Jungkook saat ini masih saja melamun, memikirkan bagaimana kondisi Tzuyu. Bahkan seluruh anggota keluarga Jeon kini mulai khawatir pada sang putra bungsu.
"Aku titip Jihoon dulu," ucap Jungkook dengan nada dinginnya. Dia sungguh malas bicara pada siapapun dan andai dia bukanlah seorang ayah, dia akan memilih diam di atas ranjangnya dan menangis, menunggu kabar Tzuyu.
Usapan lembut di bahunya membuat Jungkook langsung menoleh. Sang ibu yang mengerti sekali dengan keadaan Jungkook saat ini, memberikan senyumannya seakan mengatakan pada Jungkook jika semuanya akan baik-baik saja.
"Aku akan pergi ke kantor sekarang."
Tak ada ucapan selamat tinggal yang biasanya Jungkook ucapkan pada Jihoon. Dia langsung saja pergi dan membuat Jihoon mengulurkan kedua tangannya seolah merasa ada yang kurang karena Jungkook tak memberikan ucapan selamat tinggalnya.
Jungkook mendongak, mengendalikan air matanya yang tiba-tiba saja menggenang. Dia lalu masuk ke dalam mobilnya dan memeluk setir mobilnya sebelum akhirnya menangis. Meskipun informasi soal Tzuyu masih belum diketahui, dia tetap saja cemas jika Tzuyu tak akan kembali lagi.
"Kenapa harus aku, Tuhan? kenapa?" Jungkook tak bisa mengendalikan dirinya lagi. Dia bahkan memukul setir mobilnya beberapa kali untuk meluapkan semua perasaan yang saat ini memenuhi dirinya. Satu hal yang saat ini ada dalam pikirannya adalah 'apa waktu bisa diputar kembali?' dia hanya ingin kembali pada saat dia terpaksa menghadiri meeting padahal seharusnya dia menjemput Tzuyu di rumah orang tuanya.
Hari ini aku harus mencarinya.
Jungkook menghapus air matanya lalu mulai mengemudikan mobilnya. Dia harus ikut mencari keberadaan Tzuyu bersama Jaehyun dan juga beberapa polisi yang sudah berada di sana sejak kemarin.
*
*
*Jungkook hanya menatap kosong sungai yang sudah melahap Tzuyu kemarin. Dia tahu, Tzuyu melakukannya karena membantu seseorang. Tapi kenapa sungai itu malah membuat Tzuyu hilang?
"Kookie?" Jungkook langsung saja menoleh. "Aku yakin Tzuyu pasti baik-baik saja."
"Aku juga yakin. Hanya saja, kemungkinan itu lebih kecil dibanding kemungkinan buruk lainnya."
Jungkook menghela napasnya kala lonjakan kesedihan mulai memenuhi dirinya lagi. Dia meremat lututnya sendiri untuk berusaha menahan tangisan yang mendesak dirinya sejak tadi.
Jaehyun beranjak. "Aku akan ikut menyusuri sungai ini. Jika kau ingin pulang, kau bisa melakukannya."
"Tidak, aku akan ikut menyusurinya juga. Aku harus menemukan istriku."
Jaehyun tersenyum dengan perilaku Jungkook saat ini. Dia yang awalnya rentan sekali terpuruk, kini berusaha untuk terlihat sedikit tegar. Jaehyun yakin perubahan Jungkook itu pasti pengaruh dari Tzuyu. Pasalnya, sejak awal Tzuyu merupakan wanita tangguh yang pasti membuat pola pikir Jungkook dalam menghadapi suatu masalah berubah.
Jungkook menyeka keringatnya saat terik matahari mulai menyorot tubuhnya. Dia sungguh tak tahan, tapi demi Tzuyu, dia akan melakukan apapun.
Tzuyu, aku harap kau baik-baik saja.
*
*
*Jungkook sudah merasa putus asa sekarang. Pasalnya, hingga hari mulai gelap pun Tzuyu masih belum ditemukan. Bahkan tak ada tanda-tanda apapun soal keberadaan Tzuyu di sekitaran sungai.
"Kookie, aku sudah mengantar Ahn ke rumah nyonya Jeon," lapor Jaehyun yang kemudian membukakan botol air mineral sebelum akhirnya memberikannya pada Jungkook yang kini tengah duduk di tepian sungai bersama beberapa polisi di sana. "Apa masih belum ada informasi apapun?"
"Mereka hanya mengatakan jika kemungkinan Tzuyu terbawa hanyut ke arah sana," jelas Jungkook sambil menunjuk. "Tapi aku juga yakin jjka tak mungkin Tzuyu ada di sini."
"Kookie, berjanjilah padaku jika sesuatu yang buruk terjadi, kau tidak boleh seperti sebelumnya."
