Tangisan Jihoon kini mereda, membuat Tzuyu bisa bernapas lega. Dia kemudian mencium pipi Jihoon dan berbalik, menatap Jia yang masih terkejut dengan kehadirannya di sana.
"Jadi kau Jia?" tanya Tzuyu sambil menaikan sebelah alisnya. Dia kemudian tertawa remeh sebelum akhirnya kembali menatap Jia. "Terimakasih karena kau telah menjaga suamiku dan putraku."
Tzuyu dengan santainya berjalan masuk ke dalam kamar Jungkook, membawa Jihoon agar putra kecilnya itu bisa tertidur. Dia sungguh tak peduli jika Jia sampai melakukan hal buruk padanya. Yang terpenting Jihoon sudah berhenti menangis sekarang.
"Tidak mungkin." Jia bangkit dari duduknya, menatap pintu kamar Jungkook yang kini mulai tertutup. Dia benar-benar masih tak percaya jika dia melihat Tzuyu.
"Tidak perlu menangis, eomma di sini." Tzuyu masih menepuk halus punggung Jihoon agar Jihoon mau menghentikan tangisannya.
"Eomma, sakit."
Tzuyu benar-benar khawatir mendengar pernyataan dari Jihoon itu. "Sakit? yang mana?"
"Dia harus pergi ke rumah sakit," ujar Jia yang kini berdiri di ambang pintu. Dia kemudian melangkah masuk dan berniat untuk mengambil alih Jihoon. Namun Jihoon memeluk leher Tzuyu dengan erat--tak ingin melepaskan.
"Apa yang terjadi padanya?"
"Dia terkena pneumonia. Jadi dia perlu menemui dokter sekarang," jelas Jia sambil berusaha mengambil alih Jihoon.
"Aku yang akan mengantarnya," jelas Tzuyu yang membuat Jia berdecih.
"Kau menyebutmu sebagai ibunya? bahkan kau tak tahu jika Jihoon sedang sakit sekarang. Kau pergi meninggalkan semua orang dan membuat konspirasi soal kematianmu? lalu kau kembali dan berharap posisimu masih tetap sama. Sayangnya tidak, Jeon-- ani, maksudku, Chou Tzuyu."
Tzuyu hanya menatap kesal Jia. Andai dia tak sedang menggendong Jihoon, dia sungguh akan langsung mencaci wanita tak tahu diri yang kini berada di hadapannya. Dia benar-benar ingin menghajarnya hingga dia tak berani lagi membual di hadapannya.
"Dia putraku jadi aku yang akan mengantarnya."
Jia menghalangi jalan, membuat Tzuyu semakin kesal. "Menyingkir atau aku akan benar-benar menyingkirkanmu dari dunia ini. Aku bukan wanita yang lemah, kau camkan itu!"
Tzuyu sedikit mendorong Jia kemudian berlalu. Dia sepertinya harus segera mengantar Jihoon ke rumah sakit untuk pengobatannya. Dia tak tahu, sejak kapan Jihoon menderita sakit itu. Apa saat dia pergi?
"Jihoonie, maafkan eomma, apa eomma membuatmu sakit?" tanya Tzuyu sambil mencoba untuk memberhentikan taksi. Namun tak ada satupun taksi yang mau berhenti.
Tzuyu hampir putus asa, terlebih karena Jihoon kembali menangis sekarang. Hingga mobil milik Jungkook berhenti di hadapannya, Tzuyu bisa bernapas lega.
Jungkook hanya diam, tak ingin mengatakan sepatah katapun. Sepertinya dia marah karena Tzuyu tak mendengarkannya dan memilih keluar dari kamarnya.
Apa dia marah padaku?
Tzuyu menatap Jungkook yang kini hanya memasang wajah datarnya sambil memperhatikan jalanan. Dia yakin, pria itu pasti sedang marah padanya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Mom!!✅
Fanfiction[Sequel Hello Dad!!] Tzuyu selalu percaya jika scenario yang Tuhan berikan padanya benar-benar luar biasa. Tapi dia tak pernah menyangka sebuah mimpi buruk harus menghinggapi kisah hidupnya hingga membuatnya harus kehilangan segalanya termasuk kelua...