#2 Sebuah Ketakutan

1.5K 203 25
                                    

Jungkook tersenyum saat Jihoon tak mau melepaskan genggaman tangan mungilnya di jari telunjuk milik Jungkook.

"Tidak, Jihoon. Kau tidak boleh memakannya," jelas Jungkook yang kemudian memberikan mainan pada Jihoon. Tapi bayi kecil itu justru kesal dan membanting mainan itu. "Ah baiklah, kau ingin jari appa."

Tzuyu saat ini membawa snack di tangannya kemudian duduk di samping Jungkook dan menyandarkan kepalanya dengan nyaman di bahu suaminya itu.

"Kenapa oppa tidak bekerja?"

"Aku sudah mengatakan jika aku ingin mengawasimu, bukan? aku sudah mengalihkan semua tugasku pada Jaehyun," jelasnya yang kemudian ikut menikmati snack yang di bawa Tzuyu.

Tzuyu memasang wajah tak sukanya, meraih remot dan memindahkan channel TV tersebut. Hal ini tentu saja membuat Jungkook kesal karena Tzuyu tiba-tiba saja memindahkan channel tersebut padahal dia sedang asyik menonton serial kesukaannya yang hari ini akan berakhir. Dia berniat merebut remot tersebut, tapi Tzuyu sudah lebih dulu menyembunyikannya.

"Tzuyu..." Jungkook menatap Tzuyu dengan tatapan memelasnya namun Tzuyu hanya pura-pura tak melihatnya dan memutuskan untuk menonton TV saja. "Tzuyu, aku harus menonton episode akhirnya."

"Serial itu tidak seru sama sekali. Aku kesal pada pria itu, dia dengan mudahnya menikah lagi setelah istrinya meninggal. Padahal dia tiada karena melahirkan anaknya," gerutu Tzuyu yang kemudian memicingkan matanya ke arah Jungkook. "Apa kau sedang belajar dari serial itu?"

"Tzuyu, jangan berpikiran negatif padaku," jelas Jungkook yang kemudian membuat Tzuyu mengerucutkan bibirnya karena Jungkook mengatakan itu seolah dia memang memperlajari sesuatu dari sana.

"Lalu apa yang akan kau lakukan jika aku tiada?"

Jungkook hanya terdiam. Meskipun ini hanyalah sebuah pertanyaan yang sepertinya hanya terlontar secara spontan oleh Tzuyu, tetap saja hal ini cukup membuat Jungkook terbawa emosional. Bahkan saat ini matanya mulai berkaca-kaca membayangkan betapa mengerikannya hal itu jika sungguh-sungguh terjadi dalam hidupnya.

Tzuyu menelan berat salivanya, menyadari jika kata-katanya itu sepertinya sudah keterlaluan.

"Jika kau tiada, kau akan membawa jiwaku tiada juga."

"Maaf, aku hanya bercan–"

"Aku sudah menjawabnya, bukan? aku bahkan tak akan pernah berpikir untuk menikah lagi karena aku yakin, kau tidak akan pernah meninggalkanku, Ahn, dan Jihoon," jelas Jungkook yang diiringi senyumnya, mencoba meredam rasa sakit yang sebenarnya kini meluap-luap dalam hatinya. Tzuyu memang menganggap hal itu hanya sebuah candaan, tapi Jungkook malah merasa kata-kata itu seperti sungguhan.

Hening. Itulah yang saat ini menyelimuti mereka berdua. Hanya ada suara gumaman Jihoon yang masih asyik dengan jari Jungkook dan juga suara TV yang menyamarkan suasana canggung diantara mereka.

Tzuyu melirik ragu ke arah Jungkook yang saat ini memilih untuk bermain dengan Ahn. Dia menghela napasnya kemudian memutuskan untuk menyandarkan kepalanya di bahu Jungkook.

"Mianhae. Apa candaanku sungguh menyakitimu?" tanya Tzuyu yang tak mendapat jawaban apapun dari pria Jeon itu. Tzuyu mendongak, menyentuh pipi Jungkook dan mengalihkan atensi pria yang menjadi sandarannya itu. "Kau marah padaku?"

"Tentu saja tidak, mana mungkin aku marah padamu."

Chup!

"Gomawo," kata Tzuyu yang diiringi dengan senyuman.

"Ada Jihoon."

"Aigo, mianhae. Kau tidak melihatnya, bukan?"

*
*
*

Hello Mom!!✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang