Part 26

1.7K 163 23
                                    

Leave your vote and comments if you like this part  :3

Happy reading!

*

*

*
Playlist:  Call  you mine -- Bebe Rexha ft. The Chainsmokers

****


Classic Cafe. Manhatan. New York City. 10.00 AM.

Memasuki pertengahan bulan Maret, kristal es mulai mencair, pohon-pohon perlahan bersemi, udara berembus terasa lebih hangat. Alessa menyatukan surai pirangnya, kemudian mengikatnya sedikit tinggi. Ia membersihkan sisa-sisa tepung di dress berbahan ringan yang melekat di tubuhnya, sebelum beranjak keluar dari dapur kafe. Melewati meja-meja yang dipenuhi pengunjung, hingga di depan pintu masuk untuk melihat keberadaan bocah tiga tahun yang tadi merengek ingin bermain sepatu roda.

Alessa mengembuskan napas lega begitu melihat Louis tampak baik-baik saja dan tengah asik meluncur di sekitaran kafenya, sambil sesekali menyapa riang orang-orang yang berlalu lalang dari balik pintu kaca. Begitu ramah, persis seperti Alex. Tiga tahun diurus Alex, agaknya Louis meniru beberapa kebiasaan pria itu. Untung saja sifat Dafne tidak menurun serta.

Lama mengamati, ia memutuskan keluar dan menghampiri anak itu.

"Mummy!" seru Louis saat melihat batang hidungnya. Sejurus kemudian bocah berambut cokelat dengan mata abu-abu gelap besar itu berjalan mendekati ibu sambungnya. "Wanna join me, Mum?"

Melihat Alessa menggeleng pelan, Louis sontak membekap mulut. Seperti tersadar sesuatu. "Ups ... Louis lupa jika Mum tidak bisa bermain sepatu roda."

Anak itu tertawa mengejek. Terkesan lucu. Sampai Alessa merasa gemas. Namun, wanita itu pura-pura melotot marah sembari bertolak pinggang. "Louis berkata apa barusan?" tanyanya bernada rendah, lalu beringsut maju layaknya monster hendak memangsa. "Berani kau, ya, mengejek Mummy? Dasar anak nakal ...."

"Ke mari kau anak nakal."

Gerakan menangkapnya tak terbaca. Louis bertawa kegelian sembari berusaha lepas dari dekapan Alessa yang sedang menggelitik perutnya.

"Lepas, Mummy. Lepaskan!" teriaknya mengundang banyak pasang mata menoleh. Ada beberapa yang mencibir karena merasa terganggu, ada pula yang ikut tertawa kecil.

"Katakan ampun lebih dulu, baru Mum lepaskan."

"Baik! Ampun, Mum. Lepaskan Louis!"

Perempuan itu berhenti menggelitik tanpa melepaskan pelukan. Ia mencium pipi tembam Louis yang tampak memerah, mengamati mulut anak itu yang mirip seperti ikan terdampar, terengah-engah.

"Ayo masuk. Mum sudah membuatkanmu kue lava stroberi seperti yang kau minta tadi," ujar Alessa kemudian mengusap peluh di dahi Louis. Melihat anak itu mengangguk, ia berjongkok membatu melepas sepatu roda.

"Apa daddy nanti ke mari, Mum?"

"Nanti siang, Sayang. Saat jam makan siang." Ia menjawab tanpa mendongak. Setelah sepasang sepatu terlepas dari kaki Louis, ia mengangkat tubuhnya ke dalam gendongan. "Kenapa? Louis tidak betah bersama Mummy?" tanyanya kembali melayangkan kecupan kecil di pipinya.

CHASING Over the LIMITS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang