Part 33

1.7K 172 20
                                    

Leave your vote and comments if you like this part :3

Happy reading!

*

*

*
Playlist : Run to You -- Lea Michele

*****

Alexander's penthouse. Manhattan, New York City. 10.00 AM.

Dua minggu setelah menjalani perawatan, akhirnya Alex dapat merasakan kembali udara bebas. Pria itu turun dari supercar merah metalik miliknya seraya menenteng lima buah paper bag yang masing-masing berisi buah tangan khas Madrid, menuju lift yang akan mengantarkannya ke penthouse. Semua oleh-oleh di tangannya itu nanti akan diberikan kepada Alessa serta Louis sebagai penguat alibi jika ia ke Madrid untuk tujuan bekerja, bukan hal lain.

Lift berdenting sampai di tempat tujuan. Alex keluar dan hendak mengeluarkan siulan ketika matanya menangkap keberadaan Alessa di dapur. Senyum tipis terutas. Alex melangkah tanpa suara mendekati wanitanya.

Seruan terkejut meluncur dari bibir merah muda Alessa saat merasakan tangan melingkari perutnya tiba-tiba. Wanita itu refleks mengambil sendok dan memukul lengan di perutnya.

"Berengsek! Lepaskan ak---"

Kalimatnya langsung berhenti begitu Alex membekap mulut dan membalikkan tubuhnya. Pria itu mengulas senyum tak berdosa saat mereka saling bertatapan. Namun, sedetik kemudian senyum pria itu berubah menjadi ringisan kala Alessa menendang selangkangannya, disusul pukulan-pukulan di punggung dan kepala, sampai paper bag di tangannya jatuh berhamburan.

"Bagus sekali, setelah menghilang berhari-hari kau muncul tanpa dosa sekarang!" seru Alessa masih terus melayangkan pukulan, sedikit pun tak mengindahkan Alex yang mengaduh sesekali meminta ampun. "Ke mana saja kau, hah?! Bersenang-senang atau justru mencari wanita baru, iya?!"

"Ampun, Alessa! Cukup!"

Alex sampai harus berlarian untuk menghindari pukulan membabi buta wanita itu. Alessa mengentakkan kaki kesal. Wajahnya merah padam dengan napas memburu, serta tatapan menusuk.

"Seharusnya kau tidak usah pulang sekalian!" teriaknya berapi-api, lantas meraih tas di kursi bar. Wanita itu berlalu meninggalkan Alex yang masih membungkuk---menahan sakit---setelah sempat menendang tulang keringnya.

"Alessa!"

Wanita yang dipanggil hanya menatapnya sinis, sebelum masuk ke dalam lift dan menghilang seiring pintu lift tertutup. Alex hanya mampu meringis, sesekali mengumpat. Sialan. Ia pikir Alessa akan menyambutnya penuh tangis haru dan pelukan hangat. Tapi, ternyata yang terjadi justru sebaliknya.

Selama lebih dari sepuluh menit ia berada di posisi sama. Alex kemudian berjalan tertatih-tatih dan duduk di undakan tangga. Tangannya merogoh ponsel di saku celana, mencari nomor tangan kanannya lantas meneleponnya.

"Iya, Sir?"

Ia berdehem. "Jemput aku di parkiran depan," balasnya, lalu mengakhiri panggilan setelah Jorge menyanggupi.

Alex bangkit, mengepalkan tangan kuat. Pria itu bertekat akan membuat Alessa geram---sebagai bentuk pembalasan---saat pulang nanti.

***

CHASING Over the LIMITS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang