Leave your vote and comments if you like this part :3
Happy Reading!
***
NY University. Manhattan, New York. 12.00 AMAlessa sedang berkutat dengan tumpukan buku di atas meja persegi ketika dua orang datang dari belakang mengejutkannya.
"Ugh!" pekik Alessa kemudian membekap mulut saat penjaga perpustakaan menatapnya tajam di pojok ruangan.
Ia beralih menatap dua manusia berbeda jenis kelamin yang kini duduk di depannya tajam. Mereka menyengir lebar, sebelum menunduk kala wanita gendut berkacamata tanpa frame di pojok perpustakaan berdehem keras.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" bisiknya, mencondongkan tubuh ke depan. Mata abunya masih setajam pisau. "Kalian tahu, 'kan, Nyonya Pumpkin sangat galak?"
Nyonya Pumpkin adalah sebutan khusus ketiganya untuk wanita yang tidak berhenti melirik mereka ganas. Meski tangan wanita itu sibuk membolak balikkan buku, radar kewaspadaannya tidak pernah pudar mengawasi ruangan seluas 39 ribu meter ini.
"Santai sedikit, Alessa, ia tidak akan memakan kita," kilah Clarissa---gadis sepantaran Alessa yang menjadi temannya sejak berkuliah di NY University---mengibaskan tangan. Sedangkan laki-laki berambut cokelat di samping Clarissa hanya mengulas senyum tipis. "Seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau kuat sekali membaca buku-buku tebal ini?"
Gadis berkucir kuda itu mengangkat dua novel berjudul Don Quixote dan A Tale of Two Cities yang langsung direbut Alessa dan dimasukkan ke dalam tas.
"Kau berlebihan. Tebalnya saja hanya sekitar empat sampai lima ratusan halaman."
Clarissa berdecak lalu memutar bola mata malas.
"Kenapa kalian mencariku ke mari?" tanya Alessa kemudian. Barang-barangnya sudah dibereskan ke dalam tas. Perempuan itu menumpuk kedua tangan di atas meja.
"Ah iya! Aku mendapat undangan party di salah satu night club. Wanna join us, Alessa? Kujamin aman dari pria hidung belang."
Undangan bercorak hitam-putih disodorkan padanya. Alessa hanya menurunkan pandangan tanpa berniat menyentuh.
"Maxime benar-benar ikut?" tanya Alessa menatap satu-satunya laki-laki di antara mereka.
"Ya!" Clarissa justru menyahut. Ia tampak paling bersemangat di sini. "Ayolah, Alessa, tidak ada salahnya bersenang-senang sebentar saja. Hitung-hitung mencari teman dating," lanjutnya, menaikturunkan alis.
Alessa mengetuk-ketukkan jemari, menimang-nimang sebentar sebelum mengangguk.
"Okay. Hanya untuk malam ini. But, no drunk, no drugs, and---"
"No sex," potong Clarissa, memutar bola mata malas. "C'mon, kau sudah 28 tahun dan kau tinggal di New York, Alessa. Apa salahnya mencoba sesekali?"
"Jangan paksa Alessa jika ia tidak mau, Riss. Ia ingin fokus belajar di sini, jangan kau racuni." Maxime tiba-tiba bersuara. Lelaki itu memegang kepala Clarissa dan tersenyum ke arah Alessa. Ia baru menjauhkan tangannya saat Clarissa memukul. "Kau bebas ikut atau tidak. Tapi bila memang ingin ikut, aku tidak keberatan menjemputmu malam ini."
Alessa membalas senyumnya lalu mengambil undangan. Ia rasa tidak masalah mengikuti pesta sesekali. Mungkin ucapan Clarissa ada benarnya, sudah waktunya ia mencari teman berkencan.
"Aku ikut."
Clarissa hampir saja berseru kegirangan jika Maxime tidak segera membekap mulutnya. Alessa ikut melotot, sebelum mereka cekikikan sembari melirik Nyonya Pumpkin.
![](https://img.wattpad.com/cover/229367764-288-k899440.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING Over the LIMITS [COMPLETED]
Romance#2 The Eagle Five Series | Bisa dibaca terpisah _____________________________________ Alexander adalah pria menawan dengan sejuta pesona dan senyuman. Kehadiran Alessa membuat hidupnya terasa sempurna, meski masih ada sedikit perasaan kosong di hati...