Jungkook terus termenung meskipun perkerjaannya saat ini benar-benar menumpuk. Satu pikiran membuatnya tak berselera melakukan apapun.
"Jangan katakan soal ibunya Ahn lagi. Kemarin dia bersedih dan menanyakan soal ibunya padaku."
Kata-kata Jaehyun itu seolah terperangkat dalam ingatannya. Seolah radio rusak, kalimat itu terus saja terdengar berulang-ulang.
"Ahn-ah, bukan saatnya kau tahu yang sebenarnya. Lagipula Tzuyu ibumu dan dia tak akan pernah kehilangan posisi itu dalam hidupmu," gumam Jungkook dengan mata yang memanas sebab air matanya mulai menggenang.
Kilasan memori pahit soal bagaimana sulitnya dia saat memperebutkan hak asuh Ahn benar-benar masih melukai relung hatinya. Bahkan setelah bertahun-tahun dia baru bertemu dengan putranya itu.
Dia merasa iri karena Tzuyu selalu ada di saat Ahn membuka matanya hingga kembali menutuo matanya. Apa itu masih kurang untuk menyebut Tzuyu sebagai ibunya?
Jungkook jadi menyesal karena terus menggunakan nama Ahn untuk membujuk Tzuyu. Tapi mau bagaimana lagi? cepat atau lambat, Ahn pasti tahu kebenaran yang selama ini sengaja mereka tutupi.
Bisakah Jungkook meminta untuk memutar waktu? dia ingin Tzuyu saja yang benar-benar menjadi ibunya Ahn.
Soal garis takdir memang tak pernah ada yang tahu. Manusia hanya bisa berekspektasi karena sisanya, tetaplah Tuhan yang menentukan akhir dari skenario tersebut.
Atensi Jungkook beralih pada potret manis antara dirinya, Tzuyu, dan juga Ahn. Selama ini foto tersebut memang selalu menemani Jungkook. Terlebih karena itu merupakan foto pertama dirinya setelah bertemu dengan Ahn dan Tzuyu.
Ahn-ah, kau beruntung karena Tzuyu tetap menjadi ibumu meski dia tak melahirkanmu.
Getar ponselnya membuat lamunan Jungkook terhenti. Dia lantas mengangkat telpon tersebut lalu tersenyum.
"Oppa, kenapa tidak mengajakku?"
"Maaf, Tzuyu. Kau tidak boleh pergi kemanapun."
"Aku bosan, oppa, setidaknya ajak aku jalan-jalan."
Jungkook melirik jam dinding yang ada di ruangannya. "Baiklah, aku akan menjemputmu."
"Jinjja?"
"Dating. Jangan ajak Jihoon ataupun Ahn kali ini."
Menghabiskan waktu bersama Tzuyu memang satu-satunya cara saat beban pikirannya sedang menumpuk. Dengan begitu, dia yakin hatinya akan kembali tenang.
Di lain tempat Tzuyu memasang wajah menyesalnya. Padahal dia hanya bercanda saja tadi. Dia hanya ingin tahu bagaimana reaksi Jungkook jika dirinya mulai merengek.
Dia tahu Jungkook pasti akan mengabulkan apapun yang dia inginkan. Masalahnya dia mulai malas hanya untuk beranjak dari tempat tidurnya. Bahkan meski sudah siang, Tzuyu masih nyaman mengenakan piyama birunya.
"Kenapa kau seperti menyesal?" tanya Yiren yang mengantar makanan ke kamar Tzuyu. Dia tak tega membiarkan Tzuyu diam di kamar karena dia tak turun untuk sarapan.
"Aku pikir Kookie oppa akan menolak ajakanku. Ternyata dia malah ingin menjemputku."
"Bukankah itu bagus? itu artinya suamimu benar-benar perhatian padamu," ujar Yiren yang kini duduk di tepi ranjang Tzuyu.
"Tapi, eonni, aku malas untuk turun dari ranjang dan Kookie oppa mengajakku untuk pergi keluar," keluh Tzuyu. "Eonni, apa yang harus ku lakukan?"
*
*
*Jungkook hanya memasang wajah kesalnya sambil terus melirik jam yang melingkar pada tangan kirinya. Ini sudah satu jam semenjak dia sampai ke rumah tapi Tzuyu masih belum bersiap.
"Tzuyu, pakai yang mana saja," saran Jungkook saat Tzuyu hanya berdiri di depan lemari selama hampir seperempat jam.
"Tidak bisa."
Jungkook merotasi bola matanya. Jangan lupakan soal helaan napasnya yang sudah menandakan jika dia benar-benar kesal pada Tzuyu. "Ini saja, ini sangat cocok untukmu."
Tzuyu akhirnya mengangguk, membuat Jungkook langsung saja tersenyum. "Cepat pakai bajumu. Aku akan menunggu di bawah."
