku di tepi ranjangnya, ketika Sasha tampak berlari keluar sambil membawa ponselnya.
"Anneth datang." Serunya senang aku pun terpaksa kembali berdiri dan mengikuti langkahnya keluar. Tidak lama terdengar suara Anneth yang berisik saat Sasha membuka pintu.
"Eh bantuin gue dong. Ini dibawa." Anneth mengulurkan sebuah tas pada Sasha.
"Apa ini?" Sasha tampak membuka sedikit tas itu berusaha mencari tahu.
"Makan siang kita itu." Jawab Anneth sambil berjalan ke arahku dan merangkulku. "Lo kenapa nggak bilang mau datang."
"Dadakan semuanya." Aku dan Anneth berjalan masuk masih dengan saling merangkul bahu.
"Ada urusan di Jakarta?"
"Begitulah."
"Wow" Sasha menjerit dari arah dapur kecilnya. Ia mengeluarkan isi tas yang di bawa Anneth dan meletakannya di pantri. "Banyak banget ini." Sasha memandang Anneth takjub.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You
Storie d'amoreAnindira Maheswari menjadikan Dimas Agastya sebagai target jodoh yang akan ia bawa ke hadapan Ayahnya sebagai balas dendam. Ia tahu benar Agastya adalah kebanggan Ayahnya di perusahaannya dan dia tentu saja bukanlah perempuan tepat untuk Agastya di...