Part 36

1.8K 176 74
                                    

Leave your vote and comments if you like this part :3

Tandai typo plis :)

Happy reading!

*

*

*
Playlist : Control -- Halsey


****

Chicago, Illinois. Amerika Serikat.

Alessa tidak tahu sudah berapa lama ia tidak sadarkan diri dalam posisi tak mengenakkan seperti ini. Kepalanya berat, teramat sakit, pandangannya pun memburam. Juga, Alessa merasa tubuhnya bak habis dipukuli masa. Namun, lebih dari itu semua, sekarang ia merasa sekujur badannya kaku. Tidak bisa digerakkan.

Meski begitu, Alessa tetap mencoba mendongak. Memicingkan netra. Dan saat hendak menggerakkan kaki, indra pendengarannya justru menangkap bunyi gemerincing rantai. Detik itu juga ia seperti disadarkan. Matanya membeliak. Ia berdiri dalam posisi terikat. Kedua tangannya membentang, terikat di dinding. Tungkainya merapat, terbelit rantai yang digembok. Alessa meringis pelan ketika menggerakkan kaki, rantai di bawah sana justru terasa semakin mencengkram pergelangannya. Bahkan, saat ia memberontak---menarik-narik tangannya---benda yang digunakan mengikat tangannya terasa menyetrum pelan, tapi tetap memberikan efek mengejutkan seluruh saraf tubuhnya.

Ketakutan mulai menghantui. Ia tak kuasa menahan tangis. Kepalanya terkulai ke bawah. Alessa terisak, membiarkan surai pirangnya menutupi wajah. Satu hal yang Alessa yakini, di luar sana adalah hamparan laut---hal itu ia simpulkan karena sejak tadi mendengar debur ombak, tempat yang wanita itu pijak juga sesekali bergoyang lembut. Ruangan yang ia tempati pun terlihat mewah, seperti ... yacht?

Ia tak tahu pasti. Pikirannya sibuk mencerna hal yang sedang terjadi. Mengapa ia di sini? Apa tujuan Liora menjebak dan menculiknya seperti ini? Mungkinkah perempuan itu geram karena tak kunjung mendapat kesempatan bersama Alex? Atau justru ada hal lain?

Wanita itu mempertahakan posisi hingga beberapa waktu, dengan bulir air mata terus berjatuhan. Tubuhnya bergetar---faktor menangis sekaligus ketakutan. Sampai tiba-tiba dirinya merasakan keberadaan orang lain di dalan ruangan itu, kepalanya secara otomatis terangkat.

Di depannya, seorang gadis berdiri membelakangi, menghadap sebuah lukisan abstrak seraya memasukkan tangan ke dalam saku baju. Tubuhnya ramping, tinggi semampai. Alessa merasa tak asing dengan punggung yang tertutup rambut cokelat keriting, serta kulit seputih porselen itu. Bahkan, dari jarak---kurang lebih---empat meter, hidungnya mampu menghidu aroma parfum mahal, Issey Miyake L'Eau D'Issey. Dan satu-satunya orang yang diketahuinya menggunakan parfum itu adalah ....

"Are you feeling better now?" Gadis itu menelengkan kepala ke belakang, sebelum berbalik dan menatapnya penuh.

Alessa luar biasa terkejut melihat gadis yang selama ini tampak polos, lemah lembut, serta paling dapat ia andalkan dalam pekerjaan, kini berdiri angkuh. Tersenyum miring.

"M-Megan?" Suaranya tercekat. Alessa bagai kehilangan kemampuan bernapas dan berkedip. "Kau---"

"Yes, I'm." Megan mendekat, masih dengan ulasan miring di wajah. Kemudian, tangan kanannya terangkat, memegang rahang Alessa. "I'm Megan. Why do you look so scared?"

CHASING Over the LIMITS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang