Dimas Agastya
Bekerja di perusahaan kontraktor, khususnya di proyek, bisa dibilang memiliki jam kerja yang tidak menentu. Memastikan tahapan proyek selesai sesuai kontrak membuat pekerja proyek sepertiku bisa bekerja 7 hari dalam seminggu dan itu yang terjadi beberapa minggu kemarin ketika hubungan aku dan Anin sedang dalam masa break. Sebagai engineer di proyek ini, Aku dan Ardi benar-benar fokus untuk memastikan semua pekerjaan engineering dilaksanakan sesuai jadwal.
Pekerjaan Anin juga lebih banyak dilakukan setiap akhir pekan karena itu hari Sabtu dan Minggu tidak menjadi waktu khusus bagi kami untuk bertemu dan berkencan. Seperti hari ini, Anin masih di Jakarta dan dia baru saja mengabariku kalau ia sedang bersama dengan sahabat-sahabat SMA-nya setelah kemarin sudah menyelesaikan urusannya bersama Papanya.
Sekarang pukul delapan malam dan aku belum beranjak dari kantor proyek, padahal biasanya aku membawa pekerjaanku dan melanjutkannya di sebuah coffee shop langgananku di Jimbaran. Namun hari ini aku tidak berniat untuk pindah tempat.
"Lo mau makan bareng nggak, Ga?" Ardi menghampiriku.
"Boleh."
Aku segera membereskan laptop dan kertas-kertas yang bertebaran di meja kerja. Aku dan Ardi baru dipertemukan dalam proyek ini, biasanya kami tidak mendapatkan proyek yang sama. Ia lebih tua dua tahun dariku dan masih melajang. Berteman dengannya selama dua bulan ini membuat aku sedikit tahu tentang kehidupan pribadinya, khusunya tentang perempuan yang sedang dekat dengannya selama di Bali ini. Dan dia pun tentu tahu hubunganku dengan Anin, putri Pak Hirmawan. Awalnya ia sama sekali tidak tahu siapa Anin karena memang kehidupan pribadi Pak Hirmawan tidak banyak diketahui oleh karyawan perusahaan yang lebih banyak menghabiskan banyak waktu di proyek luar kota. Namun karena beberapa staf senior seperti Pak Arland, maka kisah cintaku dengan putri bos besar mulai menjadi konsumsi banyak orang di kantor.
Makan malam dan obrolanku dengan Ardi di sebuah warung seafood Jimbaran cukup teralihkan dengan bertemunya kami dengan Darla, sahabat Anin. Aku tidak menyangka akan bertemu kembali dengan mahkluk unik itu. Ia menghampiriku dengan gaya andalannya. Anin sempat berkata padaku kalau Darla saat bersama teman-temannya jauh berbeda dengan Darla saat ia sedang bekerja.
"Darla akan berubah jadi Danang saat ia bekerja, dan ia kalau marah bisa bikin seorang laki-laki tulen nangis loh." Cerita Anin waktu itu.
"Oh ya?"
"Darla sangat fokus dan benar-benar professional saat sedang bekerja dan kalau karyawannya nggak bisa mengikuti standarnya, ia dengan mudah menendangnya."
"Hi, Ga. Apa kabar?"
"Oh hi, Darl." Aku tersenyum padanya setelah sebelumnya cukup terkejut karena tidak menyangka akan bertemu dengannya di tempat ini.
"Baru ditinggal Anin dua hari kok gandengannya berubah?" Darla melirik Ardi dan membuatku tertawa kecil.
"Di, kenalin. Teman gue." Aku berkata pada Ardi sambil menggerakan leherku ke arah Darla. Darla menerima uluran tangan Ardi dengan senyum genitnya. Ia kemudian mengeluarkan kartu nama usaha cateringnya dan menyodorkan pada Ardi.
"Kalau butuh catering ya. Salah satu yang tebaik di Bali loh." Ia sedikit mempromosikan usahanya namun aku mengangguk setuju dan mengangkat jempolku ke arah Ardi. Teman kantorku itu hanya mengangguk dan membalas senyum Darla saat menerimanya.
"Oke deh, sampai ketemu ya Ga. Kapan-kapan janjian makan bareng lagi ya. Atau double date mungkin?"
"Oke." Aku tertawa kecil kemudian mengangguk.
"Bye Ardi." Darla melambai sedikit pada Ardi kemudian meninggalkan meja kami. Beberapa detik setelah itu Ardi mengangkat kedua alisnya dengan kelopak maa membesar.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You
RomanceAnindira Maheswari menjadikan Dimas Agastya sebagai target jodoh yang akan ia bawa ke hadapan Ayahnya sebagai balas dendam. Ia tahu benar Agastya adalah kebanggan Ayahnya di perusahaannya dan dia tentu saja bukanlah perempuan tepat untuk Agastya di...