Ancaman Jia masih saja membayangi kehidupan Tzuyu dan Jungkook. Mereka tak tahu, sampai kapan hidup mereka tidak tenang seperti ini. Bahkan untuk keluar rumah saja, mereka berpikir hingga ratusan kali.
"Persidangannya akan dilanjutkan. Mungkin jika kau datang, semuanya akan segera selesai," ujar Jungkook sambil membaringkan tubuhnya. Dia sungguh lelah setelah seharian harus mengurus segala hal di kantornya.
"Aku rasa tidak perlu, itu hanya akan membuat semuanya aneh. Seorang istri menghadiri perpisahan dari suaminya." Tzuyu meletakan jari telunjuknya di dagu sambil menatap langit-langit, membayangkan bagaimana canggungnya suasana persidangan nanti. Tzuyu lalu mengalihkan pandangannya ke arah Jungkook. "Aku akan menjaga Ahn dan Jihoon saja."
Jungkook beranjak menuju lemarinya sambil berkata, "Ya, itu mungkin keputusan yang bagus. Tapi aku benar-benar tak akan bisa mengendalikan diriku jika kau tidak ikut."
Jungkook meraih baju tidur berwarna abunya lalu menghampiri Tzuyu. "Karena kita belum berpisah dan tidak akan pernah pernah berpisah."
Tzuyu tahu, dia memang belum berpisah dengan Jungkook, atau dalam artian lain jika mereka kini masih suami istri. Tapi dengan datang ke persidangan nanti, itu hanya akan membuatnya sangat canggung--meskipun dalam hal ini dia sama sekali bukan pihak yang bersalah.
"Eomma..."
Panggilan dari Jihoon membuat atensi Tzuyu teralihkan. Dia lalu tersenyum saat mendapati putra kecilnya tengah menggosok matanya dengan punggung tangan mungilnya.
"Kau terbangun?" tanya Tzuyu setelah dia menggendong Jihoon. "Apa hyungmu masih tertidur?"
Jihoon hanya mengangguk lalu menguap dan menyandarkan kepalanya di dada Tzuyu.
"Kau harus tidur lagi, ini masih malam," jelas Tzuyu yang kemudian membaringkan Jihoon di ranjang miliknya, membuat Jihoon meregangkan ototnya sambil menguap sebelum akhirnya menutup matanya kembali.
Aku tak bisa bayangkan jika Jia sampai mengincar Jihoon.
Jia mencengkram gelas berisi wine dengan sangat keras hingga kuku-kukunya mulai memutih. Dia masih merasa kesal dengan Jungkook yang malah mengatakan jika Tzuyu dan dirinya belum berpisah. Itu memang kenyataannya. Tapi Jia sungguh tak terima jika Jungkook mengatakannya pada hakim.
Prang!
Nyonya Park menaikan sebelah alisnya saat mendengar sesuatu yang pecah di kamar putrinya. Dia lalu membuka pintu kamar Jia dan menimbulkan suara deritan.
"Jia, apa yang kau lakukan?"
Mata Jia membara seolah sedang kerasukan. Dia bahkan sampai menatap tajam sang ibu. "Ini salah eomma."
"Waeyo?"
Jia berdecak lalu memukul meja. Dia berdiri dengan tatapan yang masih belum padam. "Kenapa harus mempertemukanku dengan Jungkook?"
"Eomma hanya mengikuti apa yang nyonya Jeon sarankan. Memangnya ada apa?"
Jia memutar malas kedua matanya. Dia sungguh jengah karena sang ibu sama sekali tak mengerti dengan kondisinya saat ini. "Ayolah, eomma. Kenapa eomma bersikap biasa saja?"
"Lalu eomma harus apa? bukankah istrinya sudah kembali? lagipula, asisten Jungkook juga tampan," jelas nyonya Park yang membuat Jia semakin kesal.
"Setidaknya buat perusahaan keluarga Jeon bangkrut. Aku tak peduli meski aku mencintai Jungkook. Dia hanya membuatku seolah sebuah pajangan. Aku punya gelar nyonya Jeon tapi aku bukanlah nyonya Jeon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Mom!!✅
Fanfiction[Sequel Hello Dad!!] Tzuyu selalu percaya jika scenario yang Tuhan berikan padanya benar-benar luar biasa. Tapi dia tak pernah menyangka sebuah mimpi buruk harus menghinggapi kisah hidupnya hingga membuatnya harus kehilangan segalanya termasuk kelua...