Epilog

1.4K 143 46
                                    

"Annyeong, aegi-ya." Tzuyu hanya terkekeh saat Jihoon menempelkan telinganya di perutnya yang kini sudah membesar. "Eomma, tidak ada jawaban."

Ahn tertawa bahkan hampir tersedak mendengar pernyataan dari Jihoon. "Tidak akan ada jawaban."

"Apa benal-benal ada bayi?" tanya Jihoon dengan tatapan penasarannya, membuat Tzuyu ingin sekali mencubit pipi Jihoon.

"Tentu saja." Tzuyu menarik tangan Jihoon lalu meletakannya di perut. "Bayinya menendang, bukan?"

"Aegi-ya, pelut eomma bukan lapangan jangan menendang," ujar Jihoon seolah dia memang bicara dengan bayi yang ada dalam perut Tzuyu.

"Memangnya dulu kau tidak menendang perut eomma?" tanya Ahn yang membuat Jihoon menggeleng dengan polosnya.

"Aku anak baik," aku Jihoon yang membuat Ahn berdecak.

"Semua bayi pasti menendang, Jihoon."

Jihoon kini menatap Tzuyu, meminta penjelasan lebih lanjut soal itu. Namun hal ini malah membuatnya mendapatkan cubitan di kedua pipinya.

"Jihoon bahkan selalu membuat eomma terbangun tengah malam," ujar Tzuyu yang membuat Jihoon seolah merasa bersalah. Dia memasang wajah ingin menangisnya lalu memeluk Tzuyu dan mulai menangis.

"Aku anak nakal."

Tangisan Jihoon tentu saja membuat kediaman keluarga Jeon penuh tawa sekarang. Bukan hanya Ahn saja yang menertawakan kepolosan Jihoon. Tapi juga semua yang ada di sana termasuk Tzuyu.

"Tidak, Jihoon anak yang baik," ujar Tzuyu berharap hal itu akan membuat tangisan Jihoon berhenti. Menggoda Jihoon sampai menangis memang hal paling menyenangkan untuk mereka. Apalagi jika Jihoon menangis pada akhirnya.

"Jihoonie, ayo lihat stroberi," ajak Jungkook yang kemudian mengambil alih Jihoon dari Tzuyu.

"Memangnya sudah ada yang matang?" tanya Ahn yang membuat Jungkook mengangguk. Dia kemudian mengibaskan tangannya agar Ahn juga ikut bersamanya.

Tzuyu tersenyum melihat bagaimana Jihoon menghentikan tangisannya setelah Jungkook menggendongnya. Yap, Jihoon memang lebih menurut pada Jungkook. Tapi entah kenapa Tzuyu selalu merasa bangga jika Jungkook berhasil menenangkan Jihoon.

Tangannya mulai bergerak mengusap halus perutnya yang kini sudah membesar. "Kau juga akan merasakan apa yang semua kakakmu rasakan."

Tzuyu tak pernah tahu jika skenario hidupnya akan berakhir seperti saat ini setelah sebelumnya dia dan Jungkook harus terpisah terlebih dahulu lalu bertemu dengan orang baru.

Tzuyu bersyukur karena Jungkook memilih tetap mencintainya meskipun dia sudah dinyatakan tiada.

"Cintamu memang tak main-main, oppa," gumamnya.

*
*
*

"Stss."

Jihoon dan Ahn begitu kompak meletakan jari mereka di atas bibir. Mereka lalu naik ke atas ranjang dengan perlahan agar bayi mungil yang berada di pangkuan Tzuyu tak terbangun.

"Jihoon, eomma sudah susah payah membuat Yeeun tertidur," ujar Tzuyu sambil menenangkan tangisan bayi itu. Jihoon memang terlalu kecil untuk menjadi seorang kakak. Apalagi dia sering terlalu gemas hingga mencubit adiknya dengan sangat keras.

Jungkook menggendong Jihoon lalu mencium pipinya. "Kau mengganggu tidur adik bayi lagi?"

"Jihoon kakak yang buruk," celetuk Ahn yang tentu saja membuat Jihoon mulai menangis. "Appa, Jihoon menggigit pipi Yeeun tadi."

Hello Mom!!✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang