Anindira Maheswari
Aku tidak menyangka laki-laki yang kusebut anak emas Papa ini begitu menggemaskan dengan segala sikap kikuknya. Terus terang aku tidak suka tipe laki-laki seperti Aga. Dia memang terlihat seperti anak baik-baik. Tipe pekerja keras di kantornya. Tipe anak penurut di keluarganya. Tipe laki-laki yang akan mencari pasangan yang setara malaikat, yeah well seperti apa yang ia gambarkan tentang kekasihnya. Oke, catatan buat aku laki-laki ini sudah punya kekasih dan aku tentu saja bukan tipe perempuan yang akan merebut kekasih perempuan lain. Aku tau ide untuk membalas Papa dengan memacari anak emasnya hanyalah karena dorongan emosi sesaat. Aku akan membatalkannya. Ya, mission cancelled! Apalagi Kikan akan terus berkicau tentang betapa buruk akhlakku kalau aku berniat meneruskan misiku yang akan menyebabkan rusaknya sebuah hubungan.
"Menggemaskan?" kedua alis Kikan terangkat tinggi saat aku baru saja menggambarkan awal pertemuanku dengan Aga kemarin. Ya, aku mengatakan bahasa tubuh kikuk Aga sangat menggemaskan di mataku. "Tarik kata-kata itu, Anin!" serunya.
"Kenapa? Ada yang salah?"
"Itu kosa kata haram yang keluar dari mulut seseorang yang mengatakan bahwa laki-laki itu bukan tipenya."
Aku mengedikan kedua bahuku bingung.
"Kamu tahu kalau kata itu bisa berarti sebuah ketertarikan? Kamu tertarik padanya." Kikan dengan segala analisa bahasanya yang langsung membuatku tergelak.
"Oke suka! Tapi nggak ada hasrat untuk memiliki. Kayak lu liat anak anjing orang di jalan terus lu bilang 'oh cute banget'. Suka kayak gitu aja." Protesku.
"Gila, Aga disamain sama anak anjing." Kikan memutar kedua bola matanya. "Oke. Jadi kamu sekarang nggak berniat membawa Aga ke hadapan Papamu dan dikenalkan seagai pacar?'
"Udah nggak."
"Good. Meski aku nggak bakal dapat cerita menarik lagi deh." Kikan mendesah sedikit kecewa.
"Lu nantangin gue?
"Nggak. Bener udah keputusan kamu. Sayang aja sih dia udah punya pacar." Keluh Kikan yang membuatku gemas dan menoyor kepalanya.
Apa mungkin aku terlalu cepat menilai Aga adalah seorang laki-laki yang kikuk dan sedikit kuno? Kalau melihat dari penampilannya dia jauh bila dibandingkan cowok-cowok IT yang aku kenal di Bali ini, yang kebanyakan tidak nyambung dengan setiap obrolanku. Tidak ada aura nerd yang terpancar dari Aga, dia tampak seperti seorang eksekutif muda masa kini, hanya saja dia salah satu eksmud yang mungkin jarang melihat perempuan berpakaian minim. Atau dia jenis laki-laki yang tidak punya koleksi majalah sejenis Popular, FHM atau bahkan Playboy. Atau dia hanya bersikap begitu padaku? Karena aku Anin, putri Hirmawan Baskoro, bosnya? Bisa jadi.
"Kamu masih penasaran ya?" Kikan mengusik diamku saat mobil sudah memasuki pelataran parkir Ritz-Carlton.
"Gue hanya sedang mencoba menganalisanya sendiri."
"Tetap aja versi pendeknya adalah PENASARAN." Kikan tertawa setengah meledekku dan membuatku hanya bisa mengulum kekesalanku. Kami berjalan tergesa menuju reception venue tempat aku dan klienku berjanji bertemu untuk meeting.
Seorang perempuan dengan penampilan mentereng khas orang kaya metropolitan tampak sedang ditemani orang hotel melihat-melihat keseluruhan venue. Sedang seorang perempuan yang jauh lebih muda dengan penampilan yang tidak kalah mentereng tampak sedang duduk dan sibuk dengan gawainya.
"Kamu nggak telat kan?" bisik Kikan dengan wajah khawatir.
"Harusnya masih lima menit kok. Nggak telat." Kataku dengan mempercepat langkah menuju perempuan yang usianya jauh lebih tua itu. Meskipun belum terlambat tapi bila klienmu sudah tiba terlebih dahulu tubuhmu akan berekspresi seperti kamu sudah terlambat berjam-jam.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You
Roman d'amourAnindira Maheswari menjadikan Dimas Agastya sebagai target jodoh yang akan ia bawa ke hadapan Ayahnya sebagai balas dendam. Ia tahu benar Agastya adalah kebanggan Ayahnya di perusahaannya dan dia tentu saja bukanlah perempuan tepat untuk Agastya di...