Tzuyu mencebikan bibirnya. "Aku rasa tidak cocok."
"Kalau begitu bagaimana dengan yang ini?" tanya Jungkook sambil menunjukan baju lainnya.
Yiren dan nyonya Jeon ternyata sudah memperhatikan mereka sejak tadi. Sesekali mereka terkekeh tanpa suara karena wajah Jungkook yang sungguh menggambarkan jika dia menahan amarahnya yang mungkin sudah berontak ingin diluapkan.
"Bukankah sebelumnya Tzuyu tak sampai seperti ini?" tanya nyonya Jeon yang membuat Yiren menggeleng.
"Bahkan sebelumnya lebih parah, eomma. Ingat saat kita harus melakukan kemah dadakan karena Tzuyu ingin ikut kemahnya Ahn?"
Nyonya Jeon mengingat-ngingat hingga akhirnya ingatan itu muncul di pikirannya. "Ah iya, mungkin ini adalah karmanya Kookie."
"Karma?"
"Sebelumnya dia membuat putranya terpisah darinya dan hidup bersama orang asing. Lalu selanjutnya dia menjadi penyebab utama Tzuyu kehilangan bayinya," ujar nyonya Jeon yang membuat Yiren menutup mulutnya--tak percaya dengan teori yang dibuat oleh sang mertua. "Itulah kenapa dia sering kerepotan karena kehamilan Tzuyu."
"Aku rasa iya."
*
*
*Duduk di tepi sungai Han sambil ditemani ramyeon panas memanglah hal paling nikmat untuk Jungkook. Terlebih karena saat ini Tzuyu juga menemaninya.
"Tzuyu-ya?" panggilan itu membuat Tzuyu menoleh. "Aku masih bingung soal apa yang perlu ku lakukan."
"Soal?"
"Ahn." Tzuyu sedikit tersentak ketika mendengar nama putra pertamanya itu. "Jaehyun bilang Ahn bertanya padanya soal siapa ibunya."
Pernyataan Jungkook seketika membuat Tzuyu meneteskan air matanya. Dia sebenarnya tak mengerti kenapa air matanya tiba-tiba saja menetes tanpa peringatan.
"Aku belum mengatakan apapun padanya, jangan menangis," bujuk Jungkook sambil menghapus air mata Tzuyu.
"Bagaimana jika Ahn ingin tinggal bersama Jieun eonni jika dia tahu yang sebenarnya? aku tak ingin itu terjadi," ujar Tzuyu yang membuat Jungkook mengangguk.
"Aku juga tak ingin itu terjadi, Tzuyu. Itulah kenapa aku butuh bantuan darimu."
"Untuk?"
Sebenarnya Jungkook sudah memikirkan cara agar Ahn tak kembali berpikir jika Tzuyu bukanlah ibunya. Dia yakin rencana ini pasti akan membuat Ahn semakin menyayangi Tzuyu.
"Kau punya foto dan video Ahn saat dia masih sangat kecil? sebentar lagi dia berulang tahun dan aku yakin itu akan kembali meyakinkan Ahn."
Tzuyu tahu tak seharusnya dia bersikap egois seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi? dia sudah terlanjur menyayangi Ahn seperti putranya sendiri. Dia tak ingin jika Ahn pergi bersama Jieun nantinya.
"Apa Ahn tak akan kemana-mana?" tanya Tzuyu yang membuat Jungkook mengangguk yakin.
"Aku tahu menyembunyikan sebuah kebenaran bukanlah hal yang benar. Aku yakin semakin dewasa Ahn, dia perlahan akan tahu soal kebenaran yang kita tutupi saat ini. Tapi untuk saat ini menyembunyikannya adalah hal yang paling terbaik. Menjelaskan semuanya hanya akan membuat Ahn bingung dan bisa saja dia membencimu. Aku tak sanggup jika melihat hal itu."
Tzuyu hanya tersenyum miris, menatap tenangnya air sungai sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Sebesar apapun hal yang dia lakukan, dia tak akan pernah bisa merubah fakta jika dia bukanlah wanita yang melahirkan Ahn. Dia hanya seorang wanita beruntung yang bisa merawat Ahn dengan sepenuh hatinya.
Apa aku perlu menjelaskannya secara perlahan pada Ahn? aku hanya takut jika suatu saat nanti Ahn membenciku.
TBC🖤
20 Aug 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Mom!!✅
Fanfic[Sequel Hello Dad!!] Tzuyu selalu percaya jika scenario yang Tuhan berikan padanya benar-benar luar biasa. Tapi dia tak pernah menyangka sebuah mimpi buruk harus menghinggapi kisah hidupnya hingga membuatnya harus kehilangan segalanya termasuk kelua...