Chapter 25

2.8K 364 17
                                    

***Hi, sori ya nggak sempat edit. Mohon maklum kalo nemu typo

Anindira Maheswari

Aku dan Kikan menghabiskan waktu sejak pagi untuk mendekorasi acara resepsi pernikahan Bima dan Tari. Mereka sudah menikah dua minggu yang lalu secara adat Bali di Singaraja dan hari ini adalah resepsinya. Acaranya tidak dilakukan besar-besaran hanya ada 150 undangan yang umumnya tidak sempat menghadiri pernikahan mereka saat di Singaraja.

Dekorasi yang diminta Tari berbau alam dengan warna dominasi hijau dan kayu-kayuan. Pilihan lokasinya ada di sebuah taman di sebuah hotel yang memang sudah asri dengan banyak pohon-pohon hijau dan aku hanya tinggal memadu madankan dengan membuat tenda-tenda kayu yang memayungi setiap meja dan menggantung beberapa pot tembikar kecil berisi tanaman hijau di setiap sudutnya. Tangan ahli Kikan mampu menghasilkan sebuah centerpiecee menawan hasil dari rangkaian rumput liar dan mawar putih.

Aku dan Kikan juga diminta oleh Tari untuk menjadi bridesmaid. Karena ini hanya resepsi, jadi tidak ada tugas khusus untuk menjadi pendampingnya. Ada enam perempuan yang akan menjadi pengiring Tari, aku belum mengenal empat orang lainnya yang menurut Tari adalah adik, sepupu dan teman kuliahnya dulu. Dan kami berenam akan mengenakan seragam kebaya bali modern berwarna nude.

Aku menunggu Agastya menjemputku sambil menyelesaikan riasan di wajahku. Aga tiba di rumah dengan tampilan yang sederhana namun cukup membuatku terpesona.

"Aku bingung dengan pilihan warna bajuku biar cocok sama kamu." Katanya dengan mata yang tak lepas dariku sekaligus ada nada ragu tercipta di sana mungkin ia tidak mau aku kecewa dengan penampilannya. Aku menghampirinya yang mengenakan kemeja putih lengan panjang dipadu dengan celana warna kopi yang justru membuat ia terlihat sangat tampan malam ini. Aku mengecup pipinya sekilas memastikan lipstikku tidak menempel di wajahnya. Tangan Aga cepat menangkap pinggangku dan membuat tubuhku merapat padanya.

"Baru kali ini liat cewek dengan kebaya Bali secara langsung. Kamu cantik banget." Ia mengecup keningku. "and very sexy." Tambahnya lagi sambil mencium bibirku sekilas.

"Jangan macam-macam." Bisikku dan membuat dia tertawa kemudian melepaskan tubuhku.

Menghadiri pernikahan Bima dan Tari tentu memungkinkan adanya pertemuan dengan Bagas. Aku sudah menyampaikan hal ini pada Aga dan tidak seperti dugaanku, ia tidak keberatan. Aku pikir permintaanku padanya untuk menemaniku akan jadi hal yang sulit mengingat pertengkaran kami terakhir yang berkaitan dengan kecemburuannya pada Bagas.

Aga terpukau saat memasuki lokasi resepsi, ia tak putus memujiku saat melihat hasil dekorasi tempat ini.

"Baru kali ini juga melihat hasil karyamu secara langsung. Kamu memang terbaik." Ucapnya sambil mengerling ke arahku. Aku hanya membalasnya dengan senyum bangga.

Pesta Bima dan Tari berkonsep tidak formal. Mereka bahkan tidak punya pelaminan, hanya ada sebuah sofa khusus yang disediakan untuk mereka kalau mereka kelelahan mengitari setiap meja. Keduanya memang yang menghampiri setiap tamunya di meja, bersalaman, ngobrol dan foto-foto. Guna bridesmaid bagi Tari hanyalah untuk mendampinginya berfoto begitu juga dengan beberapa laki-laki yang seragam mengenakan vest warna nude di sekitar Bima dan salah satu di antara mereka adalah Bagas.

Aku meninggalkan Aga di meja kami untuk mendampingi Tari berfoto. Bagas tersenyum melihatku.

"Hi, Nin." sapanya

"Hi."

Kami hanya saling menyapa biasa dan kemudian berbaur bersama yang lain untuk berfoto bersama. Setelah selesai aku bisa melihat Bagas menghampiri seorang perempuan bule yang sepertinya datang bersamanya.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang