#4 Aku Berharap...

1.1K 183 14
                                    

"Eoh?" Tzuyu terkejut saat tiba-tiba saja Jungkook memeluknya. Padahal dia sedang memasak sekarang.

"Saranghae."

Tzuyu hanya terkekeh mendengar ucapan Jungkook yang sangat random pada pagi hari ini.

"Nado saranghae." Tzuyu mengusap pipi Jungkook kemudian kembali memasak sarapan untuk keluarga kecilnya.

"Apa Jihoon belum bangun?" tanya Tzuyu yang langsung membuat Jungkook menggeleng. Putra kecil mereka itu nyatanya masih tertidur dengan pulas. Padahal biasanya Jihoon adalah yang pertama bangun sebagai alarm Jungkook.

Jungkook langsung tersenyum saat mendengar tangisan dari Jihoon sambil menunjuk ke arah atas. "Dia sepertinya tahu kita membicarakannya. Aku akan menenangkannya."

Tzuyu hanya mengangguk kemudian mulai menyajikan menu sarapan hari ini. Setelah selesai, dia langsung saja pergi menuju kamar Ahn karena dia yakin putranya itu belum membuka matanya sekarang. Namun dugaannya salah, Ahn sudah siap dengan seragam sekolahnya sekarang.

"Aigo, kau sangat pintar ternyata," puji Tzuyu setelah menyejajarkan tingginya dengan Ahn. "Ayo, kau harus sarapan dulu."

Tzuyu menahan tawanya saat akan beranjak menuju meja makan karena saat ini Jihoon terus saja menjambak rambut Jungkook hingga suaminya itu memasang wajah kesakitannya.

"Tzuyu, bantu aku."

Tzuyu langsung mengambil alih Jihoon dari Jungkook. Dia cukup tergelitik karena Jihoon malah tertawa setelah dia yang menggendongnya.

"Apa anak eomma sedang meledek appa nya?" tanya Tzuyu dengan nada sangat gemas. Bahkan dia sampai menciumi Jihoon hingga membuat bayi itu merasa geli dan terus tertawa.

"Apa dia masih marah padaku? aigo, tenaga benar-benar kuat."

"Aku rasa seperti itu. Itu salahmu juga, 'kan? kenapa berniat untuk menukar Jihoon dan Sarang?" tanya Tzuyu yang hanya membuat Jungkook mengangguk, mengakui. Dia tak tahu jika bayi mungil itu akan menyimpan rasa dendamnya dalam jangka waktu yang lama.

"Jihoon-ah, mianhae. Appa sungguh hanya bercanda."

*
*
*

Tzuyu saat ini sedang duduk bersama orang tua lain. Dia memang tak pernah absen saat pertemuan orang tua seperti ini. Terlebih karena Tzuyu sudah terbiasa seperti ini sejak Ahn di Taman Kanak-Kanak.

Tzuyu melirik ke arah Jungkook yang memberikan kode padanya agar secepatnya keluar sebab Jihoon sudah terlihat sangat kesal sekarang. Bahkan bayi itu berkali-kali melempar topi yang dipakaikan Jungkook padanya lalu menggumam seolah memarahi ayahnya itu.

Kookie oppa memang sangat menggemaskan jika bersama Jihoon.

Tzuyu jadi ingat saat dia harus berjuang sendirian membesarkan Ahn. Bahkan putranya itu baru mendapat kasih sayang dari Jungkook saat usianya 5 tahun. Dia juga terkadang merasa sakit hati melihat tatapan lain Ahn saat Jungkook menggendong Jihoon. Dia yakin, Ahn pasti merasa sangat cemburu pada adiknya itu.

Jungkook saat ini memilih untuk berjalan saja karena Jihoon sudah beberapa kali menggumam karena kesal terus diam di depan ruangan itu.

"Jihoon, kau kesal, 'kan? arasseo, kita akan jalan-jalan."

Sebenarnya Jungkook juga sangat malas jika harus berjalan-jalan mengitari sekolah Ahn seperti ini. Sebab dia pasti bertemu dengan wali murid yang terus memujinya seolah dia adalah selebritis. Mereka bahkan tak melirik Jihoon sedikitpun. Namun beruntungnya Jungkook karena saat ini tidak ada seorangpun di sana.

Jungkook memilih duduk di tepi lapang, mencari tempat teduh sambil menonton anak-anak itu bermain bola saat pelajaran olahraga mereka.

"Jihoon, apa kau ingin jadi pemain sepak bola?" tanya Jungkook namun bayi itu malah sibuk menggigit tangannya sendiri tanpa memperhatikan sekelompok anak yang ada di tengah lapang. "Jihoon, jangan memakan tanganmu."