Jungkook terdiam. Pernyataan Jaehyun seolah mematahkan harapannya soal Tzuyu yang masih bisa ditemukan.
"Saat ini ada Ahn dan juga Jihoon. Mereka pasti akan sangat membutuhkanmu," jelas Jaehyun yang membuat Jungkook langsung saja mengangguk.
"Aku tahu dan aku akan berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Setidaknya di hadapan Ahn dan juga Jihoon."
*
*
*Satu minggu telah berlalu namun kabar mengenai Tzuyu masih abu-abu. Bahkan hal ini berimbas pada senyuman dan kebahagiaan Jungkook yang kian hari kian memudar. Pria itu lebih sering murung dan tak banyak bicara. Tak jarang Ahn juga melihat bantal Jungkook yang basah saat pagi hari. Namun Jungkook cukup cerdas dengan mengatakan bantalnya basah karena AC kamarnya yang bocor.
"Appa tidak makan?" tanya Ahn yang membuat ayahnya langsung mematikan keran lalu berbalik. "Bagaimana jika appa sakit?"
Jungkook tersenyum kemudian merendahkan tubuhnya. Dia mengusap pucuk kepala Ahn dan sungguh tak bisa mengendalikan tangisannya lagi. Andai Ahn tahu soal kabar ibunya yang sebenarnya, Jungkook yakin Ahn pasti marah padanya karena telah berbohong.
"Kenapa appa menangis?"
Jungkook terkekeh lalu mengusap air matanya. "Appa hanya terharu karena kau memperhatikan appa. Cepatlah bersiap, uncle Jaehyun yang akan segera kemari."
Jungkook cukup bersyukur karena pada kondisinya saat ini, masih ada hal yang membuatnya kembali bersemangat. Jika sebelumnya dia hanya akan menangis semalaman sambil memeluk potret Jieun. Maka kali ini Jungkook bisa tetap tertidur dengan memeluk putranya itu.
"Jihoonie, kau harus mandi sekarang."
Jungkook langsung menggendong Jihoon setelah dia selesai mencuci piring. Dia baru sadar jika pekerjaan rumah justru lebih sulit dibandingkan pekerjaannya di kantor. Dia menyesal karena sebelumnya dia membiarkan Tzuyu tetap bekerja meskipun berada di rumah.
Jihoon sepertinya paham soal kesedihan ayahnya. Dia terus memukul-mukul air sambil tertawa menggemaskan agar Jungkook mau tersenyum.
"Aigo, kau bahagia?"
Sampai kapan aku harus memaksa diriku untuk tetap tersenyum?
Setelah selesai memandikan Jihoon, kali ini Jungkook meletakan Jihoon di atas ranjangnya. Dia seolah meminta Jihoon untuk tetap diam di sana, namun putra kecilnya itu malah menggumam sambil menggigiti jarinya sendiri.
"Kau begitu menggemaskan, appa harus mengambil bajumu dulu dan kau tidak boleh kemanapun atau kau akan jatuh."
Jungkook segera beranjak, namun baru saja melangkah menuju lemari Jihoon, dia sudah kembali menghampiri Jihoon yang mulai tengkurap. Sepertinya meninggalkan Jihoon bukanlah hal yang bagus.
"Sepertinya kau harus ikut appa."
Jungkook dengan terpaksa menggendong Jihoon kemudian memilih baju yang akan Jihoon kenakan. Sesekali dia juga tertawa karena Jihoon bermain-main dengan handuk yang menutupi kepala dan tubuhnya.
"Baiklah, kau pakai baju ini saja ya," jelas Jungkook yang justru membuat Jihoon memilih baju lain. "Ah kau ingin yang ini? baiklah."
Jungkook kembali menggendong Jihoon dan meletakan Jihoon di atas ranjang. Namun sepertinya saat ini Jihoon sedang ingin bermain-main. Bahkan dia membuat Jungkook kesulitan untuk memakaikan baju.
Jihoonie, kau sedang menghibur appa? gomawo. Kau memang anak yang sangat baik. Maaf karena appa terus saja menangis dan tidak ingin tersenyum. Tapi appa janji, untukmu dan Ahn, appa akan tersenyum. Berdo'alah agar ibumu cepat ditemukan.
TBC🖤
20 Jul 2020
Mau double up?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Mom!!✅
Fiksi Penggemar[Sequel Hello Dad!!] Tzuyu selalu percaya jika scenario yang Tuhan berikan padanya benar-benar luar biasa. Tapi dia tak pernah menyangka sebuah mimpi buruk harus menghinggapi kisah hidupnya hingga membuatnya harus kehilangan segalanya termasuk kelua...