Part 25

1.8K 167 20
                                    

Leave your vote and comments if you like this part :3

*

*

*
Playlist : Loyal Brave True -- Christina Aguilera

*****

Williams Group's Skyscraper Building. Manhattan, New York City.

"Sudah sampai di mana?" Alex keluar dari lift dengan ponsel menempel di telinga. Sejurus kemudian, ia berjalan menuju sofa di dekat meja resepsionis dan duduk di sana.

Terdengar suara gemerusuk di seberang panggilan. Alex masih menunggu Alessa menyahut.

"Tunggu di dalam. Aku baru sampai di depan pintu lobi."

Alex menjawab gumaman, lalu memutus panggilan. Hari ini kantornya sudah kembali beroperasi, dan ia sengaja meminta Alessa mengantar berkas yang terlupakan di ruang kerjanya.

Hitung-hitung menyuruh wanita itu menemaninya sampai pulang kantor, begitu pikir Alex, karena merasa suntuk berkutat dengan pekerjaan yang menumpuk meski baru saja kembali bekerja. Dan lagi, ia merasa lelah mendapati Liora tak gentar mencari perhatian dengan berbagai cara. Seperti tidak punya rasa jera.

Kurang dari lima menit, matanya menangkap keberadaan wanita dalam balutan mantel cokelat tua sedang mengedarkan pandangan di depan pintu masuk. Alex berdiri, lantas melambaikan tangan dan berseru, "I'm here, Sweety!"

Banyak pasang mata menoleh ke arahnya. Namun, Alex tidak peduli. Pria itu justru tersenyum geli menyambut kedatangan Alessa yang menatapnya tajam.

"Apa-apaan kau ini, Alex? Kau tidak malu dilihat banyak orang---"

"Thank you for coming, Sayang." Pria itu maju selangkah dan mencuri kecupan dari bibir merah muda Alessa. Satu tangannya lantas bertengger di pinggan Alessa dan membimbingnya menuju lift. Sudut bibir Alex belum turun. Sebelah tangannya yang menganggur merebut map yang dibawa wanita itu. "Kau tidak membawakan aku makan siang?" tanyanya ketika sudah memasuki lift.

"Memang kau meminta?"

Ia mendengkus. Alessa sama sekali tidak peka. "Harusnya kau punya inisiatif. Apalagi ini hari pertamaku kerja lagi. Omong-omong, kau tidak merindukanku?"

Wanita di sisinya terlihat memutar bola mata, berdecak. Sepersekian detik, tangannya dijauhkan. "Aku seperti menjalin hubungan dengan pria jadi-jadian. Semua serba berlebihan," gerutunya pelan, tetapi masih didengar Alex.

Pria itu hanya menggeleng-geleng pelan sambil menyeringai. Tak berniat membalas. Sampai di lantai tertinggi gedung perusahaannya, mereka keluar lift beriringan. Tangan Alex masih berada di pinggang Alessa dan semakin menarik wanita itu agar menempel padanya.

"Aku kesulitan berjalan, bodoh!"

Alex tidak terpengaruh. "Diam saja. Ini adalah bentuk perhatianku supaya kau tidak jatuh. Dan lagi, aku tidak suka orang-orang memandangmu aneh, walau aku tahu kau memang pantas disebut alien aneh yang tersesat. Kurang baik bagaimana aku ini?" Kali ini ia memutar kepala, menatap Alessa seraya menaik-turunkan alis, menggoda.

CHASING Over the LIMITS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang