Warning: 18+
Anindira Maheswari
Senja mulai menyapa saat kakiku berhenti tepat di depan pintu villa di area Pecatu. Aku menahan diriku untuk mendorong pintu kayu yang kaya dengan ukiran khas Bali itu. Aku sudah tahu apa yang akan menyambutku di balik pintu ini. Aku menahan senyum saat mendengar jeritan khas Darla dari dalam diikuti cekikikan yang lainnya.
Perlahan aku mendorong pintu kayu itu dan tidak lama kemudian jeritan 'surprise' memenuhi udara. Aku tertawa dan sedikit berpura-pura tekejut melihat wajah-wajah yang sangat kukenal di hadapanku. Darla berjalan dengan lenggak-lenggok khasnya kemudian memasangkan mahkota bunga ke kepalaku.
Aku kemudian menyapa dan memeluk satu per satu sahabatku. Kikan, Anneth, Sasha, dan Dita.
"Kalian...kok bisa sih?" Aku memang tidak terkejut dengan pesta lajang yang dibuat teman-temanku ini hanya saja aku masih belum mengerti bagaimana Kikan dan Darla bisa bekerja sama dengan ketiga sahabatku dari Jakarta.
"Kikan yang kontak gue. Dan terjadilah semuanya." Jawab Anneth. Aku kemudian menoleh pada Darla yang mengenakan kemeja putih dengan bawahan bermuda kedodoran yang juga putih dengan kepalanya berhiaskan mahkota bunga ala film Midsommar. Sepertinya mereka memang memilih tema ini untuk pesta lajangku.
"Gue dong yang milih temanya." Ucap Darla bangga.
"Lo emang niat ya mau bikin pesta gue sehoror mungkin." Cibirku.
"Tenang nggak ada satu pun dari kita yang bakal di dorong jatuh dari tebing atau dibakar hidup-hidup." Kata Darla cuek dan membuat wajah Sasha meringis ngeri.
"Jadi ini tema film horor?" Rengek Sasha meminta penjelasan dari Darla.
"Nggak, Darling." Darla menggeleng .
"Lo belum pernah nonton Midsommar?" Anneth menyikut lengan Sasha.
"Belum." Ia menggeleng.
"Tenang aja Sha, nggak ada hantunya, kok." Hibur Darla lagi. "Paling kita butuh satu pejantan untuk bisa menghamili salah satu dari kita di sini." Sambungnya dengan senyum
"Hah?" Jerit Sasha.
"Bukan elo-elo kok. Tapi gue."
Jawaban Darla serentak menciptakan tawa riuh dan celutukan-celutukan horor khas Sasha yang sepertinya memiliki darah yang cocok dengan Darla sama-sama doyan joke dewasa. Kami menghabiskan malam dengan obrolan dan beberapa game yang diciptakan Darla dan Sasha yang membuat wajahku memanas dan bersemu merah.
"Truth or Dare, kapan terakhir lo orgasme?"
"What?!" aku memandang Sasha dan Darla dengan ringisan tidak percaya.
"Tinggal jujur aja atau lo harus berenang malam-malam pake lingerie." Tantang Darla dan membuatku menggeram kesal. Teman-temanku yang lain terus memberiku semangat untuk berkata jujur.
"Okeeee....truth." Aku berdeham. "Kemarin pagi." Jawabku pelan dan membuat mereka semua menjerit kesenangan.
"Jadi ini orgasme independent atau orgasme mutual?" Darla menggerak-gerakan alisnya yang membuatku meringis ngeri. Ingatanku kembali kepada kejadian pagi kemarin saat aksi aku dan Aga membuat udara di sekitar ruang tengah rumahku memanas. Entah kenapa gairah kami tiba-tiba naik saat kami sedang bertengkar karena Aga tahu tentang pesan Bagas yang mengajakku bertemu.
"Dia ngajak ketemu dua hari menjelang kamu menikah? Maksudnya apa?" Teriaknya tidak suka.
"Aku juga nggak tahu! Lagian aku juga nggak nanggepin kok." Balasku tidak kalah keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You
RomanceAnindira Maheswari menjadikan Dimas Agastya sebagai target jodoh yang akan ia bawa ke hadapan Ayahnya sebagai balas dendam. Ia tahu benar Agastya adalah kebanggan Ayahnya di perusahaannya dan dia tentu saja bukanlah perempuan tepat untuk Agastya di...