*
*
*

Tzuyu tak mengerti kenapa saat ini tiba-tiba saja pikiran-pikiran buruk menyergap dirinya. Satu hal yang pasti, hatinya seakan memberikan isyarat jika akan ada hal menyakitkan yang akan terjadi. Tapi dia sungguh tak tahu apa yang akan terjadi.

"Kenapa kau sangat khawatir?" tanya Jungkook namun tetap saja hal itu tak mengganggu lamunan Tzuyu. Hingga saat Ahn menggenggam tangannya, barulah Tzuyu kembali tersadar dari lamunannya.

"Tzuyu, tadi aku bertanya padamu."

"Bisa kau ulang?" tanyanya yang membuat Jungkook mencebikan bibirnya.

"Kau memikirkan sesuatu?"

Tzuyu menggeleng. "Tidak ada. Aku baik-baik saja."

"Apa eomma lelah karena harus berjalan? harusnya aku tidak meminta pergi jalan-jalan."

"Tidak, Ahn, eomma sungguh baik-baik saja."

Ada apa dengan diriku?

Banyak sekali hal yang ingin dia lakukan bersama keluarga kecilnya saat ini. Padahal selama ini dia tak pernah berjauhan dengan keluarga kecilnya itu. Dia hanya berharap jika firasatnya salah dan tak akan ada hal buruk yang terjadi. Dia hanya tidak ingin ada kebahagiaan keluarga kecilnya itu lenyap dalam sekejap. Terlebih karena belum genap satu tahun dia dan keluarga kecilnya itu merasakan kebahagiaan setelah banyaknya hal yang harus mereka hadapi.

"Haruskah kita berfoto?" tanya Tzuyu yang kemudian mengeluarkan ponselnya. Dia memutuskan untuk mengambil selca bersama keluarga kecilnya. Anggap saja ini sebagai pengalihan yang bagus dari berbagai pikiran buruk yang tiba-tiba saja menyergap pikirannya.

Jungkook merasa jika hari ini Tzuyu memang sedikit aneh. Beberapa hal yang sebenarnya bukanlah kebiasaan Tzuyu, justru dilakukan oleh istrinya itu. Termasuk melamun saat berjalan seperti tadi. Bahkan biasanya Tzuyu tak pernah memperlihatkan jika dia sedang memikirkan sesuatu di hadapan Ahn.

Jungkook menggelar karpet yang dia bawa di atas rerumputan itu. Melakukan piknik di taman memanglah hal yang sangat menyenangkan. Namun sayang sekali karena Jungkook lupa membawa tenda.

"Jihoonie," panggil Tzuyu yang tentu saja membuat batita itu kegirangan dan berusaha untuk menghampiri Tzuyu yang duduk berseberangan dengan dirinya dengan cara merangkak. "Aigo, kau benar-benar cepat."

Jungkook tersenyum, meyakinkan dirinya sendiri jika tak ada yang perlu dia takutkan untuk saat ini.

Semuanya pasti baik-baik saja.

Jungkook mengeluarkan ponselnya, memotret Tzuyu yang saat ini sedang asyik memuji putra kecil mereka itu. A ya, jangan lupakan soal Ahn yang ikut bermain dengan Jihoon juga.

Jungkook memeriksa hasil potretannya. Dia sungguh bahagia melihat senyuman lebar Tzuyu saat bermain dengan Jihoon dan Ahn. Bahkan tak terasa air mata juga mulai jatuh begitu saja.

"Aigo, aku terlalu bahagia."

Kebahagiaan Jungkook memanglah sederhana. Dengan melihat keluarga kecilnya bahagia, dia sungguh bahagia. Apalagi karena tak ada lagi orang yang ingin masuk dan menghancurkan kebahagiaan keluarganya. Dia juga tak lagi memikirkan bagaiamana jika Jieun mengambil Ahn darinya.

Jika aku punya kesempatan, aku ingin kembali ke masa lalu dan memperbaiki apa yang perlu ku perbaiki. Tapi aku sangat beruntung karena di masa kini Tuhan mengizinkanku bersama seorang malaikat. Terimakasih karena kau selalu menjaga Ahn dan Jihoon. Aku harap tak ada hal yang bisa mengambilmu dari kami, Tzuyu.

Jungkook tersenyum sambil mengusap potret Tzuyu di ponselnya. Dia sungguh tak meminta banyak hal. Dia hanya ingin Tzuyu bersamanya untuk saat ini dan selamanya.




TBC🖤

15 Jul 2020

Hello Mom!!✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang